Ilustrasi kesehatan kandung kemih dan hidrasi yang tepat.
Merasa seperti Anda harus terus-menerus pergi ke kamar mandi? Sering buang air kecil, atau dalam istilah medis disebut frekuensi urinasi yang meningkat, adalah keluhan umum yang dapat mengganggu kualitas hidup. Jika Anda bertanya-tanya, "Sering buang air kecil itu kenapa ya?", Anda tidak sendirian. Ada berbagai macam alasan mengapa seseorang mungkin mengalami dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Sebelum menyelami penyebabnya, penting untuk memahami apa yang dianggap normal. Rata-rata, orang dewasa buang air kecil antara 4 hingga 8 kali dalam periode 24 jam. Frekuensi ini bisa sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti asupan cairan, aktivitas fisik, usia, dan kondisi kesehatan tertentu.
Sering buang air kecil bisa menjadi gejala dari banyak kondisi, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian medis segera. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
Ini adalah penyebab yang paling jelas dan paling mudah diatasi. Jika Anda minum lebih banyak air, teh, kopi, atau minuman lain dari biasanya, ginjal Anda akan memproduksi lebih banyak urin untuk mengeluarkan kelebihan cairan tersebut. Kafein dan alkohol juga merupakan diuretik, yang berarti mereka dapat meningkatkan produksi urin.
ISK adalah salah satu penyebab paling umum dari sering buang air kecil, terutama pada wanita. Bakteri dapat menginfeksi kandung kemih, uretra, atau bahkan ginjal. Gejala lain yang menyertai ISK meliputi rasa nyeri atau perih saat buang air kecil, urin keruh atau berbau menyengat, serta sensasi ingin buang air kecil bahkan saat kandung kemih kosong.
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan gula. Akibatnya, tubuh memproduksi lebih banyak urin untuk mengeluarkan gula tersebut. Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari (nokturia), adalah salah satu gejala klasik diabetes. Gejala lain meliputi rasa haus berlebih, penurunan berat badan tanpa sebab, dan kelelahan.
OAB adalah kondisi di mana otot-otot kandung kemih berkontraksi secara tiba-tiba dan tidak disengaja, bahkan ketika kandung kemih belum terisi penuh. Hal ini menyebabkan dorongan mendadak dan kuat untuk buang air kecil, yang sulit ditahan. OAB dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerusakan saraf, peradangan, atau bahkan perubahan hormon.
Seiring bertambahnya usia, prostat pada pria dapat membesar. Kelenjar prostat yang membesar dapat menekan uretra, menyulitkan aliran urin. Akibatnya, kandung kemih mungkin tidak dapat mengosongkan seluruhnya, menyebabkan kebutuhan untuk buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari. Gejala lain termasuk kesulitan memulai buang air kecil, aliran urin yang lemah, dan rasa tidak tuntas setelah buang air kecil.
Selama kehamilan, rahim yang membesar akan menekan kandung kemih. Selain itu, perubahan hormonal juga dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil. Banyak wanita hamil merasa perlu buang air kecil lebih sering, terutama pada trimester pertama dan ketiga.
Beberapa penyakit ginjal dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk memekatkan urin, sehingga Anda mungkin perlu buang air kecil lebih sering untuk mengeluarkan limbah dari tubuh.
Beberapa jenis obat, terutama diuretik yang diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, dapat meningkatkan produksi urin sebagai efek sampingnya.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kafein dan alkohol bersifat diuretik. Mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat memicu keinginan buang air kecil yang lebih sering.
Meskipun sering buang air kecil bisa disebabkan oleh hal-hal yang tidak berbahaya, penting untuk tidak mengabaikannya, terutama jika disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami:
Dokter akan melakukan pemeriksaan, menanyakan riwayat medis Anda, dan mungkin meminta tes urine, tes darah, atau tes lain untuk menentukan penyebab pasti dari sering buang air kecil yang Anda alami. Penanganan yang tepat akan sangat bergantung pada diagnosis yang ditemukan. Jangan ragu untuk mencari nasihat medis jika Anda merasa khawatir.