Saat tubuh sedang melawan infeksi atau mengalami gangguan kesehatan, banyak hal tak terduga yang bisa terjadi pada fisik kita. Salah satunya adalah perubahan pada kondisi bibir yang seringkali menjadi kering, pecah-pecah, bahkan terasa perih. Fenomena ini mungkin terasa umum, namun di baliknya terdapat beberapa alasan medis yang menjelaskan mengapa bibir kering saat sakit. Memahami penyebabnya tidak hanya membantu meredakan ketidaknyamanan, tetapi juga memberikan petunjuk tentang kondisi kesehatan yang sedang dialami.
Salah satu alasan paling umum mengapa bibir menjadi kering saat sakit adalah dehidrasi. Ketika tubuh sedang berjuang melawan penyakit, terutama demam, tubuh cenderung kehilangan lebih banyak cairan daripada biasanya. Peningkatan suhu tubuh akibat demam menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat lebih banyak untuk mendinginkan diri, yang pada akhirnya mengurangi kadar air dalam tubuh. Selain itu, beberapa penyakit, seperti diare dan muntah, secara langsung menyebabkan hilangnya cairan tubuh dalam jumlah signifikan.
Bibir adalah salah satu area tubuh yang paling sensitif terhadap kekurangan cairan. Permukaan bibir yang tipis dan tidak memiliki kelenjar minyak seperti kulit wajah lainnya membuatnya lebih rentan kehilangan kelembapan. Ketika tubuh mengalami dehidrasi, tubuh akan memprioritaskan fungsi organ vital, sehingga suplai air ke area yang kurang esensial seperti bibir akan berkurang. Akibatnya, bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan bahkan bisa terasa nyeri.
Seringkali, saat seseorang merasa sakit, terutama ketika hidung tersumbat akibat flu atau alergi, pola pernapasan dapat berubah. Banyak orang cenderung bernapas melalui mulut saat hidung tidak berfungsi optimal. Pernapasan melalui mulut secara konstan akan membuat udara keluar-masuk melewati bibir. Gesekan udara yang terus-menerus ini dapat menguapkan kelembapan alami bibir, membuatnya cepat kering dan kasar.
Proses penguapan ini diperparah jika udara di lingkungan sekitar juga kering. Kelembapan udara yang rendah membuat proses pengeringan bibir semakin cepat. Kebiasaan menjilat bibir yang sering muncul saat bibir terasa kering justru dapat memperburuk keadaan, karena air liur yang menguap akan membawa serta kelembapan alami bibir.
Tidak dapat dipungkiri, obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengobati penyakit tertentu seringkali memiliki efek samping. Beberapa jenis obat, seperti dekongestan, antihistamin, dan obat-obatan untuk tekanan darah, dapat memiliki efek samping yang menyebabkan mulut dan bibir menjadi kering. Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi produksi cairan dalam tubuh, termasuk air liur, yang berperan penting dalam menjaga kelembapan bibir.
Jika Anda menyadari bibir kering muncul bersamaan dengan mulainya pengobatan dengan obat baru, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker. Mereka dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai efek samping obat tersebut dan mungkin merekomendasikan alternatif lain jika memungkinkan.
Meskipun tidak selalu menjadi penyebab utama, kekurangan nutrisi tertentu, terutama vitamin B kompleks dan zat besi, juga dapat berkontribusi pada bibir kering dan pecah-pecah. Vitamin B berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, termasuk kulit bibir. Kekurangan vitamin ini dapat memengaruhi kemampuan sel kulit untuk mempertahankan kelembapan.
Ketika seseorang sakit, nafsu makan seringkali menurun. Hal ini dapat menyebabkan asupan nutrisi harian menjadi tidak mencukupi. Jika kondisi sakit berlangsung lama dan disertai dengan pola makan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral tertentu bisa saja terjadi dan memengaruhi kondisi bibir.
Meskipun penyebab bibir kering saat sakit cukup bervariasi, ada beberapa langkah efektif yang bisa Anda lakukan untuk meredakan ketidaknyamanan:
Memperhatikan kondisi bibir saat sakit adalah salah satu bentuk perhatian terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan memahami penyebabnya dan melakukan perawatan yang tepat, Anda dapat mengurangi rasa tidak nyaman dan membantu proses pemulihan tubuh.