Simbol: Aliran cairan yang berlebih.
Merasa harus buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan ketika melakukannya, jumlah urine yang dikeluarkan terasa sangat banyak? Kondisi ini, yang dikenal sebagai sering buang air kecil jumlah banyak atau poliuria, bisa menjadi tanda adanya perubahan signifikan dalam tubuh Anda. Meskipun kadang-kadang hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya, kondisi ini juga bisa menjadi indikator dari masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis.
Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada peningkatan frekuensi dan volume buang air kecil. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk menentukan penanganan yang tepat.
Ini adalah penyebab yang paling sederhana. Jika Anda minum lebih banyak air, teh, kopi, atau minuman lain dari biasanya, ginjal Anda akan bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan cairan tersebut dan mengeluarkannya melalui urine. Ini adalah respons normal tubuh.
Salah satu gejala klasik diabetes yang tidak terkontrol adalah poliuria. Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal mencoba untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine. Proses ini menarik lebih banyak air, yang menyebabkan peningkatan volume urine dan frekuensi buang air kecil. Jika Anda juga mengalami rasa haus yang berlebihan (polidipsia) dan rasa lapar yang meningkat (polifagia), segera konsultasikan ke dokter.
Berbeda dengan diabetes mellitus, diabetes insipidus bukanlah penyakit yang berkaitan dengan gula darah, melainkan gangguan pada hormon antidiuretik (ADH) atau kemampuan ginjal untuk meresponsnya. Akibatnya, ginjal tidak dapat menahan air dengan baik, menyebabkan produksi urine yang sangat banyak dan encer, serta rasa haus yang ekstrem.
Meskipun ISK lebih sering dikaitkan dengan rasa nyeri saat buang air kecil dan frekuensi yang sering dengan volume sedikit, pada beberapa kasus, terutama jika infeksi sudah menyebar, dapat terjadi perubahan dalam pola buang air kecil, termasuk peningkatan volume.
Obat diuretik, yang sering diresepkan untuk kondisi seperti tekanan darah tinggi atau gagal jantung, bekerja dengan membantu tubuh membuang kelebihan garam dan air. Efek sampingnya adalah peningkatan frekuensi dan volume buang air kecil.
Kerusakan pada ginjal akibat berbagai kondisi dapat mengganggu kemampuannya untuk memekatkan urine, yang pada akhirnya menyebabkan produksi urine yang lebih banyak.
Selama kehamilan, janin yang berkembang menekan kandung kemih, yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Selain itu, perubahan hormonal juga dapat memengaruhi produksi urine.
Pembesaran kelenjar prostat dapat menekan uretra, menghambat aliran urine. Tubuh mungkin mencoba mengkompensasi dengan sering mengirimkan sinyal untuk buang air kecil, meskipun volume yang keluar tidak selalu banyak pada setiap kesempatan, namun frekuensinya meningkat.
Kedua zat ini memiliki efek diuretik ringan, yang berarti dapat meningkatkan produksi urine dan frekuensi buang air kecil.
Meskipun sesekali mengalami peningkatan frekuensi dan volume buang air kecil mungkin tidak perlu dikhawatirkan, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika kondisi ini:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Untuk mendiagnosis penyebabnya, mungkin akan dilakukan beberapa tes, seperti tes urine untuk memeriksa kadar gula, protein, atau tanda-tanda infeksi, serta tes darah untuk mengukur kadar glukosa dan fungsi ginjal.
Penanganan akan sangat bergantung pada penyebabnya:
Jangan mengabaikan sinyal tubuh Anda. Sering buang air kecil jumlah banyak bisa menjadi peringatan dini. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, Anda dapat mengembalikan kenyamanan dan kesehatan Anda.
Cari Dokter Terdekat untuk Konsultasi