Banyak pemilik anjing, didorong oleh kepanikan saat melihat hewan peliharaannya sakit, sering kali tergoda untuk memberikan sisa obat-obatan manusia yang tersimpan di rumah, termasuk antibiotik. Meskipun niatnya baik—yaitu untuk mempercepat penyembuhan—tindakan ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan konsekuensi serius, bahkan fatal, bagi anjing Anda. Antibiotik yang dikembangkan dan dosisnya dihitung untuk manusia seringkali memiliki efek toksik atau tidak efektif pada sistem biologis anjing.
Perbedaan utama terletak pada metabolisme dan dosis. Hewan memiliki cara yang berbeda dalam memproses obat-obatan. Ginjal dan hati anjing bekerja berbeda dibandingkan manusia, yang memengaruhi seberapa cepat atau lambat obat dieliminasi dari sistem tubuh mereka.
Beberapa jenis antibiotik yang umum diresepkan untuk manusia, seperti Metronidazole (sering digunakan untuk masalah pencernaan) atau Amoxicillin dalam dosis tinggi, dapat menyebabkan keracunan pada anjing. Misalnya, beberapa antibiotik golongan Quinolone bisa menyebabkan kerusakan tulang rawan pada anjing muda yang masih dalam masa pertumbuhan. Selain itu, antibiotik tertentu dapat merusak hati atau ginjal anjing, menyebabkan gagal organ akut.
Dosis obat dihitung berdasarkan berat badan dan kondisi spesifik pasien. Mengestimasi dosis antibiotik manusia untuk anjing seringkali berakhir dengan pemberian dosis yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Dosis yang terlalu rendah tidak akan membunuh bakteri secara efektif, malah memicu perkembangan bakteri yang resisten terhadap obat tersebut. Jika anjing Anda kemudian membutuhkan antibiotik ini di masa depan untuk infeksi yang lebih serius, obat tersebut mungkin sudah tidak akan bekerja lagi.
Beberapa antibiotik yang sering ditemukan di rumah tangga dan dianggap 'aman' namun sebenarnya sangat berisiko meliputi:
Jika Anda mencurigai anjing Anda mengalami infeksi bakteri—gejala bisa berupa demam, lesu, nafsu makan menurun, atau keluarnya cairan abnormal—langkah pertama dan paling penting adalah menghubungi dokter hewan Anda. Hanya profesional medis hewan yang dapat mendiagnosis penyebab penyakit secara akurat.
Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin memerlukan tes laboratorium (seperti kultur bakteri) untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi. Berdasarkan hasil ini, mereka akan meresepkan antibiotik khusus untuk spesies anjing, dengan dosis yang sudah disesuaikan dengan berat badan, riwayat kesehatan, dan kondisi infeksi yang spesifik.
Penggunaan antibiotik harus selalu bijaksana untuk mencegah krisis kesehatan global yang disebut resistensi antimikroba. Ketika antibiotik manusia digunakan sembarangan pada hewan, bakteri yang ada pada anjing dapat mengembangkan resistensi, dan secara teori, bakteri resisten ini berpotensi menular ke manusia.
Selalu simpan obat-obatan manusia di tempat yang tidak terjangkau oleh hewan peliharaan. Jika anjing Anda menunjukkan gejala sakit, jangan bereksperimen dengan pengobatan rumahan. Prioritaskan kesehatan jangka panjang anjing Anda dengan mencari nasihat profesional. Menggunakan obat yang tepat, pada dosis yang tepat, adalah kunci keberhasilan pengobatan dan menjaga anjing Anda tetap sehat.