Kombinasi gejala kepala pusing dan nyeri di area leher belakang seringkali menjadi keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala ini bisa datang dan pergi, namun tak jarang juga bersifat kronis dan memburuk seiring waktu. Memahami akar penyebabnya adalah langkah pertama untuk menemukan solusi dan meredakan ketidaknyamanan.
Pusing, atau vertigo, adalah sensasi berputar, melayang, atau kehilangan keseimbangan. Sementara itu, nyeri leher belakang bisa terasa pegal, kaku, menjalar, hingga terasa seperti tertusuk. Ketika keduanya muncul bersamaan, kemungkinan besar ada kaitan erat antara kondisi otot, saraf, dan aliran darah di area kepala dan leher.
Ada berbagai faktor yang dapat memicu timbulnya gejala ini. Identifikasi pola dan kondisi yang menyertai sangat membantu dalam menentukan diagnosis yang tepat:
Ini adalah salah satu penyebab paling umum. Kebiasaan duduk terlalu lama di depan komputer dengan posisi membungkuk, menggunakan ponsel dalam waktu lama (sering disebut 'text neck'), atau bahkan cara tidur yang salah dapat memberikan tekanan berlebih pada otot-otot leher dan bahu. Ketegangan otot ini dapat membatasi aliran darah ke kepala, memicu sakit kepala tegang (tension headache) yang sering disertai rasa pusing.
Perubahan degeneratif pada tulang belakang leher, seperti osteoarthritis atau bulging disc (tonjolan bantalan tulang), dapat menekan saraf yang melintas di area tersebut. Penekanan saraf ini bisa menimbulkan nyeri yang menjalar hingga ke kepala dan menyebabkan sensasi pusing atau ketidakseimbangan.
Bagi sebagian penderita migrain, nyeri leher belakang bisa menjadi salah satu gejala prodromal (gejala awal) sebelum serangan migrain utama. Rasa pusing yang intens, seringkali disertai sensitivitas terhadap cahaya dan suara, adalah ciri khas migrain.
Stres emosional dan kecemasan dapat menyebabkan tubuh mengencangkan otot-otot leher dan bahu secara tidak sadar. Kondisi ini, yang dikenal sebagai sindrom nyeri myofasial, dapat memicu sakit kepala tegang dan rasa pusing yang berkelanjutan.
Penyempitan pembuluh darah di leher atau masalah pada aliran darah ke otak dapat menyebabkan gejala pusing dan rasa tidak nyaman di kepala. Kondisi seperti tekanan darah rendah atau tinggi yang tidak terkontrol juga bisa berperan.
Kualitas tidur yang buruk atau kekurangan cairan dalam tubuh adalah pemicu umum bagi sakit kepala dan pusing. Saat tubuh lelah atau dehidrasi, otot-otot bisa menjadi lebih tegang dan fungsi otak pun dapat terganggu sementara.
Riwayat cedera pada leher, seperti akibat kecelakaan kendaraan bermotor (whiplash), bahkan yang terjadi bertahun-tahun lalu, dapat menyebabkan nyeri kronis dan pusing yang terus berulang.
Beberapa kondisi yang memengaruhi telinga bagian dalam, seperti Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) atau labyrinthitis, secara langsung menyebabkan sensasi pusing berputar yang parah. Terkadang, nyeri di leher bisa muncul sebagai respons tubuh terhadap ketidaknyamanan telinga.
Jika gejala pusing dan nyeri leher belakang Anda sering terjadi, intensitasnya bertambah, atau disertai dengan gejala lain seperti:
Sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan kondisi medis yang lebih serius.
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, beberapa langkah umum yang bisa membantu meliputi:
Memahami berbagai kemungkinan penyebab kepala pusing dan nyeri leher belakang adalah langkah awal untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang efektif. Jangan abaikan gejala yang berulang, karena penanganan dini dapat mencegah kondisi bertambah parah dan mengembalikan kualitas hidup Anda.