Rasa ingin buang air kecil yang berulang kali, terutama jika terjadi di luar kebiasaan normal Anda, bisa menjadi sinyal penting dari tubuh. Sering buang air kecil (atau nokturia jika terjadi di malam hari) bukan sekadar ketidaknyamanan semata, melainkan bisa mengindikasikan berbagai kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan. Memahami apa arti dari gejala ini adalah langkah awal yang krusial untuk menjaga kesehatan Anda.
Secara umum, frekuensi buang air kecil yang normal bagi orang dewasa adalah antara 4 hingga 10 kali dalam sehari. Namun, angka ini bisa bervariasi tergantung pada asupan cairan, usia, aktivitas fisik, dan kondisi medis tertentu. Sering buang air kecil biasanya merujuk pada kondisi ketika Anda merasa perlu untuk buang air kecil jauh lebih sering dari biasanya, bahkan ketika jumlah cairan yang masuk ke tubuh tidak berlebihan. Ini juga bisa termasuk terbangun di malam hari beberapa kali untuk buang air kecil.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih sering buang air kecil. Beberapa penyebab bersifat umum dan tidak berbahaya, sementara yang lain memerlukan perhatian medis segera.
Ini adalah penyebab paling sederhana. Jika Anda minum lebih banyak cairan dari biasanya, terutama air, teh, kopi, atau minuman berkafein dan beralkohol lainnya, ginjal akan memproduksi lebih banyak urin. Kopi dan alkohol bersifat diuretik, artinya dapat meningkatkan produksi urin.
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari sering buang air kecil, terutama pada wanita. Bakteri yang masuk ke saluran kemih dapat mengiritasi kandung kemih, menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang mendesak dan sering, disertai rasa nyeri atau perih saat buang air kecil, dan urin yang keruh atau berbau tidak sedap.
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan gula melalui urin. Ini menghasilkan volume urin yang lebih besar, sehingga Anda merasa lebih sering ingin buang air kecil (poliuria). Rasa haus yang berlebihan (polidipsia) juga sering menyertai gejala ini.
Seiring bertambahnya usia, kelenjar prostat pada pria dapat membesar. Prostat yang membesar dapat menekan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih keluar tubuh), menghambat aliran urin. Akibatnya, kandung kemih mungkin tidak dapat dikosongkan sepenuhnya, sehingga timbul rasa ingin buang air kecil yang lebih sering, terutama di malam hari, dan aliran urin yang lemah.
Kondisi ini ditandai dengan dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil yang sulit ditahan, seringkali menyebabkan inkontinensia urin (mengompol). Penyebab pasti OAB tidak selalu jelas, tetapi dapat terkait dengan masalah saraf atau otot.
Selama kehamilan, rahim yang membesar memberikan tekanan pada kandung kemih, menyebabkan sering buang air kecil. Perubahan hormon selama kehamilan juga dapat berkontribusi.
Beberapa jenis obat, seperti diuretik (obat untuk menurunkan tekanan darah atau mengatasi pembengkakan) dapat meningkatkan produksi urin dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat.
Penyakit ginjal tertentu dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk memekatkan urin, sehingga menghasilkan volume urin yang lebih besar dan frekuensi buang air kecil yang meningkat.
Kondisi seperti stroke, penyakit Parkinson, atau multiple sclerosis dapat memengaruhi saraf yang mengontrol kandung kemih, menyebabkan masalah dengan kandung kemih, termasuk sering buang air kecil.
Meskipun sering buang air kecil bisa disebabkan oleh hal-hal sepele, penting untuk tidak mengabaikannya jika gejala tersebut menetap, memburuk, atau disertai dengan keluhan lain seperti:
Seorang profesional medis dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk menanyakan riwayat kesehatan Anda, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin tes urin atau tes darah untuk menentukan penyebab pasti dari sering buang air kecil yang Anda alami. Diagnosis yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan penanganan yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jangan tunda pemeriksaan kesehatan Anda jika Anda merasa khawatir.
Cari Tahu Lebih Lanjut