Ketika perut terasa panas, perih, atau tidak nyaman akibat kelebihan asam lambung—kondisi yang sering kita sebut maag atau dispepsia—banyak orang mencari solusi cepat. Di antara berbagai pilihan obat bebas, tablet antasida kunyah menonjol sebagai pertolongan pertama yang populer dan mudah diakses. Produk ini bekerja langsung di dalam lambung untuk menetralkan asam hidroklorida yang berlebihan.
Berbeda dengan cairan antasida yang mungkin kurang praktis dibawa, tablet kunyah menawarkan kemudahan dosis yang terukur. Selain itu, mekanisme mengunyahnya memainkan peran penting dalam mempercepat proses netralisasi. Proses pengunyahan membantu memecah tablet menjadi partikel yang lebih kecil, meningkatkan luas permukaan kontak dengan cairan lambung, sehingga aksi penyerapan dan penetralan asam menjadi lebih cepat dibandingkan menelan tablet biasa.
Inti dari tablet antasida kunyah adalah senyawa basa yang aktif, biasanya mengandung kalsium karbonat (CaCO3), magnesium hidroksida (Mg(OH)2), atau aluminium hidroksida (Al(OH)3), atau kombinasi dari ketiganya. Ketika Anda mengunyah tablet tersebut, zat aktif ini bercampur dengan air liur dan makanan, kemudian masuk ke lambung.
Reaksi kimia yang terjadi sangat sederhana namun efektif: asam bereaksi dengan basa. Sebagai contoh, jika menggunakan kalsium karbonat: $$ \text{CaCO}_3 + 2\text{HCl} \rightarrow \text{CaCl}_2 + \text{H}_2\text{O} + \text{CO}_2 $$ Hasilnya adalah garam yang relatif netral, air, dan karbon dioksida (CO2). Gas CO2 inilah yang terkadang menyebabkan sensasi bersendawa ringan setelah mengonsumsi antasida, namun tujuannya tercapai: tingkat keasaman (pH) di lambung meningkat, mengurangi iritasi pada lapisan esofagus dan dinding lambung.
Mengapa banyak profesional kesehatan dan konsumen memilih bentuk kunyah? Berikut adalah beberapa keunggulannya:
Tablet antasida kunyah adalah pilihan ideal untuk penanganan gejala episodik dan ringan. Ini termasuk:
Penting untuk diingat bahwa obat ini adalah pereda gejala, bukan penyembuh akar masalah. Jika Anda mengalami gejala maag atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) secara rutin—misalnya, lebih dari dua kali seminggu—penggunaan antasida kunyah jangka panjang tanpa konsultasi dokter tidak dianjurkan. Obat ini mungkin menutupi gejala kondisi yang lebih serius.
Meskipun aman jika digunakan sesuai petunjuk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait tablet antasida kunyah. Antasida dapat memengaruhi penyerapan obat lain karena mengubah pH lambung. Disarankan untuk memberi jeda minimal satu hingga dua jam antara mengonsumsi antasida dan obat resep lainnya, terutama antibiotik tertentu, obat tiroid, atau suplemen zat besi.
Selain itu, antasida berbasis magnesium dapat menyebabkan efek samping diare, sementara yang berbasis aluminium mungkin menyebabkan sembelit. Memilih produk kombinasi seringkali membantu menyeimbangkan efek samping ini. Selalu baca label kemasan dan pastikan Anda tidak memiliki kondisi medis tertentu (seperti penyakit ginjal kronis) yang dapat diperburuk oleh kandungan mineral tertentu dalam antasida. Tablet antasida kunyah adalah sekutu yang baik untuk perut yang rewel, asalkan digunakan dengan bijak dan sebagai penanganan jangka pendek.