Lagu "Tabola Bale" telah mencuri perhatian banyak pendengar dengan melodi yang khas dan lirik yang mendalam. Lagu ini, yang seringkali dibawakan dengan gaya musik yang unik, menjadi populer karena kemampuannya menyentuh emosi pendengarnya.
Bagi Anda yang penasaran dengan makna di balik setiap baitnya, artikel ini akan menyajikan lirik lagu Tabola Bale beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Memahami arti dari sebuah lagu dapat memperkaya pengalaman mendengarkan dan memberikan perspektif baru terhadap pesan yang ingin disampaikan oleh sang pencipta lagu.
Tabola bale, tabola bale Napo mangai, napo mangai Rappasa marinding Ampe ta’pa’gauk Ammamu baji’ Mappakallebang
Tabola bale, tabola bale Napo mangai, napo mangai Rappasa marinding Ampe ta’pa’gauk Ammamu baji’ Mappakallebang
(Reff) Tabola bale’ baji’ Kaminangki mattaneng Na’gauk ta’pa’ lebbiren Napakalebang baji’ Buku’ni lino Pammase dewata
Tabola bale, tabola bale Napo mangai, napo mangai Rappasa marinding Ampe ta’pa’gauk Ammamu baji’ Mappakallebang
(Reff) Tabola bale’ baji’ Kaminangki mattaneng Na’gauk ta’pa’ lebbiren Napakalebang baji’ Buku’ni lino Pammase dewata
Di sini saja, di sini saja Sudah tidak ada, sudah tidak ada Akar yang merinding Yang kita tinggalkan Ibuku yang baik Meninggalkan kesedihan
Di sini saja, di sini saja Sudah tidak ada, sudah tidak ada Akar yang merinding Yang kita tinggalkan Ibuku yang baik Meninggalkan kesedihan
Di sini saja, di sini saja Sudah tidak ada, sudah tidak ada Akar yang merinding Yang kita tinggalkan Ibuku yang baik Meninggalkan kesedihan
Lagu "Tabola Bale" seringkali diinterpretasikan sebagai sebuah ungkapan kerinduan dan penyesalan. Kata "Tabola bale" sendiri bisa diartikan sebagai "di sini saja" atau "kembali ke sini", yang mengisyaratkan keinginan untuk kembali ke tempat atau masa lalu yang penuh kenangan.
Frasa "Napo mangai, napo mangai" yang berarti "sudah tidak ada" menunjukkan adanya kehilangan atau sesuatu yang telah berlalu dan tidak dapat kembali. Hal ini diperkuat dengan gambaran "Rappasa marinding" (akar yang merinding), yang mungkin menggambarkan rasa tidak nyaman, kesedihan mendalam, atau bahkan ketakutan yang dirasakan karena kehilangan tersebut.
Penyebutan "Ammamu baji’ mappakallebang" atau "ibuku yang baik meninggalkan kesedihan" memberikan sentuhan personal yang kuat pada lagu ini. Ini bisa merujuk pada kehilangan figur ibu, atau kehilangan nilai-nilai yang diajarkan oleh ibu yang kini terasa sulit dipertahankan di dunia yang berubah.
Bagian Reff memperdalam makna ini. "Tabola bale’ baji’" di sini lebih spesifik mengacu pada sang ibu. Ajakan "Kaminangki mattaneng" (mari kita bercocok tanam) bisa diartikan sebagai ajakan untuk menanam kebaikan, nilai-nilai, atau warisan yang telah ditinggalkan. Namun, kalimat "Na’gauk ta’pa’ lebbiren / Napakalebang baji’" (yang kita tinggalkan / meninggalkan kesedihan, Ibu) kembali menegaskan rasa kehilangan dan kesedihan yang membayangi upaya untuk melanjutkan kehidupan.
Ungkapan "Buku’ni lino, pammase dewata" (buah dari dunia, kasih Tuhan) memberikan sedikit harapan di akhir lagu. Ini bisa diartikan bahwa meskipun banyak kehilangan dan kesedihan, masih ada berkah dan kasih sayang dari Tuhan yang dapat menjadi pegangan dalam menjalani hidup.
Secara keseluruhan, "Tabola Bale" adalah lagu yang menyentuh hati tentang kehilangan, kerinduan akan masa lalu, dan perjuangan untuk menemukan makna di tengah kesedihan. Liriknya yang kaya akan metafora mengundang pendengar untuk merenungkan nilai-nilai keluarga, ingatan, dan kehadiran ilahi dalam kehidupan.