Lagu "Blue" oleh Yung Kai dalam versi Jepang ini menghadirkan nuansa melankolis dan nostalgia yang kuat. Liriknya berbicara tentang kerinduan terhadap seseorang yang telah pergi, namun kenangan dan perasaan tetap membekas dalam hati.
Pada Verse 1, sang penyanyi menggambarkan suasana di bawah langit yang memudar, mencari sosok yang dicinta. Janji yang pernah terucap di masa lalu masih tersimpan erat di dalam dada. Ini menciptakan gambaran awal tentang kehilangan dan rasa rindu yang mendalam.
Bagian Chorus menjadi inti emosional dari lagu ini. "Blue, di dunia yang diwarnai biru..." sebuah metafora yang kuat untuk menggambarkan kesedihan atau kerinduan yang meresapi segalanya. Suara sang kekasih seolah masih terdengar, meski ia tahu segalanya mungkin hanya ilusi belaka. Namun, perasaan yang ada takkan pernah pudar. Kata "Blue" di sini bisa diartikan sebagai kesedihan, kerinduan, atau bahkan keindahan yang melankolis.
Lirik berlanjut ke Verse 2, di mana cahaya kota yang remang-remang terlihat membiaskan bayangan kekasihnya. Hasrat untuk menyentuh sekali lagi membuatnya mengulurkan tangan, namun yang tersisa hanyalah kekosongan. Ini memperkuat perasaan kehilangan dan ketidakmampuan untuk kembali ke masa lalu.
Bagian Bridge mengungkapkan keyakinan sang penyanyi bahwa, meskipun waktu terus berjalan dan musim berganti, sosok kekasihnya akan tetap sama. Ada harapan dan keyakinan yang kuat bahwa kenangan itu abadi, meskipun realitas mungkin berkata lain. Keyakinan ini menjadi sumber kekuatan di tengah kesedihan.
Kembali ke Chorus, pengulangan ini menegaskan kembali sentimen utama lagu. Perasaan yang tak terhapuskan, terlepas dari kenyataan bahwa mungkin hanya tinggal kenangan. Bagian Outro kemudian menutup lagu dengan pengulangan kata "Blue...", menekankan bahwa setiap kali ia memikirkannya, langit pun seolah ikut menjadi biru, mencerminkan suasana hatinya. Lagu ini berhasil membangkitkan emosi yang kuat melalui pilihan kata yang puitis dan melodi yang menyentuh.