Munculnya benjolan di leher kanan bisa menjadi kekhawatiran bagi siapa saja. Sensasi menemukan adanya gumpalan asing di area tubuh yang sering terlihat ini tentu menimbulkan pertanyaan: kenapa ada benjolan di leher kanan? Penting untuk diketahui bahwa benjolan di leher bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari yang tidak berbahaya hingga kondisi medis yang memerlukan perhatian lebih serius. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai kemungkinan penyebabnya, gejala penyerta, serta kapan Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.
Leher adalah area yang kompleks, terdiri dari otot, pembuluh darah, saraf, kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, dan struktur penting lainnya. Gangguan pada salah satu komponen ini dapat bermanifestasi sebagai benjolan.
Ini adalah penyebab paling umum dari benjolan di leher. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh, menyaring bakteri dan virus. Ketika tubuh melawan infeksi, kelenjar getah bening dapat membengkak. Pembesaran ini seringkali terasa lunak, kenyal, dan bisa bergerak saat disentuh. Penyebabnya bisa:
Kista sebasea adalah kantung non-kanker yang berkembang di bawah kulit. Kista ini terbentuk ketika kelenjar minyak (kelenjar sebasea) tersumbat atau rusak. Benjolan ini biasanya bulat, tumbuh lambat, dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit kecuali terinfeksi. Kista sebasea seringkali terasa halus dan bisa digerakkan.
Lipoma adalah tumor jinak yang terdiri dari jaringan lemak. Benjolan ini biasanya tumbuh lambat, lunak, kenyal, dan dapat digerakkan. Lipoma umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk leher. Lipoma jarang menjadi ganas.
Abses adalah kumpulan nanah yang terbentuk akibat infeksi bakteri. Benjolan akibat abses biasanya terasa nyeri, panas, merah, dan kadang disertai demam. Abses memerlukan penanganan medis segera untuk dikeluarkan nanahnya.
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher. Pembengkakan kelenjar tiroid, atau gondok, bisa menyebabkan adanya benjolan di leher, biasanya di bagian tengah atau bawah. Gondok bisa disebabkan oleh kekurangan yodium, penyakit autoimun (seperti penyakit Graves atau Hashimoto), atau peradangan. Benjolan tiroid perlu dievaluasi oleh dokter untuk menentukan penyebab dan penanganannya.
Meskipun lebih jarang, benjolan di leher kanan juga bisa menjadi indikasi kondisi yang lebih serius.
Benjolan di leher yang disebabkan oleh kanker seringkali memiliki karakteristik yang berbeda. Benjolan ini bisa keras, tidak bergerak, tumbuh cepat, dan seringkali disertai gejala lain seperti penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kesulitan menelan, perubahan suara, atau luka yang tidak kunjung sembuh. Jenis kanker yang bisa menyebabkan benjolan di leher meliputi kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker tiroid, atau penyebaran kanker dari bagian tubuh lain (metastasis).
Selain gondok, kelenjar tiroid bisa membentuk nodul tunggal atau multipel. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, namun sekitar 5-10% bisa bersifat ganas (kanker tiroid). Nodul tiroid perlu diperiksa lebih lanjut dengan USG dan biopsi jika diperlukan.
Terdapat beberapa kelenjar ludah di area leher. Tumor pada kelenjar ludah, baik jinak maupun ganas, dapat menyebabkan munculnya benjolan.
Sebagian besar benjolan di leher bersifat jinak dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, ada beberapa tanda peringatan yang mengharuskan Anda segera memeriksakan diri ke dokter:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, USG leher, CT scan, MRI, atau biopsi untuk menentukan penyebab benjolan dan penanganan yang tepat.
Mengetahui potensi penyebab kenapa ada benjolan di leher kanan adalah langkah awal yang penting. Jangan panik jika Anda menemukan benjolan, namun jangan juga mengabaikan tanda-tanda bahaya. Pemeriksaan medis yang cepat dan akurat adalah kunci untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang optimal.