Merasa perlu untuk sering buang air kecil adalah keluhan yang umum dialami banyak orang. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, mempengaruhi kualitas tidur, bahkan menimbulkan kecemasan. Dalam dunia medis, kondisi sering buang air kecil ini memiliki beberapa istilah yang merujuk pada gejala atau kondisi yang mendasarinya, dan pemahaman mengenai istilah-istilah ini dapat membantu dalam berkomunikasi dengan profesional kesehatan.
Istilah medis yang paling umum digunakan untuk menggambarkan peningkatan frekuensi buang air kecil adalah nokturia, yang secara spesifik merujuk pada kebutuhan untuk buang air kecil lebih dari satu kali selama periode tidur malam. Namun, jika frekuensi buang air kecil meningkat di siang hari maupun malam hari, seringkali digunakan istilah frekuensi urinasi yang meningkat atau disuria frekuens (meskipun disuria lebih spesifik pada rasa sakit saat buang air kecil, namun kadang digunakan untuk menggambarkan ketidaknyamanan terkait frekuensi). Istilah lain yang sering dikaitkan adalah urgensi urinasi, yaitu dorongan tiba-tiba dan kuat untuk buang air kecil yang sulit ditahan.
Ketika seseorang mengalami keinginan buang air kecil yang sangat sering, bahkan dengan volume urin yang sedikit setiap kalinya, ini dapat mengindikasikan kondisi yang perlu perhatian lebih. Hal ini berbeda dengan poliuria, yaitu peningkatan volume urin total yang diproduksi oleh tubuh, meskipun keduanya bisa saja terjadi bersamaan.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami frekuensi buang air kecil yang meningkat. Penyebabnya bisa bersifat sementara atau mengindikasikan kondisi medis yang lebih serius. Berikut adalah beberapa penyebab umum:
Ini adalah penyebab yang paling sederhana. Semakin banyak cairan yang Anda minum, semakin banyak urin yang akan diproduksi oleh ginjal, sehingga Anda perlu buang air kecil lebih sering. Minuman yang mengandung kafein (seperti kopi dan teh) atau alkohol juga bersifat diuretik, yang berarti dapat meningkatkan produksi urin.
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari sering buang air kecil, terutama pada wanita. Infeksi pada kandung kemih atau uretra dapat menyebabkan iritasi, yang menimbulkan dorongan kuat untuk buang air kecil meskipun kandung kemih belum penuh. Gejala lain yang menyertai ISK biasanya meliputi rasa terbakar saat buang air kecil, urin keruh atau berbau, dan nyeri di area panggul.
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan gula. Akibatnya, produksi urin meningkat (poliuria), yang kemudian menyebabkan sering buang air kecil (termasuk nokturia). Rasa haus yang berlebihan (polidipsia) seringkali menyertai gejala ini.
Selama kehamilan, rahim yang membesar akan menekan kandung kemih, sehingga mengurangi kapasitasnya untuk menampung urin. Hal ini membuat ibu hamil lebih sering merasa ingin buang air kecil, terutama pada trimester pertama dan ketiga. Perubahan hormonal juga dapat berperan.
Pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) adalah kondisi umum pada pria lanjut usia. Prostat yang membesar dapat menekan uretra, menghalangi aliran urin dari kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan memulai buang air kecil, aliran urin yang lemah, dan keinginan untuk buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari.
Kondisi ini ditandai dengan dorongan mendadak dan kuat untuk buang air kecil yang sulit ditahan, seringkali disertai dengan nokturia dan terkadang inkontinensia urin (mengompol). Penyebab OAB bisa beragam, termasuk perubahan pada otot kandung kemih atau masalah saraf.
Beberapa kondisi medis lain yang dapat menyebabkan sering buang air kecil antara lain: penyakit ginjal, gagal jantung, gangguan saraf (seperti multiple sclerosis atau stroke), konsumsi diuretik, dan infeksi menular seksual (IMS).
Meskipun sering buang air kecil bisa disebabkan oleh hal yang sederhana, namun jika kondisi ini terjadi secara persisten, mengganggu aktivitas, atau disertai gejala lain seperti nyeri, darah dalam urin, demam, atau penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis yang tepat dari profesional medis dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan menentukan penanganan yang paling efektif.