Pertanyaan "Kenapa Bumi itu bulat?" mungkin terdengar sederhana, namun jawabannya melibatkan prinsip-prinsip fisika fundamental yang membentuk alam semesta. Selama berabad-abad, manusia telah mengamati langit, berlayar di lautan luas, dan melakukan perjalanan ke luar angkasa, semuanya memberikan bukti tak terbantahkan bahwa Bumi bukanlah datar, melainkan memiliki bentuk seperti bola atau lebih tepatnya, sebuah sferoid pepat.
Alasan utama mengapa Bumi, dan hampir semua benda langit besar lainnya seperti planet, bintang, dan bulan, berbentuk bulat adalah karena adanya **gravitasi**. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua massa apa pun. Semakin besar massa suatu objek, semakin kuat gaya gravitasinya. Bumi memiliki massa yang sangat besar, sehingga gaya gravitasinya sangat kuat.
Bayangkan Bumi terbentuk dari kumpulan debu dan gas di ruang angkasa miliaran tahun lalu. Materi ini mulai tertarik satu sama lain karena gravitasi. Gaya gravitasi ini bekerja secara merata ke segala arah dari pusat massa. Ketika materi berkumpul, gaya gravitasi akan berusaha menarik semua materi tersebut sedekat mungkin ke pusat. Cara paling efisien bagi materi untuk berkumpul dan mencapai stabilitas di bawah tarikan gravitasi yang merata adalah dengan membentuk sebuah bola. Setiap tonjolan atau bagian yang datar akan ditarik ke bawah oleh gravitasi, sementara setiap cekungan akan diisi, menghasilkan bentuk yang paling simetris: bola.
Dalam skala yang sangat besar, gaya gravitasi mendominasi gaya lain yang mungkin ada, seperti kekuatan material itu sendiri. Bahkan material batuan yang sangat keras pun akan melunak dan menyerah pada tarikan gravitasi yang masif dari objek sebesar planet. Inilah mengapa planet-planet raksasa gas seperti Jupiter dan Saturnus memiliki bentuk yang sangat bulat, dan bahkan objek yang lebih kecil namun cukup masif seperti Bulan juga berbentuk bulat.
Meskipun gravitasi cenderung membentuk objek menjadi bola sempurna, ada faktor lain yang memengaruhi bentuk Bumi: **rotasi**. Bumi berputar pada porosnya. Rotasi ini menciptakan gaya sentrifugal (gaya yang mendorong benda menjauhi pusat putaran) yang lebih kuat di khatulistiwa dibandingkan di kutub.
Akibat gaya sentrifugal ini, bagian khatulistiwa Bumi sedikit mengembang keluar, sementara bagian kutub sedikit tertekan. Hasilnya, Bumi bukanlah bola sempurna, melainkan sebuah **sferoid pepat (oblate spheroid)**. Ini berarti diameter Bumi di khatulistiwa sedikit lebih besar daripada diameter kutub ke kutub. Perbedaan ini tidak terlalu mencolok, tetapi cukup untuk mengubah bentuknya dari bola sempurna.
Selain prinsip fisika, banyak pengamatan dan bukti empiris yang mendukung bentuk bulat Bumi:
Jadi, Bumi itu bulat (lebih tepatnya sferoid pepat) terutama karena gaya gravitasi yang bekerja merata dari pusat massa, menarik semua materi ke arahnya. Rotasi Bumi kemudian sedikit memipihkan bentuk bola tersebut di kutub dan sedikit mengembangkannya di khatulistiwa. Berbagai bukti pengamatan dan kemajuan teknologi telah mengkonfirmasi fakta ini selama berabad-abad, menjadikan bentuk bulat Bumi sebagai salah satu kebenaran ilmiah yang paling kokoh.