Lagu "Abadi" dari grup musik Geisha merupakan salah satu karya yang begitu membekas di hati para penikmat musik Indonesia. Dirilis pada album "Meraih Bintang", lagu ini tidak hanya menyajikan melodi yang indah dan mudah diingat, tetapi juga lirik yang sarat makna, menyentuh relung terdalam perasaan manusia tentang cinta, kehilangan, dan harapan.
"Abadi" seringkali menjadi soundtrack bagi banyak orang dalam meresapi momen-momen penting dalam hidup mereka, baik itu kebahagiaan yang tak terhingga maupun kesedihan yang mendalam. Kehadiran lagu ini seolah menjadi pengingat bahwa dalam setiap denyut kehidupan, ada elemen-elemen yang kita harap akan bertahan selamanya, namun tak jarang harus dihadapkan pada kenyataan yang berbeda.
Mari kita selami lebih dalam makna yang terkandung dalam lirik lagu "Abadi" karya Geisha.
Lirik lagu "Abadi" secara gamblang menggambarkan perasaan seseorang yang dikhianati oleh janji akan keabadian dalam sebuah hubungan. Sang vokalis, dengan nada yang syahdu dan penuh emosi, menyampaikan kepedihan hati ketika orang yang dicintai pergi, meninggalkan janji yang tak terpenuhi. Frasa "Kau bilang abadi, namun kini kau pergi" menjadi inti dari kesedihan ini, menunjukkan kontradiksi antara ucapan dan kenyataan yang pahit.
Bait pertama, "Malam datang merayap, Membawa bintang dan gelap, Aku termenung dalam diam, Menunggu hadirmu menghilang," menciptakan suasana melankolis dan penuh penantian. Malam yang gelap seringkali diasosiasikan dengan kesendirian dan kesuraman, sementara penantian sang tokoh utama menyiratkan harapan yang mulai memudar.
Bagian chorus adalah penegasan dari kekecewaan. "Tinggalkan aku di sini, sendiri dan sunyi" menggambarkan kondisi setelah kepergian sang kekasih. Namun, ironisnya, meskipun sang kekasih telah pergi, "Bayangmu masih menghantui, Di setiap sudut mimpi, takkan pernah mati." Ini menunjukkan bahwa meskipun secara fisik hubungan telah berakhir, kenangan dan perasaan terhadap orang tersebut masih tetap kuat, seolah abadi dalam ingatan.
Bait kedua, "Kenangan manis terbentang, Saat bersamamu terbayang, Tawa dan tangis kita bersama, Kini hanya tinggal cerita," mengingatkan pada masa lalu yang indah. Kebersamaan, baik dalam suka maupun duka, kini hanya menjadi fragmen dari masa lalu yang tak bisa diulang.
Bagian bridge menjadi momen refleksi dan keraguan. "Apakah ini akhir dari segalanya? Atau hanya jeda untuk kita berdua? Hatiku tak mampu menjawab, Terlalu dalam luka yang tertingkap." Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan kebingungan dan luka mendalam yang dialami, di mana sang tokoh tidak dapat memastikan apakah ini adalah akhir permanen atau hanya sebuah ujian.
Secara keseluruhan, lagu "Abadi" bukan hanya sekadar lagu patah hati biasa. Lagu ini berbicara tentang bagaimana janji keabadian bisa menjadi sumber luka ketika tak ditepati, namun juga bagaimana memori dan cinta yang pernah ada bisa terasa abadi dalam diri seseorang, bahkan ketika orangnya telah tiada. Geisha berhasil menangkap esensi dari perasaan tersebut melalui melodi dan lirik yang menyentuh.