Penting: Informasi ini bersifat edukatif dan bukan pengganti konsultasi medis profesional. Perdarahan rektal, meskipun tidak disertai rasa sakit, adalah gejala yang memerlukan evaluasi dokter.
Munculnya darah saat buang air besar (BAB) atau yang dikenal sebagai perdarahan rektal, seringkali memicu kekhawatiran yang mendalam. Namun, ketika gejala ini terjadi tanpa disertai nyeri, banyak individu cenderung mengabaikannya. Fenomena "BAB keluar darah tapi tidak sakit" adalah skenario klinis yang sangat umum, namun kompleks. Kurangnya rasa sakit tidak berarti kondisi tersebut ringan; bahkan, beberapa kondisi serius dapat bermanifestasi tanpa rasa sakit di tahap awal.
Perdarahan tanpa nyeri biasanya mengindikasikan bahwa sumber perdarahan berasal dari bagian saluran pencernaan yang memiliki inervasi sensorik (saraf nyeri) yang minim atau tidak ada, seperti bagian usus besar atas atau, yang paling sering, pada rektum dan anus di atas garis dentata. Untuk memahami kondisi ini sepenuhnya, kita perlu menelusuri berbagai etiologi, mekanisme di baliknya, dan langkah-langkah diagnostik yang diperlukan.
Sumber perdarahan tanpa nyeri seringkali terletak di rektum atau usus besar, di mana reseptor nyeri (nosiseptor) kurang sensitif.
Darah yang keluar bersamaan dengan BAB disebut hematochezia jika darahnya berwarna merah cerah (segar) atau merah marun. Warna darah adalah petunjuk penting untuk menentukan lokasi sumber perdarahan:
Sebagian besar kasus BAB berdarah yang tidak disertai rasa sakit disebabkan oleh kondisi yang berada di saluran pencernaan bagian bawah, tepatnya di atas garis dentata (area yang kurang sensitif terhadap nyeri) atau di area usus besar yang luas.
Hemoroid adalah penyebab paling umum dari perdarahan rektal tanpa nyeri. Hemoroid adalah pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah (vena) di sekitar anus dan rektum bawah. Karena hemoroid internal (yang terletak di atas garis dentata) berada di zona yang hanya memiliki inervasi autonom (tidak sensitif terhadap nyeri somatik), perdarahan yang terjadi biasanya tidak terasa sakit.
Ketika feses yang keras melewati rektum, ia mengikis permukaan hemoroid yang rapuh, menyebabkan robekan dan perdarahan. Darah yang keluar biasanya merah cerah, menetes setelah BAB, atau terlihat melapisi feses atau kertas toilet. Tingkat keparahan hemoroid internal dibagi menjadi empat tingkatan, yang semakin tinggi tingkatannya, semakin sering perdarahan terjadi:
Darah bersifat intermiten (muncul hilang), merah segar, dan seringkali tidak bercampur dengan feses, melainkan menetes ke mangkuk toilet atau terlihat sebagai garis pada feses. Volume darah biasanya kecil, namun jika kronis, dapat menyebabkan anemia.
Hemoroid internal adalah penyebab utama perdarahan rektal tanpa nyeri karena terletak di area dengan sedikit reseptor nyeri.
Divertikulosis adalah kondisi di mana kantung-kantung kecil (divertikula) terbentuk dan menonjol keluar dari dinding usus besar. Kondisi ini sangat umum terjadi pada orang dewasa di atas usia 60 tahun. Divertikulosis sendiri tidak menimbulkan gejala, namun dapat menyebabkan perdarahan jika pembuluh darah kecil yang mengalir di atas kantung tersebut terkikis atau pecah.
Perdarahan divertikular terjadi ketika erosi pada pembuluh darah (vasa recta) yang mengapit dinding divertikula. Perdarahan ini biasanya mendadak, masif, dan, yang terpenting, tanpa rasa sakit. Karena lokasinya yang biasanya di kolon kiri atau kanan, darah mungkin berwarna merah cerah atau merah marun.
Ini adalah penyebab tersering perdarahan saluran cerna bawah yang masif (volume besar) pada lansia. Pasien mungkin tiba-tiba merasakan dorongan untuk BAB dan mengeluarkan darah dalam jumlah besar tanpa disertai nyeri perut atau kram. Meskipun masif, perdarahan cenderung berhenti dengan sendirinya pada 80% kasus.
Angiodisplasia melibatkan pembuluh darah kecil (arteriovenous malformations/AVMs) yang abnormal, rapuh, dan membesar pada dinding usus, paling sering di kolon kanan. Angiodisplasia sering ditemukan pada lansia dan penderita penyakit ginjal atau penyakit katup jantung tertentu (misalnya, stenosis aorta).
Perdarahan akibat angiodisplasia biasanya kronis, berulang, dan ringan hingga sedang, seringkali menyebabkan anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan. Perdarahan bersifat painless karena sumbernya di usus besar. Warna darah bervariasi dari merah marun hingga merah segar.
Polip adalah pertumbuhan jaringan yang menonjol dari dinding usus besar. Mayoritas polip bersifat jinak, tetapi beberapa jenis, seperti adenoma, berpotensi menjadi kanker. Polip seringkali asimtomatik (tanpa gejala), dan salah satu gejala pertama yang muncul adalah perdarahan rektal.
Perdarahan dari polip atau kanker kolorektal stadium awal biasanya tidak menyebabkan rasa sakit karena tumor tersebut tumbuh di mukosa usus yang kurang sensitif terhadap nyeri. Perdarahan dari polip cenderung ringan, intermiten, dan kadang hanya terdeteksi melalui tes darah samar feses (FOBT).
Peringatan Khusus: Jika perdarahan painless ini disertai perubahan kebiasaan BAB (diare atau konstipasi yang baru, atau feses berbentuk pensil), evaluasi untuk keganasan harus segera dilakukan.
Kunci untuk memahami mengapa perdarahan rektal bisa terjadi tanpa rasa sakit terletak pada perbedaan inervasi (persarafan) antara saluran pencernaan atas dan bawah, khususnya di area anorektal.
Garis dentata adalah batas anatomis di dalam saluran anus. Area ini membagi rektum dan anus menjadi dua zona dengan jenis persarafan yang berbeda:
Meskipun melena (darah hitam) berasal dari saluran cerna atas (yang sensitif terhadap nyeri, seperti pada kasus ulkus), jika perdarahan masif dan bergerak cepat, darah merah segar mungkin muncul tanpa disertai keluhan nyeri perut signifikan, kecuali keluhan pusing atau syok akibat kehilangan darah yang cepat.
Dokter akan menggunakan karakteristik darah (warna, volume, frekuensi, dan hubungannya dengan BAB) untuk mempersempit daftar kemungkinan penyebab:
| Karakteristik | Penyebab Paling Mungkin (Painless) | Deskripsi |
|---|---|---|
| Merah Cerah, Menetes | Hemoroid Internal (Grade I/II) | Darah muncul di akhir BAB, terlihat pada kertas toilet atau menetes ke air toilet. |
| Merah Cerah, Melapisi Feses | Polip Rektum Bawah, Proktitis Ringan | Darah melapisi permukaan luar feses; umumnya volume kecil. |
| Merah Marun/Cerah, Volume Masif, Mendadak | Divertikulosis, Angiodisplasia | Kehilangan darah yang signifikan, seringkali tanpa peringatan atau nyeri sebelumnya. Risiko syok hipovolemik. |
| Darah Bercampur Lendir/Feses | Kanker Kolorektal, Proktitis (Inflamasi) | Perdarahan seringkali bercampur dengan feses, disertai perubahan konsistensi feses (walaupun nyeri abdomen mungkin minimal). |
Karena berbagai kondisi, dari yang jinak hingga yang mengancam nyawa, dapat menyebabkan perdarahan tanpa nyeri, evaluasi diagnostik yang menyeluruh adalah wajib. Diagnosis bertujuan untuk menemukan sumber perdarahan dan menyingkirkan kemungkinan keganasan.
Dokter akan menanyakan riwayat BAB, pola makan, penggunaan obat (terutama pengencer darah atau NSAID), dan riwayat keluarga. Pemeriksaan fisik melibatkan pemeriksaan anorektal (DRE) untuk mendeteksi hemoroid atau massa yang dapat dijangkau.
Prosedur ini menggunakan tabung fleksibel dengan kamera untuk melihat bagian dalam usus besar.
Menggunakan tabung kaku pendek, anoskopi memungkinkan visualisasi saluran anus dan rektum bawah. Ini adalah alat terbaik untuk mengidentifikasi hemoroid internal derajat I dan II yang menjadi sumber perdarahan yang paling umum dan seringkali painless.
Memeriksa bagian bawah usus besar (rektum dan kolon sigmoid). Ini berguna untuk mencari proktitis, polip kecil, atau divertikula yang terletak di area tersebut. Sering digunakan pada pasien muda dengan risiko kanker rendah.
Kolonoskopi adalah standar emas untuk mengevaluasi seluruh kolon. Prosedur ini sangat penting, terutama pada pasien di atas 45 tahun atau pada pasien yang memiliki faktor risiko, karena dapat mendeteksi polip, angiodisplasia, divertikula, dan kanker kolorektal. Jika sumber perdarahan tidak ditemukan di bagian bawah (wasir), kolonoskopi harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab di kolon atas.
Kolonoskopi memungkinkan dokter melihat dan mengobati sumber perdarahan di seluruh usus besar, termasuk polip dan divertikula.
Jika perdarahan masif dan mengancam jiwa, metode cepat mungkin diperlukan:
Penanganan perdarahan tanpa nyeri bergantung sepenuhnya pada diagnosis spesifik. Prioritas utama adalah menghentikan perdarahan dan mencegah kekambuhan.
Untuk hemoroid Grade I dan II yang terus berdarah, prosedur minimal invasif seringkali efektif:
Perdarahan akibat divertikulosis seringkali berhenti sendiri. Namun, jika perdarahan aktif dan signifikan, intervensi diperlukan:
Jika polip terdeteksi selama kolonoskopi, ia akan diangkat segera (polipektomi). Pengangkatan polip tidak hanya menghentikan perdarahan tetapi juga mencegah perkembangan menjadi kanker.
Jika didiagnosis kanker (yang mungkin masih painless di stadium awal), penanganan melibatkan pembedahan (reseksi tumor), kemoterapi, dan/atau radiasi, tergantung stadium.
Sumber perdarahan pada angiodisplasia biasanya ditangani dengan kauterisasi (pembakaran) menggunakan energi listrik atau argon plasma selama kolonoskopi. Karena angiodisplasia sering bersifat multipel dan berulang, pengobatan mungkin memerlukan terapi farmakologis jangka panjang, seperti oktreotida, meskipun ini jarang terjadi.
Pencegahan BAB berdarah tanpa nyeri terutama berfokus pada menjaga kesehatan usus besar dan mengurangi tekanan pada pembuluh darah rektal.
Feses yang lunak dan mudah dikeluarkan adalah kunci. Strategi meliputi:
Pemeriksaan rutin sangat penting, terutama bagi individu di atas 45 tahun, terlepas dari ada atau tidaknya gejala perdarahan. Skrining memungkinkan deteksi dan pengangkatan polip sebelum mereka berdarah atau menjadi ganas.
Meskipun artikel ini berfokus pada perdarahan tanpa nyeri, ada beberapa gejala yang, jika menyertai perdarahan, menunjukkan kondisi darurat atau membutuhkan evaluasi segera:
Jika Anda mengalami perdarahan rektal dan salah satu dari gejala di atas, segera hubungi layanan kesehatan darurat.
Perdarahan saat BAB tapi tidak sakit adalah gejala yang umum dan seringkali disebabkan oleh kondisi jinak seperti hemoroid internal atau divertikulosis. Ketiadaan rasa sakit disebabkan oleh lokasi perdarahan yang berada di atas garis dentata di rektum atau di usus besar, area yang tidak memiliki persarafan somatik yang mendeteksi nyeri tajam.
Namun, sangat penting untuk tidak mengasumsikan bahwa perdarahan yang painless adalah jinak. Hanya melalui evaluasi medis yang tepat, yang seringkali mencakup kolonoskopi, diagnosis pasti dapat ditetapkan. Menunda pemeriksaan dapat berakibat fatal jika penyebabnya adalah polip yang berpotensi menjadi kanker atau kondisi perdarahan masif lainnya.
Kesehatan pencernaan yang optimal melibatkan manajemen serat dan hidrasi yang konsisten. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai gejala yang dialami dan kerja sama dengan profesional kesehatan, sebagian besar kasus perdarahan rektal dapat didiagnosis, diobati, dan dikelola secara efektif.
***