Mahalul Qiyam adalah salah satu bagian penting dalam tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Secara harfiah, "Mahalul Qiyam" berasal dari bahasa Arab yang berarti "tempat berdiri" atau "berdiri". Dalam konteks peringatan Maulid, mahalul qiyam merujuk pada tradisi berdiri sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta yang mendalam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW saat nama beliau disebut atau dibacakan dalam bait-bait pujian.
Tradisi ini sangat kaya akan makna spiritual dan simbolis. Berdiri saat mahalul qiyam bukan sekadar gerakan fisik, melainkan ekspresi ketundukan, kekaguman, dan kerinduan seorang hamba kepada utusan Allah yang paling mulia. Ini adalah momen di mana umat Islam secara kolektif mengenang kembali jasa-jasa, perjuangan, dan akhlak mulia Rasulullah SAW, serta meneguhkan kembali kecintaan dan komitmen untuk mengikuti jejak langkah beliau.
Terdapat berbagai macam teks lirik mahalul qiyam yang dikenal dan dibacakan di berbagai daerah dan majelis taklim. Namun, esensinya tetap sama, yaitu pujian dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu versi yang populer dan sering dibacakan adalah sebagai berikut:
Berikut adalah transliterasi dan terjemahan dari lirik mahalul qiyam di atas untuk memudahkan pemahaman:
يَا نَبِيْ سَلَامٌ عَلَيْكَ (Yā nabī salāmun ‘alaik) - Wahai Nabi, salam sejahtera bagimu
يَا رَسُوْلُ سَلَامٌ عَلَيْكَ (Yā rasūl salāmun ‘alaik) - Wahai Rasul, salam sejahtera bagimu
يَا حَبِيْبُ سَلَامٌ عَلَيْكَ (Yā habīb salāmun ‘alaik) - Wahai Kekasih, salam sejahtera bagimu
صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ (Shalawātullāhi ‘alaik) - Shalawat Allah senantiasa tercurah padamu
أَلَا اِسْتَوَى المَجْدُ بِرُؤْيَتِكْ (Alā istawā al-majdu bi ru’yatik) - Sungguh kemuliaan telah terwujud dengan melihatmu
وَاقْتَرَبَ المَدْحُ لِشَخْصِكْ (Waqtaraba al-madhu li shakhshik) - Dan pujian telah mendekati pribadimu
وَحَبَاكَ اللهُ جَمِيْعَ خَصْلِكْ (Wa ḥabākallāhu jamī’a khishlik) - Dan Allah menganugerahkan kepadamu segala kebaikanmu
صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ (Shalawātullāhi ‘alaik) - Shalawat Allah senantiasa tercurah padamu
فَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ قَدْ رَضِيَا (Fa Abū Bakrin wa ‘Umaru qad raḍiyā) - Maka Abu Bakar dan Umar telah ridha
مِنْكَ جَمِيْعاً وَعَلِيْ عِصْمَةٌ (Minka jamī’an wa ‘Aliyyun ‘ishmah) - Darimu sepenuhnya, dan Ali adalah penjaga
وَفَاطِمَةٌ زَهْرَاءُ اِسْمُهَا (Wa Fāṭimatuz Zahra’u ismuhā) - Dan Fatimah Az-Zahra adalah namanya
صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ (Shalawātullāhi ‘alaik) - Shalawat Allah senantiasa tercurah padamu
وَأَزْوَاجُكَ أُمَّهَاتُ المُؤْمِنِيْنَ (Wa azwājuka ummahātu al-mu’minīn) - Dan istri-istrimu adalah ibu-ibu orang mukmin
لَهُمْ جَمِيْعاً خَيْرُ الدُّنْيَا (Lahum jamī’an khayru al-dunyā) - Bagi mereka semua kebaikan dunia
صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ (Shalawātullāhi ‘alaik) - Shalawat Allah senantiasa tercurah padamu
وَسَائِرُ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ (Wa sā’iru aṣ-ṣaḥābati ajma’īn) - Dan seluruh sahabat lainnya
وَآلِ بَيْتِهِ الطَّاهِرِيْنَ (Wa āli baitihi aṭ-ṭāhirīn) - Dan ahlul baitnya yang suci
صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْكَ (Shalawātullāhi ‘alaik) - Shalawat Allah senantiasa tercurah padamu
Mahalul Qiyam bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan memiliki makna spiritual yang mendalam. Kehadiran Nabi Muhammad SAW dalam hati umatnya terasa begitu nyata ketika nama beliau disebut. Berdiri adalah simbol penghormatan tertinggi, pengakuan akan kedudukan beliau sebagai penutup para nabi dan rasul, serta manusia paling mulia di sisi Allah SWT.
Lirik-lirik yang dibacakan dalam mahalul qiyam memuat pujian yang sangat tinggi kepada Rasulullah. Mulai dari pengakuan atas keagungan dan kemuliaan akhlak beliau, hingga pengakuan terhadap keluarga dan para sahabat yang senantiasa mendampingi perjuangan dakwah beliau. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai persatuan dan keluarga dalam Islam, serta bagaimana jasa-jasa para sahabat turut mewarnai tegaknya risalah Islam.
Dalam momen mahalul qiyam, umat Islam diajak untuk merenungkan kembali sirah nabawiyah, meneladani sifat-sifat terpuji beliau, dan menjadikan beliau sebagai qudwah hasanah (suri teladan yang baik) dalam setiap aspek kehidupan. Ini adalah cara untuk terus terhubung dengan beliau secara spiritual, meskipun terpisah oleh ruang dan waktu.
Semoga dengan memahami dan mengamalkan tradisi mahalul qiyam, kecintaan kita kepada Rasulullah SAW semakin bertambah, dan kita senantiasa mendapatkan syafaat beliau di dunia dan akhirat.