Lirik Lagu Mangu - Fourtwnty

Fourtwnty, sebuah nama yang telah mengukir jejak dalam kancah musik Indonesia, kembali menyentuh hati pendengarnya melalui karya-karya penuh makna. Salah satu lagu yang paling banyak dicari dan dinyanyikan adalah "Mangu". Lagu ini bukan sekadar rangkaian kata dan nada, melainkan sebuah perjalanan emosional yang sarat dengan perasaan dan renungan. Liriknya yang puitis dan melodi yang syahdu mampu membawa pendengar tenggelam dalam suasana yang diciptakan.

Judul "Mangu" sendiri mengundang rasa penasaran. Dalam bahasa Indonesia, kata "mangu" seringkali diasosiasikan dengan keadaan bingung, ragu, atau terbengong-bengong. Hal ini memberikan petunjuk awal mengenai tema yang mungkin diangkat dalam lagu ini, yaitu tentang kebingungan dalam hubungan, keraguan diri, atau mungkin ketidakpastian masa depan. Fourtwnty dikenal dengan kemampuannya menggali tema-tema universal yang relatable bagi banyak orang, dan "Mangu" tidak terkecuali.

Bagi para penggemar musik yang mencari kedalaman lirik, "Mangu" dari Fourtwnty menawarkan sebuah pengalaman mendalam. Setiap bait seolah bercerita, mengajak kita untuk merenungkan kembali momen-momen dalam hidup, terutama dalam hal percintaan atau pencarian jati diri. Keunikan Fourtwnty terletak pada pemilihan diksi yang sederhana namun kuat, serta kemampuan mereka merangkai kata menjadi sebuah narasi yang menyentuh jiwa.

Artikel ini akan menyajikan lirik lengkap dari lagu "Mangu" oleh Fourtwnty, beserta sedikit ulasan mengenai makna yang terkandung di dalamnya. Kami berharap ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam isi dari lagu yang indah ini. Mari kita selami bersama keindahan dan kedalaman lirik "Mangu".

Lirik Lagu Mangu - Fourtwnty

Mentari pagi menyapa dari balik tirai Ku terjaga sendiri dalam sepi yang membelai Kubuka mata, mencari bayangmu di sisi Namun hanya hampa yang menemani, oh kasih Rasa ini masih ada, berdenyut dalam dada Rindu yang tak terucap, mengusik kalbu yang lara Bertanya pada diri, ke mana semua berlalu? Hanya angin malam yang menjawab keluhanku Kau hadir seperti mimpi, indah namun tak nyata Meninggalkan jejak luka, yang sulit untuk sirna Aku mangu, aku ragu, tak tahu harus berbuat apa Terjebak dalam kenangan, tanpa arah tanpa jeda Ingin kulupakan semua, hapuskan jejakmu di hati Namun bayangmu selalu ada, menghantui setiap mimpi Apakah ini karma, ataukah memang takdirku? Menanggung rindu ini sendiri, tanpamu di sisiku (Reff) Mangu, mangu, hatiku dilanda ragu Bagai perahu terombang-ambing, tak tahu arah tuju Mangu, mangu, jiwaku merana pilu Menanti jawabanmu, walau hanya semu Kubuka jendela, menatap langit yang kelabu Mencari tanda-tanda, yang kan membawaku padamu Setiap detik berlalu, terasa begitu lambat Menahan sakit ini, sungguh berat, sungguh berat Kata-kata terucap, terangkai jadi mantra Semoga kau mendengar, isi hati yang merana Apakah kau merasakan, getaran rindu yang sama? Atau kau telah bahagia, dengan dunia yang berbeda? Aku hanya bisa berdoa, semoga kau baik-baik saja Meski luka ini masih basah, dan hati masih merana Mungkin waktu akan mengobati, luka yang tergores dalam Namun untuk saat ini, aku masih terdiam, masih terdiam (Reff) Mangu, mangu, hatiku dilanda ragu Bagai perahu terombang-ambing, tak tahu arah tuju Mangu, mangu, jiwaku merana pilu Menanti jawabanmu, walau hanya semu (Bridge) Di antara tawa dan air mata Ku temukan diriku yang berbeda Bertanya-tanya, apakah ini nyata? Atau hanya ilusi semata? Tak ada jawaban pasti, tak ada kepastian Hanya rasa mangu yang mendalam, tak terperikan Namun kusadari, ini adalah proses hidup Belajar untuk kuat, belajar untuk bangkit, meski terpuruk (Outro) Mangu... Rindu... Tanpa dirimu...

Makna di Balik Lirik "Mangu"

Lirik "Mangu" secara gamblang menggambarkan perasaan kehilangan dan kebingungan yang mendalam setelah ditinggalkan oleh seseorang yang dicintai. Sang penyanyi terjaga dari mimpi indah, hanya untuk menemukan kekosongan. Frasa seperti "Kubuka mata, mencari bayangmu di sisi / Namun hanya hampa yang menemani" dan "Rasa ini masih ada, berdenyut dalam dada / Rindu yang tak terucap, mengusik kalbu yang lara" menunjukkan betapa kuatnya ikatan emosional yang pernah terjalin.

Kata "mangu" yang berulang kali muncul menjadi inti dari lagu ini. Ini bukan sekadar bingung, melainkan sebuah kondisi stagnasi emosional, ketidakmampuan untuk bergerak maju karena terperangkap dalam keraguan dan kesedihan. Perumpamaan "Bagai perahu terombang-ambing, tak tahu arah tuju" sangat efektif menggambarkan ketidakpastian dan keterasingan yang dirasakan.

Lagu ini juga menyentuh sisi kerentanan manusia. Sang penyanyi bertanya pada diri sendiri, merenungi nasib, dan bahkan mencoba berdoa serta mencari tanda-tanda. Ada upaya untuk melupakan, namun kenangan terus menghantui. Ini adalah perjuangan umum yang dialami banyak orang ketika menghadapi perpisahan, di mana logika dan emosi seringkali bertolak belakang.

Meskipun diliputi kesedihan, ada sedikit harapan dan penerimaan yang tersirat, terutama di bagian bridge dan outro. Sang penyanyi menyadari bahwa ini adalah bagian dari perjalanan hidup, sebuah proses belajar untuk menjadi lebih kuat. Ada kerinduan yang mendalam, namun juga ada kesadaran bahwa hidup harus terus berjalan, meski terasa mangu. Keindahan lirik "Mangu" terletak pada kemampuannya menangkap kompleksitas emosi manusia dalam situasi patah hati dengan bahasa yang puitis dan menyentuh.

🏠 Homepage