Ilustrasi sederhana bentuk Bumi
Pertanyaan tentang bentuk Bumi telah ada sejak zaman kuno. Meskipun terlihat datar bagi pengamat di permukaan, berbagai bukti ilmiah yang terkumpul selama berabad-abad secara konsisten menunjukkan bahwa Bumi sebenarnya berbentuk bulat, atau lebih tepatnya, sebuah oblate spheroid.
Sejak ribuan tahun lalu, para filsuf dan astronom Yunani Kuno telah mengamati fenomena yang tidak dapat dijelaskan jika Bumi datar. Salah satu pengamatan paling awal datang dari Aristoteles pada abad ke-4 SM. Ia mencatat bahwa ketika kapal berlayar menjauh dari pelabuhan, bagian bawah kapal menghilang lebih dulu di bawah cakrawala, sementara tiang kapal tetap terlihat lebih lama. Ini menunjukkan bahwa permukaan Bumi melengkung.
Bukti lain yang diamati oleh Aristoteles adalah bentuk bayangan Bumi di Bulan saat terjadi gerhana bulan. Ia melihat bahwa bayangan yang dilemparkan Bumi selalu berbentuk lingkaran, terlepas dari orientasi Bumi. Bentuk lingkaran ini hanya bisa dihasilkan oleh benda berbentuk bola.
Kemudian, pada abad ke-3 SM, Eratosthenes melakukan eksperimen brilian untuk mengukur keliling Bumi. Ia membandingkan sudut bayangan matahari di dua kota berbeda di Mesir pada waktu yang sama. Dengan perbedaan sudut tersebut dan jarak antara kedua kota, ia berhasil menghitung perkiraan yang cukup akurat tentang ukuran Bumi yang bulat. Penemuan ini adalah salah satu bukti kuantitatif pertama yang paling kuat.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, bukti-bukti semakin bertambah. Pelayaran mengelilingi dunia yang dilakukan oleh Ferdinand Magellan dan krunya pada abad ke-16 menjadi bukti nyata. Mereka melakukan perjalanan ke satu arah dan akhirnya kembali ke titik awal, sebuah prestasi yang hanya mungkin terjadi di permukaan bola.
Revolusi sains, terutama dengan hukum gravitasi universal Newton, memberikan penjelasan fisik mengapa benda masif seperti Bumi cenderung berbentuk bola. Gravitasi menarik semua materi ke arah pusat massa. Ketika materi cair atau semi-padat dalam jumlah besar berkumpul, gaya gravitasi yang merata dari segala arah akan membentuknya menjadi bola. Rotasi Bumi memang sedikit memipihkannya di kutub dan membuatnya sedikit menggembung di khatulistiwa, menghasilkan bentuk oblate spheroid.
Pada abad ke-20, era antariksa memberikan bukti paling definitif. Foto-foto Bumi yang diambil dari luar angkasa oleh satelit, astronot, dan pesawat ruang angkasa secara visual menunjukkan planet kita sebagai bola biru yang indah mengambang di kegelapan kosmos. Rekaman video dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) juga secara konsisten memperlihatkan kelengkungan Bumi.
Meskipun Bumi itu bulat, mengapa dari perspektif kita di permukaan ia tampak datar? Alasannya adalah skala. Bumi sangatlah besar. Kelengkungan permukaannya begitu halus dan luas sehingga untuk jarak pandang manusia normal, efek kelengkungan hampir tidak terlihat. Sama seperti semut di atas bola pantai besar, ia mungkin tidak menyadari bahwa ia berada di permukaan yang melengkung.
Bahkan, jika Anda berdiri di pantai dan melihat cakrawala, Anda sebenarnya sedang melihat batas di mana pandangan Anda terhalang oleh kelengkungan Bumi. Semakin tinggi posisi Anda, semakin jauh Anda bisa melihat, dan semakin jelas Anda bisa mengamati cakrawala yang melengkung.
Jadi, dari pengamatan gerhana, bentuk kapal yang menghilang di cakrawala, pelayaran keliling dunia, hingga bukti visual dari luar angkasa, semuanya mengarah pada kesimpulan yang sama: Bumi adalah bulat. Ini adalah salah satu pengetahuan fundamental tentang alam semesta kita yang telah diverifikasi berulang kali melalui berbagai metode ilmiah.