Kenapa Saat Bernapas Dada Terasa Sakit? Mengenali Penyebabnya
Merasa nyeri saat menarik napas dalam, atau dada terasa sesak dan tidak nyaman, adalah pengalaman yang cukup umum dan bisa sangat mengkhawatirkan. Meskipun seringkali bukan pertanda kondisi yang mengancam jiwa, nyeri dada saat bernapas tidak boleh diabaikan. Penting untuk memahami berbagai kemungkinan penyebabnya agar Anda dapat mengambil langkah yang tepat.
Penyebab Nyeri Dada Saat Bernapas yang Umum
Nyeri dada yang dirasakan saat bernapas bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari masalah otot, tulang, hingga organ dalam. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum yang perlu diketahui:
1. Masalah Muskuloskeletal
Otot-otot di sekitar dada, tulang rusuk, dan tulang belakang bisa menjadi sumber nyeri. Beberapa kondisi yang termasuk dalam kategori ini antara lain:
Kostokondritis: Peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada (sternum). Nyeri kostokondritis biasanya terasa tajam, menusuk, dan bisa memburuk saat menarik napas dalam, batuk, atau menekan area yang nyeri.
Cedera Otot: Otot dada atau interkostal (otot di antara tulang rusuk) yang tegang atau cedera akibat aktivitas fisik berat, batuk berlebihan, atau benturan dapat menyebabkan nyeri yang terasa saat bergerak atau bernapas.
Fraktur Tulang Rusuk: Retak atau patah tulang rusuk, meskipun kecil, dapat menimbulkan nyeri yang signifikan saat bernapas, bergerak, atau batuk.
2. Masalah Pernapasan
Gangguan pada sistem pernapasan sendiri adalah penyebab umum nyeri dada terkait napas.
Pneumonia: Infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan. Nyeri dada, terutama saat menarik napas dalam atau batuk, adalah salah satu gejala umum pneumonia. Gejala lain meliputi demam, batuk berdahak, dan sesak napas.
Pleuritis (Pleurisy): Peradangan pada pleura, yaitu lapisan tipis yang melapisi paru-paru dan dinding dada. Pleuritis seringkali menyebabkan nyeri dada yang tajam dan menusuk, yang memburuk saat bernapas, batuk, atau bersin.
Asma: Meskipun gejala utamanya adalah sesak napas dan mengi, beberapa penderita asma dapat merasakan nyeri atau rasa sesak di dada saat serangan, terutama jika disertai dengan kesulitan bernapas dalam.
Emfisema atau PPOK: Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) dapat menyebabkan nyeri dada dan sesak napas kronis yang memburuk seiring waktu.
3. Gangguan Jantung
Ini adalah penyebab yang paling perlu diwaspadai karena berpotensi mengancam jiwa. Meskipun nyeri dada terkait jantung biasanya digambarkan sebagai rasa tertekan atau remasan, terkadang bisa juga terasa seperti nyeri tajam yang muncul saat bernapas, terutama jika ada kondisi lain yang menyertainya.
Serangan Jantung (Infark Miokard): Nyeri dada hebat yang bisa menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung. Meskipun tidak selalu berhubungan langsung dengan napas, kesulitan bernapas sering menyertainya.
Perikarditis: Peradangan pada perikardium, yaitu lapisan kantung yang mengelilingi jantung. Nyeri dada akibat perikarditis seringkali tajam dan memburuk saat menarik napas dalam, berbaring, atau batuk, namun bisa mereda saat membungkuk ke depan.
Angina: Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah jantung yang mengurangi aliran darah ke otot jantung. Nyeri biasanya terjadi saat aktivitas dan mereda saat istirahat, tetapi rasa tidak nyaman bisa muncul saat bernapas dalam jika kondisi semakin parah.
4. Masalah Saluran Pencernaan
Beberapa kondisi pada sistem pencernaan dapat meniru nyeri dada dan terkadang diperburuk oleh gerakan pernapasan.
Penyakit Asam Lambung (GERD): Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menyebabkan nyeri dada seperti terbakar (heartburn), yang terkadang bisa terasa dalam. Gerakan diafragma saat bernapas dapat memperburuk sensasi ini.
Spasme Kerongkongan: Kontraksi otot yang tidak normal pada kerongkongan dapat menyebabkan nyeri dada yang bisa disalahartikan sebagai masalah jantung.
5. Kondisi Lainnya
Serangan Panik atau Kecemasan: Kondisi psikologis seperti serangan panik dapat memicu gejala fisik yang intens, termasuk nyeri dada, sesak napas, dan sensasi seperti dada ditekan. Hiperventilasi (bernapas terlalu cepat dan dangkal) selama serangan panik juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan dada.
Emboli Paru: Gumpalan darah yang bergerak ke paru-paru. Ini adalah kondisi medis darurat yang menyebabkan nyeri dada tajam, sesak napas mendadak, batuk berdarah, dan detak jantung cepat.
Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
Meskipun banyak penyebab nyeri dada saat bernapas tidak berbahaya, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari pertolongan medis darurat (hubungi ambulans atau pergi ke unit gawat darurat terdekat). Segera cari pertolongan jika nyeri dada:
Sangat parah atau tiba-tiba.
Disertai sesak napas yang signifikan.
Disertai keringat dingin, mual, atau pusing.
Menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung.
Terjadi setelah cedera dada.
Disertai batuk berdarah.
Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin melakukan tes tambahan seperti EKG, rontgen dada, tes darah, atau CT scan untuk menentukan penyebab pasti nyeri dada Anda. Jangan pernah mendiagnosis diri sendiri ketika mengalami nyeri dada. Prioritaskan keselamatan Anda dan selalu konsultasikan dengan profesional medis.
Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis yang berkualifikasi untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.