Faringitis, atau radang tenggorokan, adalah kondisi umum yang sering dialami banyak orang. Gejala utamanya meliputi rasa sakit, gatal, atau sensasi terbakar di tenggorokan, yang seringkali membuat proses menelan menjadi sulit dan menyakitkan. Meskipun sangat umum, penting untuk dipahami bahwa tidak semua kasus faringitis memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
Kesalahan terbesar yang sering dilakukan adalah mengasumsikan bahwa setiap sakit tenggorokan otomatis disebabkan oleh infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik untuk faringitis. Mayoritas kasus faringitis, diperkirakan sekitar 85% hingga 90%, disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus flu atau common cold. Antibiotik sama sekali tidak efektif melawan virus.
Antibiotik hanya efektif dan diresepkan ketika faringitis terbukti disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyebab bakteri yang paling umum adalah Streptococcus pyogenes, yang menyebabkan faringitis streptokokus atau yang lebih dikenal sebagai radang tenggorokan bakteri.
Diagnosis yang tepat sangat krusial sebelum memulai pengobatan. Dokter biasanya akan melakukan tes cepat (rapid test) atau kultur usap tenggorokan (throat swab) untuk memastikan keberadaan bakteri Streptokokus. Penggunaan antibiotik untuk faringitis yang tidak sesuai indikasi dapat memicu resistensi antibiotik, yang merupakan ancaman kesehatan global serius.
Meskipun diagnosis pasti memerlukan tes laboratorium, ada beberapa gejala klinis yang seringkali mengarahkan dokter untuk mencurigai adanya infeksi bakteri:
Jika dokter memang meresepkan antibiotik untuk faringitis bakteri, kepatuhan terhadap dosis dan durasi pengobatan adalah mutlak. Misalnya, pengobatan Streptokokus biasanya memerlukan antibiotik selama 10 hari penuh. Menghentikan pengobatan lebih awal, bahkan setelah merasa lebih baik, dapat menyebabkan bakteri yang tersisa menjadi kebal dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti demam rematik atau glomerulonefritis akut.
Saat tenggorokan meradang, baik karena virus maupun bakteri (sebelum antibiotik bekerja efektif), penanganan gejala suportif sangat penting untuk kenyamanan:
Kesimpulannya, meskipun ada opsi antibiotik untuk faringitis, penggunaannya harus dibatasi hanya pada kasus yang terkonfirmasi bakteri. Selalu konsultasikan dengan profesional medis untuk diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat demi menjaga efektivitas antibiotik di masa depan.
Ingat, antibiotik adalah obat penyelamat jiwa, namun penggunaannya yang bijak menentukan seberapa efektif mereka di masa depan dalam melawan infeksi serius.