Panduan Lengkap dan Tata Cara Sholat Subuh (Fajr)

Posisi Qiyam (Berdiri dalam Sholat)

Ilustrasi Posisi Berdiri Sholat (Qiyam)

Sholat Subuh, atau Sholat Fajar, adalah sholat wajib dua rakaat yang dilaksanakan pada waktu fajar menyingsing hingga terbitnya matahari. Ia merupakan salah satu dari lima sholat fardhu yang menjadi tiang utama agama Islam. Menunaikannya secara benar dan tepat waktu memiliki keutamaan spiritual yang sangat besar, karena ia disaksikan oleh para malaikat malam dan malaikat siang.

Panduan ini disusun secara komprehensif untuk memastikan setiap langkah, mulai dari persiapan hingga salam, dilakukan sesuai dengan tuntunan sunnah dan syariat Islam.

Keutamaan dan Kedudukan Sholat Subuh

Sholat Subuh memiliki kedudukan istimewa. Allah SWT dan Rasul-Nya telah menjanjikan pahala luar biasa bagi mereka yang melaksanakannya tepat waktu, terutama secara berjamaah. Ini adalah waktu di mana bumi masih diselimuti ketenangan, dan jiwa manusia paling dekat dengan Rabb-nya.

Di antara keutamaan Sholat Subuh adalah:

Persiapan Penting Sebelum Sholat

Sholat tidak sah tanpa memenuhi syarat-syarat tertentu. Persiapan yang matang mencakup kesucian diri, pakaian, dan tempat. Fokus utama pada persiapan ini adalah Thaharah (bersuci).

1. Waktu Sholat Subuh

Waktunya dimulai sejak terbit fajar shadiq (fajar yang nyata, ditandai dengan cahaya putih melintang di ufuk timur) hingga matahari mulai terbit. Melaksanakan sholat ini di awal waktu (tepat setelah azan) adalah yang paling utama (afdal).

2. Bersuci dari Hadats (Wudu)

Wudu adalah kunci diterimanya sholat. Setiap muslim wajib memastikan dirinya suci dari hadats kecil (dengan wudu) dan hadats besar (dengan mandi wajib).

Rukun Wudu (yang wajib):

  1. Niat (di dalam hati ketika membasuh muka).
  2. Membasuh seluruh wajah.
  3. Membasuh kedua tangan sampai siku.
  4. Mengusap sebagian kepala.
  5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.
  6. Tertib (berurutan).

Pastikan air wudu menyentuh seluruh area yang diwajibkan, termasuk sela-sela jari dan tumit.

3. Menutup Aurat dan Kesucian Tempat

Tata Cara Sholat Subuh Rakaat Demi Rakaat (2 Rakaat)

Sholat Subuh terdiri dari dua (2) rakaat dengan satu tambahan khusus, yaitu doa Qunut, yang dibaca pada rakaat kedua setelah I'tidal (bangun dari Ruku').

Langkah 1: Berdiri Tegak dan Niat (Qiyam)

Berdiri tegak menghadap kiblat. Kaki direnggangkan secukupnya. Pandangan tertuju pada tempat sujud. Segala persiapan lahir dan batin dipusatkan untuk menghadap Allah SWT.

1.1. Niat Sholat Subuh

Niat diucapkan di dalam hati bersamaan dengan dimulainya Takbiratul Ihram. Niat adalah tujuan yang membedakan sholat fardhu ini dengan sholat sunnah lainnya.

أُصَلِّيْ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى Ushallii fardhash shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa. "Aku niat melakukan sholat fardhu Subuh dua rakaat, sambil menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta’ala."

Jika sholat berjamaah, niat diubah menjadi "imaman" (sebagai imam) atau "ma’muman" (sebagai makmum).

Langkah 2: Takbiratul Ihram

Angkat kedua tangan sejajar bahu atau telinga, lalu ucapkan Takbiratul Ihram. Dengan takbir ini, kita secara resmi memasuki ibadah sholat, dan segala hal yang membatalkan sholat (seperti bicara atau bergerak berlebihan) menjadi haram dilakukan.

2.1. Bacaan Takbiratul Ihram
اَللهُ أَكْبَرُ Allahu Akbar. "Allah Maha Besar."

Setelah takbir, letakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri di dada atau di bawah pusar (terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai posisi tangan).

Langkah 3: Doa Iftitah (Sunnah)

Setelah Takbiratul Ihram, sunnah membaca doa Iftitah. Doa ini adalah pujian pembuka kepada Allah sebelum memulai pembacaan inti sholat.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ Allaahu Akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wasubhaanallaahi bukrataw wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wabidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin. "Allah Maha Besar lagi Sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan karena itu aku diperintah, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Langkah 4: Membaca Al-Fatihah (Wajib)

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun sholat. Sholat tidak sah tanpa membacanya. Setelah Iftitah, dilanjutkan dengan membaca Ta'awudz dan Basmalah sebelum Al-Fatihah.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin. Ar-Rahmaanir Rahiim. Maaliki yawmiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alayhim ghayril maghdhuubi 'alayhim wa ladh dhaalliin. (Aamiin) "(Bacalah terjemah Al-Fatihah secara mendalam)."

Langkah 5: Membaca Surat Pendek (Sunnah)

Setelah Al-Fatihah, dianjurkan membaca satu surat pendek atau beberapa ayat Al-Qur'an. Dalam Sholat Subuh, Rasulullah sering membaca surat-surat yang panjang pada rakaat pertama, seperti surat Qaf atau Ad-Dahr, tetapi boleh juga surat pendek seperti Al-Ikhlas.

Langkah 6: Ruku’

Setelah selesai membaca surat, ucapkan Allahu Akbar sambil membungkuk, menundukkan punggung hingga sejajar dengan kepala. Kedua tangan memegang lutut. Pandangan tetap ke tempat sujud.

Bacaan Ruku’ (Dibaca 3x atau lebih)
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ Subhaana Rabbiyal ‘azhiimi wa bihamdih. "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya."

Ruku’ harus dilakukan dengan tuma’ninah (tenang sejenak). Tanpa tuma’ninah, rukun sholat ini tidak sah.

Langkah 7: I’tidal (Bangun dari Ruku’)

Angkat badan dari posisi ruku’ hingga berdiri tegak lurus kembali (seperti posisi sebelum ruku’). Angkat kedua tangan seperti saat Takbiratul Ihram.

Bacaan I’tidal (Saat mengangkat badan)
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ Sami’allaahu liman hamidah. "Allah mendengar orang yang memuji-Nya."
Bacaan I’tidal (Ketika sudah berdiri tegak)
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawaati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa syi’ta min syay’in ba’du. "Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa pun yang Engkau kehendaki setelah itu."

Langkah 8: Sujud Pertama

Ucapkan Allahu Akbar sambil turun sujud. Tujuh anggota badan harus menyentuh lantai: dahi dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki (jari kaki ditekuk menghadap kiblat).

Bacaan Sujud (Dibaca 3x atau lebih)
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ Subhaana Rabbiyal A’laa wa bihamdih. "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya."

Langkah 9: Duduk di Antara Dua Sujud

Angkat kepala dari sujud sambil mengucapkan Allahu Akbar, lalu duduk dengan posisi kaki kiri dihamparkan untuk diduduki, dan kaki kanan ditegakkan (duduk iftirasy).

Bacaan Duduk Antara Dua Sujud
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافِنِي Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii. "Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, dan sejahterakanlah aku."

Langkah 10: Sujud Kedua

Lakukan sujud kedua, tata caranya sama persis dengan Sujud Pertama, dengan kembali mengucapkan Allahu Akbar dan membaca doa sujud yang sama.

Langkah 11: Berdiri untuk Rakaat Kedua

Angkat badan dari sujud kedua sambil mengucapkan Allahu Akbar, langsung berdiri tegak (Qiyam). Sebelum berdiri penuh, sunnah duduk istirahat sejenak (duduk istirahah) apabila diperlukan.

Rakaat Kedua Sholat Subuh

Rakaat kedua dimulai dengan pembacaan Al-Fatihah tanpa mengulang Doa Iftitah.

Langkah 12: Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek

Ulangi pembacaan Ta'awudz (sunnah) dan Basmalah, dilanjutkan dengan Al-Fatihah, dan satu surat/ayat Al-Qur'an. Surat pada rakaat kedua biasanya lebih pendek daripada rakaat pertama.

Penting: Seluruh rukun dan sunnah pada Ruku’, I'tidal, Sujud Pertama, Duduk Antara Dua Sujud, dan Sujud Kedua pada rakaat ini diulangi persis seperti pada Rakaat Pertama, namun dengan satu perbedaan krusial setelah I’tidal.

Langkah 13: I’tidal (Kritis: Persiapan Qunut)

Lakukan Ruku’ dan I’tidal dengan bacaan yang sama seperti pada Rakaat Pertama.

Setelah I’tidal (posisi berdiri tegak), sebelum turun sujud, kita akan melaksanakan doa Qunut.

Detail Khusus: Membaca Doa Qunut

Doa Qunut adalah doa yang dibaca pada rakaat kedua Sholat Subuh setelah bangkit dari Ruku’ (I’tidal). Hukum Qunut Subuh adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) menurut Mazhab Syafi’i dan Maliki.

Tata Cara Pelaksanaan Qunut

Ketika berdiri tegak setelah I'tidal, kedua tangan diangkat setinggi dada, menghadap ke langit, sebagai tanda memohon. Dalam sholat berjamaah, imam mengeraskan suara qunutnya dan makmum mengamini setiap lafaz doa tersebut.

Bacaan Doa Qunut (Populer)

اَللّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ Allaahumahdinii fiiman hadaiyt, wa 'aafinii fiiman 'aafaiyt, wa tawallanii fiiman tawallaiyt, wa baariklii fiimaa a'thaiyt, wa qinii syarramaa qadhaiyt, fainnaka taqdhii walaa yuqdhaa 'alaiyk, wa innahu laa yadzillu maw waalaiyt, tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaiyt. "Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku keselamatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan. Pimpinlah aku seperti orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah padaku atas segala apa yang telah Engkau berikan. Lindungilah aku dari kejahatan yang telah Engkau pastikan. Sesungguhnya Engkau-lah yang memutuskan, dan tidak ada seorang pun yang memutuskan atas-Mu. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau berikan kekuasaan. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau."

Penambahan Shalawat: Setelah Qunut selesai, disunnahkan menambahkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.

Variasi Qunut Nazilah

Apabila terjadi bencana, musibah umum, atau ancaman terhadap kaum muslimin, Qunut yang dibaca dapat diganti atau ditambahkan dengan Qunut Nazilah. Qunut Nazilah dilakukan untuk memohon perlindungan dari musibah tersebut, dan ini boleh dilakukan pada semua sholat wajib, bukan hanya Subuh.

Melanjutkan Rakaat Kedua (Sujud dan Tasyahud)

Langkah 14: Sujud Pertama dan Duduk Antara Dua Sujud

Setelah Qunut selesai, ucapkan Allahu Akbar dan turun sujud. Lakukan Sujud Pertama, Duduk Antara Dua Sujud, dan Sujud Kedua, sama seperti tata cara pada Rakaat Pertama. Pastikan tuma’ninah dalam setiap gerakan dan posisi.

Langkah 15: Duduk Tasyahud Akhir

Setelah bangkit dari sujud kedua rakaat terakhir (Rakaat Kedua), duduklah untuk Tasyahud Akhir. Posisi duduk Tasyahud Akhir adalah duduk tawarruk (kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, dan pantat menempel di lantai).

Bacaan Tasyahud Akhir (Attahiyat)
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ At-tahiyyaatul mubaarakaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. As-salaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullaahi wa barokaatuh. As-salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullaah. "Segala penghormatan yang penuh berkah, shalawat yang baik adalah milik Allah. Salam sejahtera atasmu wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Saat mengucapkan kalimat “Asyhadu al laa ilaaha illallaah”, sunnah mengangkat jari telunjuk tangan kanan.

Langkah 16: Membaca Shalawat Ibrahimiyah

Setelah pembacaan Attahiyat, wajib dilanjutkan dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga Nabi Ibrahim AS.

Shalawat Ibrahimiyah
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollayta ‘alaa Ibraahim wa ‘alaa aali Ibraahiim. Wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarokta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid. "Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Dan berilah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam."

Langkah 17: Salam (Mengakhiri Sholat)

Setelah selesai Tasyahud Akhir, sholat diakhiri dengan salam. Gerakan salam dilakukan dengan menoleh ke kanan lalu ke kiri, sambil mengucapkan salam.

Salam Pertama (Menoleh ke Kanan)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah. "Keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian."

Ucapkan salam ini sambil menoleh hingga pipi terlihat dari belakang.

Salam Kedua (Menoleh ke Kiri)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah. "Keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian."

Dengan mengucapkan salam kedua, maka Sholat Subuh telah selesai.

Penjabaran Mendalam Fiqh Sholat Subuh

Memahami fiqh atau hukum-hukum terkait sholat Subuh sangat penting agar ibadah kita sah dan sempurna.

Rukun Sholat dan Konsekuensi Meninggalkannya

Rukun sholat adalah hal-hal pokok yang wajib dilakukan. Jika salah satu rukun ditinggalkan, sholat batal dan wajib diulang. Rukun-rukun sholat Subuh (yang harus dilakukan dengan tuma'ninah) adalah:

  1. Niat.
  2. Berdiri (bagi yang mampu).
  3. Takbiratul Ihram.
  4. Membaca Al-Fatihah.
  5. Ruku’ dan Tuma’ninah.
  6. I’tidal dan Tuma’ninah.
  7. Sujud (dua kali) dan Tuma’ninah.
  8. Duduk antara dua sujud dan Tuma’ninah.
  9. Duduk Tasyahud Akhir.
  10. Membaca Tasyahud Akhir.
  11. Membaca Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir.
  12. Salam yang pertama.
  13. Tertib (melakukan semua rukun secara berurutan).

Ketelitian dalam menjaga tuma’ninah (ketenangan sejenak setelah setiap gerakan pokok) adalah esensial. Nabi Muhammad SAW pernah menegur seorang sahabat yang sholatnya terburu-buru, memerintahkannya mengulang sholatnya karena ia tidak menunaikan rukun dengan tenang.

Hal-Hal yang Membatalkan Sholat Subuh

Sholat dapat menjadi batal karena beberapa hal, yang harus dihindari sepanjang rangkaian ibadah:

Qadha (Mengganti) Sholat Subuh yang Terlewat

Jika seseorang tertidur pulas hingga melewatkan waktu Sholat Subuh atau lupa melaksanakannya, wajib baginya untuk segera meng-qadha' (mengganti) sholat tersebut segera setelah ia bangun atau ingat.

Dalil Qadha: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tertidur dari sholatnya atau lupa, maka hendaklah ia sholat ketika ia ingat atau bangun." (HR. Muslim).

Tata Cara Qadha Sholat Subuh

Sholat qadha dilakukan persis seperti sholat ada' (sholat yang dilakukan pada waktunya), termasuk semua rukun dan sunnahnya, termasuk Qunut (menurut Mazhab Syafi'i).

Perbedaan Niat Qadha: Ketika niat, ditambahkan kata "qadha'an".

أُصَلِّيْ فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَضَاءً لِلَّهِ تَعَالَى Ushallii fardhash shubhi rak’ataini qadha’an lillaahi ta’aalaa. "Aku niat melakukan sholat fardhu Subuh dua rakaat, qadha' karena Allah Ta’ala."

Qadha harus dilakukan segera, tidak boleh ditunda-tunda tanpa alasan syar'i, meskipun harus dilakukan di waktu yang dilarang untuk sholat sunnah (karena ini adalah sholat fardhu yang memiliki sebab).

Pengembangan Ruhani dalam Sholat Subuh

Sholat Subuh bukan sekadar rangkaian gerakan fisik dan bacaan lisan. Ia adalah puncak komunikasi hamba dengan Penciptanya. Untuk mencapai kekhusyuan sejati, perlu dipahami makna filosofis di balik setiap rukun.

Filosofi Gerakan (Makna Simbolis)

Detail Tambahan Mengenai Persiapan dan Thaharah

Karena pentingnya Thaharah dalam kesempurnaan Sholat Subuh, kami akan jabarkan lebih rinci mengenai Wudu dan hal-hal yang berkaitan dengan pakaian dan tempat.

Kesempurnaan Wudu (Sunnah Wudu)

Selain rukun wudu yang wajib, terdapat banyak sunnah yang menyempurnakan kesucian kita:

  1. Menggosok gigi (siwak).
  2. Membaca Basmalah di awal.
  3. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali sebelum memasukkannya ke dalam wadah air.
  4. Berkumur (madhmadhah) dan menghirup air ke hidung (istinsyaq).
  5. Mengusap seluruh kepala.
  6. Mendahulukan anggota badan kanan daripada yang kiri.
  7. Mengulang basuhan hingga tiga kali.
  8. Menyela-nyela janggut (bagi pria) dan jari-jari tangan serta kaki.
  9. Membaca doa setelah wudu.
Doa Setelah Wudu
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu. Wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj 'alnii minat tawwaabiina waj 'alnii minal mutathohhiriin. "Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang menyucikan diri."

Najis yang Harus Diperhatikan

Kesucian pakaian dan tempat sangat penting. Jika kita sholat sementara di pakaian atau sajadah terdapat najis, sholat kita tidak sah. Najis yang umum harus dihilangkan mencakup:

Proses menghilangkan najis harus dilakukan hingga hilang zat, rasa, bau, dan warnanya. Khusus untuk najis anjing, harus dicuci sebanyak tujuh kali, salah satunya dengan tanah (debu) atau sabun khusus pengganti debu, sesuai pandangan Mazhab Syafi’i.

Detail Teknis Bacaan Sholat

Untuk memastikan pembacaan sholat sempurna, diulang kembali detail lafaz dari rukun-rukun utama, agar pembaca dapat memastikan tajwid dan makhraj huruf yang benar.

A. Bacaan Al-Fatihah (Diperkuat)

Setiap huruf harus dilafalkan dengan benar. Kesalahan dalam melafalkan makhraj (tempat keluarnya huruf) dapat mengubah makna dan berpotensi membatalkan sholat jika dilakukan dengan sengaja atau mengabaikan upaya belajar.

١. بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
٢. ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
٣. ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
٤. مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
٥. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
٦. ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
٧. صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

Pada akhir ayat 7, makmum disunnahkan mengucapkan "Aamiin" dengan keras (bagi yang sholat Subuh berjamaah), bersamaan dengan imam, karena ini adalah doa yang dijanjikan pengampunan dosa.

B. Bacaan Tasbih Ruku’ dan Sujud (Diulang untuk Penekanan)

Tasbih dalam ruku' dan sujud adalah pujian pengagungan. Meskipun minimal dibaca sekali, disunnahkan dibaca tiga kali atau lebih, dengan jumlah ganjil.

Tasbih Ruku' (3x):

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Tasbih Sujud (3x):

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

Selain itu, ketika sujud, sunnah menambahkan doa: "Subbuhun Quddusun Rabbul Malaa-ikati war Ruuh" (Maha Suci, Maha Quddus, Tuhan Para Malaikat dan Ruh [Jibril]).

C. Bacaan Tambahan dalam I’tidal (Pilihan Lain)

Selain bacaan standar I'tidal (Rabbana wa lakal hamd), ada versi yang lebih panjang dan lebih afdal, yang mengandung permintaan pertolongan dan pujian yang lebih menyeluruh:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ Rabbanaa wa lakal hamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih. "Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah di dalamnya."

Hukum Terkait Qunut Subuh dalam Berbagai Mazhab

Meskipun panduan ini berfokus pada tata cara yang umum di Indonesia (berdasarkan Mazhab Syafi'i), penting untuk mengetahui perbedaan pendapat agar tidak terjadi perselisihan ketika sholat berjamaah dengan mazhab lain.

  1. Mazhab Syafi’i dan Maliki: Menganggap Qunut Subuh sebagai sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) dan dilaksanakan setiap hari pada rakaat kedua setelah I’tidal. Jika ditinggalkan, sunnah menutupinya dengan Sujud Sahwi.
  2. Mazhab Hanafi: Qunut hanya disyariatkan dalam sholat Witir (saat akhir puasa Ramadhan) dan tidak disyariatkan dalam Sholat Subuh.
  3. Mazhab Hambali: Qunut hanya disyariatkan untuk Qunut Nazilah (ketika terjadi musibah). Jika tidak ada musibah, mereka tidak membaca Qunut Subuh.

Oleh karena itu, jika Anda seorang makmum yang sholat di belakang imam yang tidak membaca qunut (misalnya imam dari Mazhab Hambali atau Hanafi), makmum tidak perlu melakukan qunut sendiri dan tetap melanjutkan sholat tanpa sujud sahwi (karena bagi makmum, sunnah imam mengikuti imam). Sebaliknya, jika imam membaca qunut, makmum wajib mengamini bacaan imam.

Penekanan pada Tuma’ninah

Tuma’ninah (diam sejenak) adalah rukun sholat yang sering diabaikan. Ini berarti setiap tulang harus kembali pada posisinya dan ada jeda diam minimal selama mengucapkan satu kali tasbih.

Penerapan Tuma’ninah:

Ketiadaan tuma’ninah dalam rukun fi'li (gerakan) akan membatalkan sholat secara keseluruhan. Fokuskan diri, jangan terburu-buru, dan nikmati setiap detik ibadah yang sedang dilakukan.

Penutup: Kontinuitas dan Istiqamah

Menjaga Sholat Subuh secara istiqamah (konsisten) adalah tanda keimanan yang kuat, terutama karena ia menuntut pengorbanan terbesar: melawan rasa kantuk dan nyaman di waktu fajar.

Semoga panduan rinci mengenai cara sholat Subuh ini dapat membantu kaum Muslimin untuk menunaikan ibadah fardhu ini dengan sempurna, khusyuk, dan sesuai dengan tuntunan syariat, sehingga mendapatkan cahaya dan perlindungan Allah SWT sepanjang hari.

Ilustrasi Doa (Qunut)

Doa adalah Inti Ibadah.

🏠 Homepage