Gangguan asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi umum yang dapat mengganggu kualitas tidur banyak orang. Rasa terbakar di dada (heartburn), sensasi mengganjal di tenggorokan, atau bahkan rasa asam di mulut bisa sangat mengganggu, terutama saat berbaring. Pertanyaannya, mengapa asam lambung ini lebih sering terasa naik saat malam hari atau ketika kita hendak tidur?
Saat kita berdiri atau duduk, gravitasi membantu menjaga isi lambung tetap berada di tempatnya. Namun, ketika kita berbaring, posisi horizontal ini membuat katup yang memisahkan lambung dari kerongkongan (sfingter esofagus bagian bawah atau LES) lebih mudah terbuka dan memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Otot LES yang seharusnya berfungsi seperti pintu otomatis ini bisa melemah atau rileks secara tidak normal, sehingga isi lambung mudah kembali ke atas.
Air liur memiliki peran penting dalam menetralkan asam. Selama kita terjaga, kita secara alami menelan lebih sering, yang membantu membersihkan asam dari kerongkongan. Saat tidur, produksi air liur cenderung menurun dan frekuensi menelan pun berkurang. Hal ini membuat asam lambung yang mungkin naik ke kerongkongan tidak segera dinetralkan, sehingga gejalanya terasa lebih parah.
Proses pencernaan secara umum melambat saat tubuh beristirahat untuk tidur. Jika Anda makan dalam porsi besar atau makanan berat, berlemak, atau pedas sesaat sebelum tidur, makanan tersebut akan lebih lama berada di lambung. Lambung yang masih penuh menciptakan tekanan lebih besar pada sfingter LES, sehingga meningkatkan risiko refluks.
Beberapa jenis makanan dan minuman dikenal dapat memicu atau memperparah asam lambung, dan dampaknya bisa lebih terasa saat berbaring. Di antaranya adalah:
Selain itu, mengonsumsi makanan dalam porsi besar, makan terlalu dekat dengan waktu tidur, dan merokok juga merupakan faktor pemicu yang signifikan. Nikotin dapat merelaksasi otot LES, membuatnya lebih mudah terbuka.
Meskipun tidak selalu menjadi penyebab utama, perubahan hormonal (misalnya pada wanita hamil) dan tingkat stres yang tinggi dapat memengaruhi sensitivitas saluran cerna dan produksi asam lambung. Stres dapat memicu pelepasan hormon yang meningkatkan asam lambung dan juga dapat menyebabkan ketegangan otot, termasuk di area pencernaan.
Memahami penyebab asam lambung naik saat tidur adalah langkah awal untuk menemukan solusinya. Beberapa cara yang bisa dicoba untuk mengurangi gejala antara lain:
Dengan penyesuaian gaya hidup dan kebiasaan makan, banyak penderita asam lambung dapat mengurangi frekuensi dan keparahan gejala mereka, sehingga bisa mendapatkan tidur yang lebih nyenyak dan berkualitas.