Tabola Bale

Lirik Lagu Tabola Bale dan Artinya

Lagu "Tabola Bale" merupakan sebuah karya musik yang semakin dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di daerah asalnya. Lagu ini memikat pendengar tidak hanya karena melodinya yang khas, tetapi juga karena makna liriknya yang mendalam dan relevan. Secara umum, "Tabola Bale" mengajak kita untuk merenungkan tentang kehidupan, hubungan antar sesama, dan nilai-nilai yang seringkali terlupakan di tengah hiruk pikuk dunia modern.

Dalam konteks budaya, "Tabola Bale" seringkali diartikan sebagai sebuah ajakan untuk kembali ke akar, menghargai tradisi, dan menjalin silaturahmi yang kuat. Penggunaan kata "Tabola Bale" sendiri memiliki makna tersendiri yang akan kita bedah lebih lanjut. Lagu ini berhasil menyentuh hati banyak orang karena keberhasilannya mengemas pesan moral dan sosial ke dalam irama yang mudah diingat dan dinyanyikan bersama.

Lirik Lagu Tabola Bale

(Bagian 1) Tabola bale, tabola bale Ngana deng beta, ale pade pade Jalan sandiri, hati nan duka Tunggu sapa, yang laeng su ada (Bagian 2) Anae ana lu'u, panggayo niang Ka'dulo lino, ina niang ria A'lala, a'lala panggayo Ka'dulo lino, mo lino lino (Bagian 3) Tabola bale, tabola bale Beta deng ngana, ale pade pade Pigi sandiri, rasa nan sepi Tunggu sapa, yang laeng su temani (Bagian 4) Anae ana lu'u, panggayo niang Ka'dulo lino, ina niang ria A'lala, a'lala panggayo Ka'dulo lino, mo lino lino (Bagian 5 - Interlude Melodi) (Bagian 6) Tabola bale, tabola bale Ngana deng beta, ale pade pade Jangan sandiri, mari berdua Tunggu sapa, Tuhan pasti ada (Bagian 7) Anae ana lu'u, panggayo niang Ka'dulo lino, ina niang ria A'lala, a'lala panggayo Ka'dulo lino, mo lino lino

Arti dan Makna Lirik Tabola Bale

Mari kita kupas satu per satu makna yang terkandung dalam lirik "Tabola Bale" agar kita dapat lebih memahami pesan yang ingin disampaikan oleh sang pencipta lagu.

Bagian 1 & 3: Kesendirian dan Penantian

Frasa "Tabola bale, tabola bale" dalam konteks ini bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. 'Tabola' bisa merujuk pada sesuatu yang hilang, patah, atau terpecah, sedangkan 'bale' bisa berarti kembali atau berdamai. Jadi, secara umum bisa dimaknai sebagai ajakan untuk kembali merajut yang terpecah atau berdamai dengan keadaan.

"Ngana deng beta, ale pade pade" (Kamu dan aku, kita bersama-sama) dan "Beta deng ngana, ale pade pade" (Aku dan kamu, kita bersama-sama) menegaskan pentingnya kebersamaan. Namun, bait-bait ini juga menggambarkan rasa kesepian dan kekosongan saat sendirian: "Jalan sandiri, hati nan duka" (Jalan sendiri, hati yang duka) dan "Pigi sandiri, rasa nan sepi" (Pergi sendiri, rasa yang sepi). Ini adalah gambaran universal tentang kerinduan manusia akan pendamping dan arti dari kebersamaan. "Tunggu sapa, yang laeng su ada" (Tunggu siapa, yang lain sudah ada) atau "Tunggu sapa, yang laeng su temani" (Tunggu siapa, yang lain sudah menemani) menggambarkan perasaan tertinggal atau kehilangan kesempatan karena tidak bersikap proaktif.

Bagian 2 & 4: Nasihat dan Harapan dalam Kehidupan

Bagian ini, "Anae ana lu'u, panggayo niang" dan "Ka'dulo lino, ina niang ria", kemungkinan berasal dari bahasa daerah yang memiliki makna filosofis. Jika diterjemahkan secara harfiah dari bahasa daerah tertentu di Indonesia Timur, "Anae ana lu'u" bisa berarti anak cucu atau generasi penerus, dan "panggayo niang" bisa diartikan sebagai harapan atau masa depan. "Ka'dulo lino" dapat diartikan sebagai perjalanan hidup, dan "ina niang ria" sebagai ibu yang menyertai atau merawat.

Secara keseluruhan, bait ini seperti nasihat bijak bahwa dalam setiap perjalanan hidup, ada harapan besar dari generasi penerus dan selalu ada dukungan dari orang tua atau pendahulu. "A'lala, a'lala panggayo" (Semoga, semoga harapan) dan "Mo lino lino" (Jalani hidup) menguatkan pesan ini. Ini adalah ajakan untuk terus berjuang dan menjalani hidup dengan harapan, menghargai peran generasi pendahulu yang telah memberikan dukungan dan pelajaran.

Bagian 6: Titik Balik Menuju Kebersamaan

Pada bagian akhir, liriknya mengalami perubahan nada positif. Ajakan "Jangan sandiri, mari berdua" adalah inti pesan yang kuat. Ini adalah momen pencerahan di mana kesadaran akan pentingnya kebersamaan muncul. Daripada terus meratapi kesendirian, lebih baik merangkul satu sama lain.

Kalimat "Tunggu sapa, Tuhan pasti ada" memberikan dimensi spiritual. Ini mengajarkan bahwa ketika kita berani melangkah bersama, membuka hati untuk orang lain, dan menjalin hubungan yang positif, kita tidak akan pernah sendirian karena ada kekuatan yang lebih besar, yaitu Tuhan, yang selalu menyertai. Pesan ini sangat kuat dan menyentuh, memberikan harapan dan keyakinan.

Lagu "Tabola Bale" lebih dari sekadar melodi indah; ia adalah cerminan nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, harapan, penghormatan terhadap orang tua dan leluhur, serta keyakinan spiritual. Pesannya yang universal membuatnya dapat diterima dan dinikmati oleh berbagai kalangan, mengingatkan kita akan hal-hal terpenting dalam kehidupan yang seringkali luput dari perhatian.

🏠 Homepage