Kepala pusing dan nyeri di bagian belakang merupakan keluhan yang sangat umum dialami banyak orang. Sensasi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan produktivitas, bahkan menimbulkan kecemasan. Ada beragam faktor yang bisa menjadi penyebabnya, mulai dari kebiasaan sederhana hingga kondisi medis yang lebih serius. Memahami kenapa kepala sering pusing dan sakit di bagian belakang adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat.
Sakit kepala di bagian belakang, yang sering disebut juga sebagai sakit kepala servikogenik, biasanya berasal dari leher dan otot-otot di sekitarnya. Namun, ada juga jenis sakit kepala lain yang gejalanya bisa menyerupai atau bahkan terjadi bersamaan dengan nyeri di bagian belakang. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling sering ditemui:
Ini adalah jenis sakit kepala yang paling umum. Ketegangan otot di leher, bahu, dan kulit kepala akibat stres, kecemasan, posisi duduk atau tidur yang buruk, atau kelelahan mata bisa memicu rasa sakit yang tumpul dan menekan, seringkali terasa di kedua sisi kepala, namun bisa juga dominan di bagian belakang.
Tidur yang tidak cukup atau terganggu dapat memicu berbagai jenis sakit kepala, termasuk yang berpusat di bagian belakang kepala. Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup untuk memperbaiki diri, dan kekurangan ini bisa bermanifestasi sebagai nyeri.
Ketika tubuh kekurangan cairan, volume darah bisa berkurang, yang kemudian dapat menyebabkan otak sedikit menyusut. Hal ini membuat otak menarik diri dari tulang tengkorak, memicu rasa sakit. Sakit kepala akibat dehidrasi seringkali terasa di seluruh kepala, namun bisa juga dirasakan lebih kuat di bagian belakang.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, sakit kepala servikogenik adalah penyebab utama nyeri di bagian belakang kepala. Ini bisa disebabkan oleh cedera leher, arthritis pada tulang belakang leher, atau postur tubuh yang buruk yang menekan saraf di area tersebut. Aktivitas seperti duduk terlalu lama di depan komputer dengan posisi kepala yang menunduk dapat memperburuk kondisi ini.
Terlalu lama menatap layar gadget atau komputer, membaca dalam cahaya redup, atau memiliki masalah penglihatan yang tidak dikoreksi (seperti rabun jauh atau silinder) dapat membuat mata bekerja ekstra keras. Kelelahan mata ini seringkali bermanifestasi sebagai sakit kepala yang terasa di dahi, samping, atau di bagian belakang kepala.
Pada kasus hipertensi yang tidak terkontrol atau krisis hipertensi, sakit kepala bisa menjadi salah satu gejalanya. Nyeri yang dirasakan seringkali berdenyut dan terasa di bagian belakang kepala. Penting untuk memantau tekanan darah jika Anda sering mengalami sakit kepala parah.
Meskipun migrain lebih sering dikaitkan dengan nyeri di satu sisi kepala, gejala migrain bisa bervariasi pada setiap individu. Beberapa orang mengalami migrain yang terasa di seluruh kepala, termasuk di bagian belakang, atau bahkan migrain yang dipicu oleh ketegangan leher.
Paradoksnya, kurangnya aktivitas fisik juga bisa berkontribusi pada sakit kepala. Olahraga teratur membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot. Sebaliknya, gaya hidup sedentari dapat menyebabkan otot-otot menegang dan memicu sakit kepala.
Infeksi atau peradangan pada sinus dapat menyebabkan tekanan di area wajah dan kepala. Rasa sakit ini bisa menjalar hingga ke bagian belakang kepala, terutama jika sinus di bagian belakang tengkorak yang terpengaruh.
Sebagian besar sakit kepala bersifat ringan dan bisa diatasi dengan istirahat, hidrasi, atau obat pereda nyeri yang dijual bebas. Namun, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai dan memerlukan perhatian medis segera:
Jika Anda sering mengalami pusing dan sakit kepala di bagian belakang, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes lebih lanjut untuk mengetahui akar penyebabnya dan memberikan penanganan yang paling efektif.