Lagu religi "Wulidal Huda" (ولـد الهـدى) merupakan salah satu karya yang sangat populer di kalangan umat Muslim, terutama di daerah Timur Tengah dan juga merambah ke berbagai belahan dunia. Lagu ini, yang seringkali dilantunkan dalam berbagai acara keagamaan, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan sebagai pengiring sholawat, memiliki kekuatan emosional dan spiritual yang mendalam. Keindahan liriknya tidak hanya terletak pada susunan kata-kata puitis, tetapi juga pada pesan yang terkandung di dalamnya, yaitu pujian, kecintaan, dan penghormatan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
"Wulidal Huda" secara harfiah berarti "Telah Lahir Petunjuk" atau "Telah Lahir Sang Penunjuk Jalan". Istilah ini merujuk pada kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang dianggap sebagai pembawa cahaya dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Lagu ini sendiri seringkali dikaitkan dengan pujian kepada Nabi yang digubah oleh para ulama dan pencipta lagu religi. Meskipun asal-usul pastinya bisa bervariasi tergantung versi yang populer di suatu daerah, esensinya selalu sama: mengagungkan Rasulullah.
Konteks utama lagu ini adalah perayaan Maulid Nabi, momen di mana umat Islam mengenang dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lagu seperti "Wulidal Huda" menjadi sarana untuk mengekspresikan rasa syukur, cinta, dan kerinduan kepada beliau. Melodi yang syahdu dan lirik yang menyentuh hati mampu membangkitkan semangat spiritual pendengarnya, mengingatkan kembali akan jasa-jasa dan suri teladan beliau dalam membentuk peradaban Islam.
Berikut adalah salah satu versi lirik "Wulidal Huda" yang umum dikenal, beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Perlu diingat bahwa ada berbagai variasi dalam penulisan liriknya tergantung pada tradisi dan daerah yang mengadopsinya.
"Telah lahir Petunjuk (Muhammad SAW), maka bersinar pulalah alam semesta... Karena apa yang menjadi kerinduan para pemimpin (dunia) sejak dahulu kala. Maka Allah bershalawat atasnya, selama ia memancarkan sinarnya... Dan kemuliaannya. Telah lahir Sang Petunjuk... Nabi Ahmad... Cahaya Petunjuk... Penyejuk hati (kesenangan mata)... Maka bergembiralah dengan Nabi yang paling baik (mulia)... Mekkah, Madinah, dan seluruh Arab."
Setiap bait dalam lirik "Wulidal Huda" mengandung makna yang kaya. Frasa "Telah lahir Petunjuk" menegaskan peran Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu Ilahi yang menerangi kegelapan jahiliyah. Kelahirannya membawa perubahan fundamental bagi dunia, tidak hanya bagi bangsa Arab tetapi bagi seluruh umat manusia.
Pujian kepada Nabi Muhammad SAW, seperti "Nabi Ahmad" dan "Cahaya Petunjuk", menunjukkan betapa besar pengaruh dan kedudukan beliau di sisi Allah SWT. Sapaan "Qurratul A'yun" (Penyejuk Mata) menggambarkan rasa cinta dan kerinduan yang mendalam dari para sahabat dan umatnya. Lagu ini mengajak kita untuk merenungkan kembali perjuangan beliau, kesabaran, kasih sayang, dan kebijaksanaan yang beliau tunjukkan.
Bagian yang menyebutkan kegembiraan Mekkah dan Madinah melambangkan dampak positif dari kedatangan Islam yang dibawa oleh Nabi. Kota-kota suci ini menjadi pusat peradaban Islam yang membawa kedamaian dan keadilan. Lagu ini secara keseluruhan adalah ungkapan kecintaan dan penghormatan yang tulus kepada Nabi Muhammad SAW, serta pengingat untuk selalu meneladani akhlak mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Popularitas "Wulidal Huda" dapat dikaitkan dengan beberapa faktor:
Dengan memahami lirik Wulidal Huda dan maknanya, kita dapat lebih menghayati betapa besar karunia Allah SWT dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Lagu ini menjadi jembatan spiritual untuk terus bershalawat dan merindukan syafaat beliau.