Ilustrasi: Perbedaan konseptual antara reaksi alergi dan infeksi bakteri.
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya (alergen), seperti serbuk sari, debu, atau makanan tertentu. Reaksi ini melepaskan senyawa kimia seperti histamin, yang menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, bersin, mata berair, atau pembengkakan.
Obat alergi, yang paling umum adalah antihistamin, bekerja dengan cara memblokir aksi histamin. Tujuannya adalah meredakan gejala yang disebabkan oleh respons imun yang berlebihan tersebut. Obat anti-alergi tidak memiliki efek apa pun terhadap bakteri. Jika Anda mengalami ruam karena gigitan serangga atau reaksi musiman, obat alergi adalah pilihan yang tepat. Obat lain yang mungkin digunakan termasuk kortikosteroid topikal atau dekongestan, tergantung jenis alergi yang dialami.
Di sisi lain, obat antibiotik (antibakteri) dirancang khusus untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik sangat vital dalam mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti radang tenggorokan karena bakteri streptokokus, beberapa jenis pneumonia, atau infeksi saluran kemih.
Prinsip kerja antibiotik sangat spesifik, menargetkan dinding sel bakteri atau mekanisme replikasi internal mereka. Karena bakteri adalah organisme hidup yang berbeda dari sel manusia, antibiotik dapat membedakan targetnya. Namun, sangat penting untuk dipahami bahwa antibiotik sama sekali tidak efektif melawan virus (penyebab flu biasa atau pilek) dan tentu saja tidak memiliki fungsi dalam meredakan respons histamin pada alergi.
Mencampuradukkan atau menggunakan obat yang salah sangat berbahaya. Menggunakan antibiotik padahal yang dibutuhkan adalah obat alergi tidak akan menyembuhkan gatal-gatal Anda, tetapi paparan antibiotik yang tidak perlu meningkatkan risiko tubuh mengembangkan resistensi antibiotik. Resistensi adalah ancaman kesehatan global di mana bakteri menjadi kebal terhadap obat-obatan yang seharusnya bisa membunuhnya.
Sebaliknya, menggunakan obat alergi saat Anda menderita infeksi bakteri tidak akan mengatasi sumber masalahnya. Infeksi bakteri yang tidak diobati dengan benar dapat menyebar, menyebabkan komplikasi serius, atau bahkan sepsis (infeksi darah).
Diagnosis yang tepat adalah kunci. Jika Anda tidak yakin apakah gejala yang Anda alami disebabkan oleh reaksi alergi atau infeksi bakteri, berkonsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah terbaik. Gejala awal kadang tumpang tindih; misalnya, pilek bisa disebabkan oleh alergi atau infeksi virus. Namun, jika gejala berkembang menjadi demam tinggi, nanah, atau nyeri yang memburuk secara signifikan, kemungkinan besar itu melibatkan infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik resep dokter.
Jika dokter meresepkan obat antibiotik, pastikan Anda menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan, bahkan jika Anda sudah merasa lebih baik sebelum obat habis. Ini memastikan semua bakteri telah dimusnahkan dan meminimalkan risiko resistensi. Jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah, dokter mungkin akan meresepkan obat anti-alergi dosis kuat atau, dalam kasus darurat (anafilaksis), adrenalin.