Ilustrasi: Kombinasi gejala pusing dan rambut rontok.
Pernahkah Anda merasa kepala berdenyut tak henti-hentinya, disertai dengan penampakan helai-helai rambut yang semakin banyak tertinggal di sisir atau bantal? Keluhan ini, yaitu kepala sering pusing dan rambut rontok parah, sering kali menimbulkan kekhawatiran dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jangan abaikan gejala ini, karena bisa jadi merupakan sinyal dari tubuh Anda bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Kombinasi kedua gejala ini mungkin terasa acak, namun sebenarnya keduanya seringkali saling berkaitan dan dipicu oleh faktor-faktor yang sama. Memahami akar masalahnya adalah langkah awal yang krusial untuk menemukan solusi yang tepat.
Ada berbagai macam kondisi medis dan gaya hidup yang dapat memicu terjadinya pusing yang berulang dan kerontokan rambut yang signifikan. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling umum:
Stres adalah musuh utama kesehatan modern. Ketika tubuh mengalami stres kronis, ia melepaskan hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Peningkatan kortisol ini dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut, menyebabkan banyak folikel rambut masuk ke fase istirahat (telogen) secara prematur, yang berujung pada kerontokan yang berlebihan. Selain itu, ketegangan otot di leher dan kepala akibat stres juga bisa memicu rasa pusing.
Tubuh membutuhkan berbagai vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan rambut dan fungsi otak. Kekurangan nutrisi seperti zat besi (anemia), vitamin B12, vitamin D, seng, dan protein dapat melemahkan folikel rambut sehingga mudah rontok. Kekurangan zat besi, khususnya, juga menjadi penyebab umum anemia yang seringkali menimbulkan gejala pusing dan lemas.
Perubahan atau ketidakseimbangan hormon dapat berdampak besar pada tubuh. Pada wanita, kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), menopause, atau pasca melahirkan (telogen effluvium postpartum) seringkali menyebabkan kerontokan rambut dan terkadang disertai pusing. Pada pria, penipisan rambut (kebotakan pola pria) juga merupakan akibat dari perubahan hormonal.
Kelainan fungsi kelenjar tiroid, baik hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) maupun hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif), dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kelelahan, perubahan berat badan, serta kerontokan rambut dan terkadang sakit kepala atau pusing.
Beberapa penyakit autoimun seperti alopecia areata (kerontokan rambut berbentuk bulat), lupus, atau infeksi pada kulit kepala juga bisa menjadi penyebab. Selain itu, penyakit kronis yang memengaruhi sirkulasi darah atau menyebabkan peradangan dapat berdampak pada kesehatan kulit kepala dan rambut.
Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat kemoterapi, obat pengencer darah, obat tekanan darah tinggi, atau antidepresan, memiliki efek samping yang dapat menyebabkan kerontokan rambut dan terkadang pusing.
Siklus tidur yang terganggu atau kurang tidur yang kronis dapat memicu stres pada tubuh, memengaruhi keseimbangan hormon, dan mengurangi kemampuan tubuh untuk memperbaiki diri. Hal ini bisa berkontribusi pada rasa pusing dan melemahnya akar rambut.
Meskipun pusing ringan atau kerontokan rambut sesekali bisa normal, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes darah atau tes lain untuk menentukan penyebab pastinya. Diagnosis yang tepat adalah kunci untuk penanganan yang efektif. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional untuk mengembalikan kesehatan dan kepercayaan diri Anda.
Temukan Solusi Untuk Anda