I. Pengantar: Memahami Posisi Harga J.CO di Pasar Kuliner
J.CO Donuts & Coffee telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu merek makanan ringan yang paling ikonik dan mudah dikenali di Indonesia dan Asia Tenggara. Sejak kemunculannya, J.CO tidak hanya menjual donat; mereka menjual pengalaman, kualitas premium, dan citra gaya hidup. Struktur penetapan harga J.CO merupakan cerminan langsung dari positioning pasar yang mereka pilih: berada di antara toko donat tradisional yang sangat terjangkau dan kafe kelas atas yang menawarkan kopi premium impor. Memahami ‘harga J.CO’ tidak hanya berarti melihat daftar angka, tetapi juga mengurai strategi bundling, promosi mingguan, dan perbedaan harga berdasarkan lokasi outlet.
Harga adalah faktor penentu utama daya saing, dan J.CO telah berhasil menjaga keseimbangan yang rumit. Mereka harus memastikan harga donat mereka cukup menarik bagi konsumen menengah ke bawah yang mencari camilan, namun juga cukup premium untuk membenarkan biaya kopi berkualitas tinggi yang mereka sajikan. Strategi ini melahirkan sistem penetapan harga yang fleksibel, terutama melalui paket promosi, yang sangat memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
1.1. Tiga Pilar Produk dan Penetapan Harga
J.CO membagi penawaran mereka menjadi tiga kategori harga utama, masing-masing dengan margin dan sensitivitas harga yang berbeda:
- J.Donuts: Produk unggulan. Harga diatur berdasarkan kuantitas (satuan, setengah lusin, lusin, dan paket khusus J.Pops). Harga ini paling sering menjadi subjek promosi.
- J.Coffee: Minuman panas dan dingin, seringkali menjadi ‘pembawa keuntungan’ (profit driver). Harga ditetapkan relatif kompetitif dengan rantai kopi internasional namun seringkali di bawahnya untuk menarik volume.
- J.Cool: Frozen Yogurt. Harga ditetapkan sebagai produk sampingan yang memiliki margin tinggi dan berfungsi sebagai penarik trafik di cuaca panas atau di pusat perbelanjaan.
Fleksibilitas harga yang ditawarkan oleh J.CO, terutama melalui mekanisme promosi dan kerjasama dengan perbankan atau platform digital, membuat harga nominal seringkali berbeda signifikan dari harga aktual yang dibayar konsumen. Oleh karena itu, bagi konsumen cerdas, mengetahui harga dasar hanyalah permulaan. Inti dari penghematan terletak pada pemahaman pola promosi berkala yang dirilis oleh manajemen J.CO secara strategis sepanjang bulan.
II. Struktur Harga Dasar J.Donuts (Per Kuantitas)
Donat adalah identitas inti J.CO. Meskipun harga tunggal cenderung stabil, harga paket menjadi fokus utama strategi penjualan J.CO. Harga donat J.CO umumnya bersifat all-inclusive
, artinya harga untuk varian premium seperti Alcapone, Tiramisu, atau Green Tea tidak berbeda dengan varian standar, memberikan nilai tambah pada varian yang lebih kompleks.
2.1. Harga Satuan vs. Harga Paket
Prinsip ekonomi skala diterapkan secara tegas pada harga J.CO. Harga satuan (per-pcs) berfungsi sebagai harga patokan dan biasanya merupakan opsi paling mahal per-donat. J.CO mendorong konsumen untuk membeli dalam jumlah besar melalui diskon paket yang signifikan:
- Harga Satuan (Eceran): Harga ini seringkali dua kali lipat lebih tinggi per unit dibandingkan jika dibeli dalam paket lusinan. Opsi ini biasanya dipilih oleh mereka yang hanya menginginkan satu atau dua buah camilan.
- Harga Setengah Lusin (6 Pcs): Diskon moderat. Ini adalah paket populer untuk pembelian cepat atau berbagi dalam skala kecil (misalnya, pasangan atau keluarga kecil).
- Harga Satu Lusin (12 Pcs): Ini adalah titik harga terbaik untuk donat J.CO. Diskon volume yang diberikan membuat harga per unit jauh lebih rendah, memaksa konsumen untuk mempertimbangkan pembelian 12 donat daripada 6, meskipun kebutuhan awal mereka mungkin kurang dari itu. Strategi ini dikenal sebagai upselling berbasis nilai.
2.2. Paket Khusus dan Mini Donat (J.Pops)
Selain donat berukuran standar, J.CO menawarkan J.Pops, yaitu donat mini dalam jumlah besar (biasanya 24 atau 26 buah). Harga J.Pops ditetapkan untuk menarik segmen pesta atau acara kantor. Meskipun harga totalnya mungkin lebih tinggi daripada satu lusin donat biasa, harga per-unit J.Pop bisa sangat kompetitif dan menawarkan variasi rasa yang lebih luas dalam satu kotak.
J.CO juga sesekali memperkenalkan paket khusus musiman, seperti paket lebaran, natal, atau paket kemerdekaan. Paket ini mungkin menggabungkan donat dengan minuman atau J.Cool. Penetapan harga paket musiman ini seringkali didasarkan pada gimmick
pemasaran, memberikan diskon total yang terasa besar, meskipun sebagian besar nilai diskon tersebut diserap oleh margin keuntungan pada item non-donat yang disertakan.
2.3. Perbandingan Harga Regional
Meskipun J.CO berusaha keras untuk menjaga harga yang seragam di seluruh kota besar di Indonesia, terdapat sedikit variasi regional, terutama di daerah yang memiliki biaya logistik yang sangat tinggi (misalnya, Indonesia Timur atau kota-kota kecil di luar Jawa). Perbedaan ini biasanya ditujukan untuk menutupi biaya operasional dan distribusi. Namun, perbedaan ini umumnya kecil, tidak melebihi persentase inflasi lokal. Konsumen di ibu kota provinsi besar (seperti Jakarta, Surabaya, Bandung) hampir selalu mendapatkan harga standar yang dipromosikan secara nasional.
III. Analisis Harga J.Coffee dan J.Cool
Kopi dan yogurt beku adalah penawaran premium J.CO yang memainkan peran besar dalam profitabilitas. Kategori ini menghadapi persaingan yang jauh lebih sengit, tidak hanya dari kedai kopi internasional tetapi juga dari kedai kopi lokal yang menjamur.
3.1. Struktur Harga J.Coffee
Harga kopi J.CO ditentukan oleh tiga faktor: jenis minuman (standar, signature, atau seasonal), ukuran (regular, medium, large), dan basis (espresso, tea, atau cokelat). Jenis kopi signature seperti Jcoccino, Iced Thai Tea, atau Avocado Latte memiliki titik harga yang lebih tinggi karena kompleksitas bahan dan persiapan. Harga kopi ini biasanya berada dalam kisaran harga yang kompetitif dengan merek-merek kopi lainnya yang beroperasi di mal, menargetkan konsumen yang bersedia membayar untuk kualitas dan suasana.
Kopi Americano atau Cappuccino dasar cenderung memiliki harga yang paling terjangkau, dirancang untuk menarik konsumen yang mencari kafein cepat tanpa perlu tambahan rasa atau krim. Namun, profit margin pada kopi premium (dengan banyak bahan tambahan) seringkali jauh lebih tinggi, mendorong J.CO untuk berfokus pada promosi minuman signature.
3.1.1. Pentingnya Bundling Kopi dan Donat
J.CO sering menggunakan harga donat sebagai umpan
dan harga kopi sebagai penyeimbang. Mereka selalu menawarkan Paket Donat dan Minuman
. Harga paket ini secara individual tidak memberikan diskon besar pada kopi, tetapi menjadikannya pembelian yang logis ketika konsumen sudah berniat membeli donat. Tujuan utama bundling adalah meningkatkan ukuran transaksi rata-rata (Average Transaction Value/ATV) dan memastikan donat dan minuman dikonsumsi bersama, menguatkan citra merek sebagai tempat coffee and donuts
.
Analisis harga menunjukkan bahwa ketika konsumen membeli paket, mereka merasa mendapatkan nilai lebih, meskipun selisih diskon dari harga eceran mungkin hanya 5-10%. Persepsi diskon ini sangat penting dalam psikologi harga.
3.2. Penetapan Harga J.Cool (Frozen Yogurt)
J.Cool, atau yogurt beku, adalah segmen harga yang paling volatil karena topping dan ukuran porsi sangat memengaruhi harga akhir. Harga dasar J.Cool ditentukan oleh ukuran porsi (Single, Couple, atau Sharing size). Topping (buah, sereal, permen, saus) memiliki biaya tambahan, meskipun biasanya J.CO memberikan sejumlah topping gratis yang bervariasi tergantung paket.
Harga J.Cool bersaing langsung dengan merek yogurt beku lainnya. Untuk mengatasi persaingan ini, J.CO memastikan harga J.Cool mereka sedikit lebih rendah dari kompetitor spesialis yogurt beku atau menawarkan porsi yang sedikit lebih besar pada titik harga yang sama. Frozen yogurt berfungsi sebagai penyeimbang produk donat yang berat dan manis, menarik konsumen yang mencari pilihan camilan yang dianggap lebih sehat atau menyegarkan.
Konsumen yang sensitif terhadap harga sering menunggu promosi J.Cool Buy 1 Get 1, yang mengubah perhitungan nilai secara drastis, meningkatkan pembelian impulsif dan mendongkrak volume penjualan J.Cool secara signifikan dalam periode promosi yang singkat.
IV. Dinamika Promosi: Kunci Sejati Mengetahui Harga J.CO
Harga J.CO yang sebenarnya ditentukan oleh kemampuan konsumen untuk memanfaatkan program promosi. J.CO dikenal agresif dalam menjalankan promosi, yang tidak hanya meningkatkan penjualan tetapi juga mengatur pola kunjungan konsumen (traffic flow) ke gerai mereka.
4.1. Promosi Mingguan dan Bulanan
J.CO menjalankan promosi yang terstruktur dan dapat diprediksi:
- Promo Senin hingga Jumat (Weekly Deals): Seringkali menargetkan kombinasi produk non-donat, seperti promo 2 minuman seharga 1, atau paket 1 lusin donat plus 1 liter J.Coffee. Ini bertujuan untuk mengisi kekosongan penjualan di hari kerja.
- Promo Akhir Pekan: Biasanya berfokus pada penawaran volume donat, seperti Buy 2 Dozen dengan harga khusus. Ini memanfaatkan kunjungan keluarga dan pertemuan sosial di akhir pekan.
- Promo Ulang Tahun (Anniversary/Birthday Deals): Setiap J.CO merayakan ulang tahun perusahaan dengan penawaran spektakuler yang menyebabkan antrean panjang. Harga yang ditawarkan pada saat ini adalah harga terendah mutlak yang pernah ditawarkan untuk lusinan donat dan minuman.
Tingkat diskon dalam promosi ini berkisar antara 25% hingga 40% dari total harga eceran jika produk dibeli secara terpisah. Promosi ini tidak hanya berfungsi sebagai diskon tetapi sebagai alat loyalitas. Konsumen yang terbiasa menunggu promosi akan menunda pembelian reguler, menciptakan pola permintaan yang terkonsentrasi pada periode diskon.
4.2. Peran Pembayaran Digital dan Perbankan
Salah satu komponen paling penting dalam penetapan harga J.CO adalah kerjasama mereka dengan lembaga keuangan. J.CO sering memiliki promosi eksklusif bagi pemegang kartu debit/kredit dari bank-bank tertentu. Promosi ini dapat berupa diskon langsung, program cicilan 0%, atau program poin reward yang dapat ditukarkan.
Ketika harga donat J.CO ditetapkan, manajemen telah memperhitungkan biaya diskon yang akan ditanggung bersama oleh bank mitra. Ini menguntungkan J.CO karena:
- Mengurangi biaya pemasaran (bank yang mempromosikan).
- Meningkatkan rata-rata transaksi (konsumen cenderung menggunakan kartu untuk pembelian lebih besar).
- Memberikan konsumen eksklusif yang loyal terhadap bank tersebut.
Demikian pula, adopsi platform pembayaran digital (e-wallet) telah membuka saluran promosi baru, menawarkan cashback atau diskon tambahan di atas harga promosi standar, membuat harga akhir yang dibayarkan konsumen jauh lebih rendah daripada yang tercantum di papan menu.
4.3. Biaya Tambahan dalam Layanan Pesan Antar
Bagi banyak konsumen modern, harga J.CO juga mencakup biaya yang terkait dengan kenyamanan pesan antar (delivery). Harga produk di platform layanan pihak ketiga (seperti aplikasi pengiriman makanan online) terkadang sedikit lebih tinggi daripada harga dine-in, untuk menutupi komisi platform yang substansial (bisa mencapai 20-30%). Selain itu, konsumen harus membayar biaya pengiriman. Walaupun J.CO sering menawarkan promosi di aplikasi pengiriman, konsumen harus cerdas menghitung apakah diskon produk masih sebanding dengan total biaya pengiriman dan markup platform.
Banyak konsumen menemukan bahwa meskipun harga donat J.CO melalui aplikasi terlihat menarik, biaya tambahan pengiriman seringkali menghilangkan keuntungan diskon tersebut, kecuali jika pembelian dilakukan dalam volume yang sangat besar.
V. Faktor Makro Ekonomi dan Evolusi Harga J.CO
Harga J.CO bukan entitas statis; harga tersebut terus berevolusi seiring dengan perubahan kondisi ekonomi makro Indonesia. Memahami faktor-faktor ini memberikan konteks mengapa harga donat dan kopi hari ini berbeda dengan harga donat dan kopi di beberapa waktu ke belakang.
5.1. Inflasi Bahan Baku dan Nilai Tukar
Meskipun J.CO sangat terintegrasi di pasar domestik, banyak bahan baku kritis, seperti biji kopi pilihan dan beberapa jenis cokelat, masih harus diimpor atau harganya sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Ketika Rupiah melemah, biaya input J.CO meningkat, dan meskipun J.CO mungkin menyerap sebagian kenaikan biaya, penyesuaian harga jual pasti terjadi dalam jangka panjang untuk menjaga margin.
Faktor domestik seperti kenaikan harga minyak goreng (bahan vital dalam proses penggorengan donat) dan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) di lokasi gerai juga memberikan tekanan inflasi pada harga akhir. J.CO harus menaikkan harga untuk mempertahankan kualitas dan gaji karyawan yang kompetitif.
5.2. Harga Psikologis dan Peningkatan Nilai
J.CO sangat berhati-hati dalam menaikkan harga. Mereka menggunakan strategi harga psikologis. Daripada menaikkan harga donat dari X menjadi X+10% dalam satu waktu, mereka mungkin akan menaikkan harga secara bertahap atau yang lebih umum, mereka akan menahan
harga sambil meningkatkan nilai produk.
- Penambahan Rasa Baru: Ketika harga dinaikkan, J.CO sering meluncurkan beberapa varian rasa baru yang eksklusif (misalnya, donat bertema musiman) untuk membenarkan peningkatan harga. Konsumen melihat ini bukan sekadar kenaikan harga, tetapi sebagai peningkatan variasi dan kualitas.
- Penyesuaian Ukuran: Di masa lalu, ketika tekanan biaya tinggi, beberapa perusahaan memilih untuk mengurangi sedikit ukuran produk (shrinkflation) daripada menaikkan harga. J.CO umumnya menghindari hal ini untuk menjaga citra kualitas, tetapi mereka mungkin menyesuaikan isi kemasan (misalnya, jumlah topping yang diberikan gratis pada J.Cool).
Strategi ini memastikan bahwa kenaikan harga donat J.CO diterima dengan penolakan minimal dari pasar, karena konsumen merasa mereka mendapatkan sesuatu yang baru atau lebih baik sebagai imbalan.
5.3. Analisis Harga Versus Pesaing (Starbucks dan Dunkin' Donuts)
J.CO beroperasi di dua arena harga yang berbeda:
- Donat: Harga per-lusin J.CO cenderung berada di titik tengah. Lebih mahal dari merek lokal yang sangat tradisional, tetapi menawarkan kualitas yang sebanding atau lebih baik daripada Dunkin' Donuts, terutama dalam hal presentasi dan rasa premium (misalnya, Alcapone).
- Kopi: Harga J.Coffee diposisikan lebih rendah dibandingkan pesaing kelas atas seperti Starbucks, menjadikannya pilihan menarik bagi konsumen yang mencari kopi berkualitas kafe tetapi dengan harga yang lebih mudah diakses. Jarak harga ini adalah disengaja untuk menangkap segmen pasar yang lebih luas.
J.CO menggunakan harga donat yang kompetitif untuk menarik konsumen masuk, dan kemudian menggunakan harga kopi yang menarik dan premium untuk meningkatkan profitabilitas. Ini adalah model bisnis yang sukses, di mana satu produk memicu pembelian produk lain.
VI. Dampak Lokasi dan Biaya Operasional Terhadap Variasi Harga
Meskipun J.CO dikenal memiliki kebijakan harga yang relatif terpusat, lokasi gerai memiliki peran penting dalam menentukan struktur biaya operasional, yang pada akhirnya dapat memengaruhi harga jual, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui ketersediaan promosi.
6.1. Gerai Premium vs. Gerai Satelit
Gerai J.CO yang berlokasi di bandara internasional, stasiun kereta api, atau kawasan bisnis eksklusif (seperti SCBD di Jakarta) seringkali memiliki biaya sewa dan operasional yang jauh lebih tinggi. Dalam beberapa kasus, J.CO mungkin memberlakukan sedikit kenaikan harga pada gerai-gerai ini untuk menutupi biaya premium tersebut. Namun, kebijakan J.CO cenderung menyerap sebagian besar biaya ini demi menjaga keseragaman citra merek.
Sebaliknya, gerai satelit atau gerai yang berlokasi di luar mal utama mungkin memiliki biaya operasional yang lebih rendah. Namun, gerai-gerai ini seringkali menjadi target utama promosi lokal untuk meningkatkan visibilitas dan trafik, yang secara efektif menurunkan harga yang dibayar konsumen.
Konsumen harus memperhatikan adanya premium charge
atau biaya tambahan di lokasi-lokasi wisata atau transportasi publik, meskipun kenaikan ini umumnya minor dan hanya berlaku untuk pembelian satuan, bukan paket lusinan.
6.2. Logistik dan Rantai Pasokan
Harga J.CO di kota-kota yang jauh dari pusat distribusi utama di Pulau Jawa harus menanggung biaya logistik yang lebih besar. Pengiriman produk beku, bahan baku segar, dan mempertahankan kualitas produk di seluruh rantai pasokan memerlukan investasi besar. Dalam kasus ini, harga donat J.CO mungkin terlihat sedikit lebih tinggi di Sumatera, Kalimantan, atau Sulawesi dibandingkan Jakarta, yang merupakan kompensasi wajar atas biaya distribusi yang kompleks dan risiko kerusakan produk selama perjalanan.
6.3. Analisis Harga Nominal vs. Harga Efektif
Untuk benar-benar memahami harga J.CO, konsumen harus selalu membedakan antara:
- Harga Nominal: Harga yang tertera di menu (hampir selalu tinggi).
- Harga Efektif: Harga yang dibayar setelah menerapkan diskon (seringkali sangat rendah).
Jika sebuah lusin donat nominalnya Rp 100.000, tetapi melalui promo bank, konsumen membayar Rp 75.000, maka harga efektifnya adalah Rp 6.250 per donat. Ini adalah strategi utama J.CO. Mereka mempertahankan harga nominal yang tinggi untuk citra premium, tetapi memberikan harga efektif yang rendah melalui promosi untuk mendorong volume penjualan dan frekuensi kunjungan.
Trik ini memastikan J.CO dapat menarik konsumen yang sensitif terhadap harga melalui diskon, tanpa merusak citra merek yang telah mereka bangun sebagai penyedia donat dan kopi berkualitas tinggi.
VII. Studi Kasus Mendalam: Perhitungan Nilai Donat Alcapone
Donat Alcapone adalah produk paling ikonik dan terlaris dari J.CO. Menggunakan Alcapone sebagai studi kasus dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana J.CO menetapkan dan mempromosikan harga untuk produk unggulan mereka.
7.1. Nilai Tambah pada Harga
Alcapone, dengan taburan almond panggang premium dan lapisan cokelat putih, memiliki biaya produksi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan donat sederhana dengan taburan gula (seperti Glazy). Namun, J.CO menjual Alcapone dengan harga yang sama per unitnya, baik dalam paket lusin maupun satuan. Keputusan ini strategis:
- Simplifikasi Keputusan Pembelian: Menghilangkan variasi harga berdasarkan rasa mempercepat proses pemesanan. Konsumen tidak perlu pusing menghitung mana yang lebih mahal.
- Persepsi Nilai Lebih: Karena konsumen tahu bahwa Alcapone menggunakan bahan premium, mereka merasa mendapatkan nilai yang sangat baik ketika memilihnya dalam paket lusinan, yang memperkuat loyalitas terhadap merek.
Secara efektif, harga jual Alcapone menutupi biaya yang sedikit lebih rendah dari varian lain, menciptakan margin keuntungan yang stabil di seluruh lini donat mereka, terlepas dari rasa yang dipilih.
7.2. Alcapone dalam Skema Promosi J.CO
Saat J.CO mengadakan promosi besar (misalnya, diskon lusinan), Alcapone adalah rasa yang paling banyak dicari. Ini menunjukkan bahwa promosi tidak hanya tentang harga; promosi juga tentang menyediakan akses ke produk premium yang diinginkan dengan harga yang lebih terjangkau.
Jika J.CO membatasi rasa premium selama promosi, konsumen akan merasa tertipu. Sebaliknya, dengan mengizinkan semua rasa (termasuk Alcapone) untuk dibeli dalam paket diskon, J.CO memperkuat citra kemurahan hati dan nilai, yang merupakan investasi jangka panjang dalam hubungan pelanggan.
Harga yang konsumen bayar, meskipun sudah didiskon, tetap memungkinkan J.CO mendapatkan margin yang sehat karena volume penjualan yang dihasilkan selama periode promosi sangat tinggi. Kuantitas (volume) mengalahkan margin per unit dalam strategi penjualan ini.
7.3. Siklus Harga Donat Sepanjang Hari
Faktor waktu juga memengaruhi harga efektif J.CO. Meskipun harga nominal tidak berubah, beberapa gerai (terutama yang beroperasi di mal dengan jam operasional panjang) mungkin menawarkan diskon Happy Hour
atau diskon akhir hari untuk menghabiskan stok. Diskon ini, meskipun tidak diumumkan secara nasional, adalah praktik lokal yang diterapkan untuk mengurangi pemborosan dan memastikan kesegaran produk.
Konsumen yang cerdas dan sering mengunjungi gerai J.CO tertentu dapat mengamati pola diskon sore atau malam hari ini, di mana harga efektif per unit donat bisa turun lebih jauh lagi, meskipun pilihan rasa yang tersedia mungkin sudah terbatas.
VIII. Prospek Masa Depan: Stabilitas Harga dan Inovasi J.CO
Ke depan, harga J.CO akan terus dipengaruhi oleh lanskap ekonomi global dan domestik, termasuk perubahan preferensi konsumen terhadap kesehatan dan keberlanjutan.
8.1. Tekanan Biaya Operasi dan Konservasi Harga
Dengan peningkatan biaya energi, sewa properti komersial, dan upah, tekanan untuk menaikkan harga nominal akan terus ada. Namun, J.CO kemungkinan akan terus menerapkan strategi konservasi harga, di mana mereka berusaha menahan kenaikan harga untuk menjaga loyalitas basis pelanggan mereka.
Jika kenaikan harga benar-benar diperlukan, J.CO diprediksi akan fokus pada menaikkan harga pada produk dengan margin tinggi (seperti minuman signature atau item J.Cool) sambil menjaga harga donat dasar (lusinan) tetap serendah mungkin dan sekompetitif mungkin. Hal ini untuk memastikan bahwa daya tarik inti mereka—donat yang terjangkau dan berkualitas—tidak terganggu.
8.2. Inovasi Menu dan Harga Premium Baru
Untuk menciptakan ruang bagi harga yang lebih tinggi tanpa menaikkan harga produk lama, J.CO akan terus berinovasi. Pengenalan produk premium baru, seperti donat yang menggunakan bahan-bahan langka atau kopi premium edisi terbatas, memungkinkan mereka menetapkan titik harga yang lebih tinggi (premium pricing) tanpa mengganggu struktur harga yang sudah ada.
Misalnya, jika mereka meluncurkan lini kopi dengan biji dari wilayah khusus (single-origin coffee), harga kopi tersebut akan secara signifikan lebih tinggi daripada Jcoccino standar, tetapi konsumen yang bersedia membayar untuk keunikan tidak akan merasa terganggu, sementara konsumen reguler tetap dapat membeli produk standar dengan harga yang relatif stabil.
8.3. Digitalisasi dan Efisiensi Harga
Peningkatan penggunaan platform digital dan aplikasi pemesanan internal J.CO akan memungkinkan mereka untuk mengelola harga secara lebih dinamis. Mereka dapat menawarkan diskon yang sangat spesifik berdasarkan data perilaku konsumen (personalized pricing), seperti menawarkan diskon lusinan kepada pelanggan yang sudah lama tidak membeli, atau diskon kopi kepada mereka yang hanya membeli donat. Digitalisasi ini tidak mengubah harga nominal di toko, tetapi meningkatkan efisiensi harga efektif dan memaksimalkan pendapatan.
Pada akhirnya, harga J.CO adalah studi kasus yang menarik dalam penetapan harga ritel makanan. Ini adalah harga yang didorong oleh volume, didukung oleh promosi agresif, dan dijaga stabilitasnya melalui penyesuaian nilai dan kualitas produk, memastikan J.CO tetap relevan dan terjangkau bagi mayoritas konsumen Indonesia.