Di sudut sepi, di malam kelabu
Terukir senja, menghilang pilu
Bunga terakhir, layu di tangan
Bisikkan kata, yang tak terucap kan
Namun di hati, masih ada rasa
Rindu yang tersisa, tak pernah sirna
Seuntai harapan, terbenam di jiwa
Akankah esok, kan ada makna?
Bunga maaf, tertatih tertulis
Dalam senandung, yang terdengar miris
Ku mohon maaf, atas segalanya
Jika hadirku, membawa luka
Bunga maaf, untukmu ku persembahkan
Sebuah tanda, penyesalan yang terpendam
Kilau mentari, mulai menyapa
Namun bayanganmu, masih saja ada
Setiap langkah, selalu teringat
Cerita lalu, yang takkan terlewat
Namun di hati, masih ada rasa
Rindu yang tersisa, tak pernah sirna
Seuntai harapan, terbenam di jiwa
Akankah esok, kan ada makna?
Bunga maaf, tertatih tertulis
Dalam senandung, yang terdengar miris
Ku mohon maaf, atas segalanya
Jika hadirku, membawa luka
Bunga maaf, untukmu ku persembahkan
Sebuah tanda, penyesalan yang terpendam
Maafkanlah aku, jika ku tlah salah
Terbawa arus, dalam labirin kisah
Tak sengaja, mungkin terluka
Ingin ku perbaiki, semua celah
Bunga maaf, tertatih tertulis
Dalam senandung, yang terdengar miris
Ku mohon maaf, atas segalanya
Jika hadirku, membawa luka
Bunga maaf, untukmu ku persembahkan
Sebuah tanda, penyesalan yang terpendam
Bunga maaf... oh, bunga maaf...
Untukmu... selalu...
Lirik ini mencoba menangkap esensi dari sebuah penyesalan dan permohonan maaf yang mendalam. "Bunga Maaf" sering kali diartikan sebagai simbol permintaan maaf yang tulus, di mana seseorang merangkai kata-kata penyesalan dengan harapan dapat memperbaiki kesalahan yang telah terjadi. Lagu dengan tema seperti ini biasanya menyentuh hati pendengarnya karena mengeksplorasi sisi emosional dari hubungan manusia. Setiap bait dalam lirik ini dirancang untuk membangkitkan perasaan yang sama, mulai dari kesadaran akan kesalahan, rasa rindu yang masih ada, hingga harapan untuk rekonsiliasi.
Penghayatan mendalam terhadap lirik "Bunga Maaf" memungkinkan pendengar untuk merenungkan pengalaman pribadi mereka, baik sebagai pihak yang meminta maaf maupun yang memaafkan. Lirik ini tidak hanya sekadar kumpulan kata, tetapi juga sebuah narasi tentang perjuangan batin seseorang yang ingin menebus kesalahan. Penggunaan metafora "bunga" sebagai simbol maaf memberikan nuansa kelembutan dan keindahan pada permintaan maaf tersebut, meskipun diiringi oleh rasa penyesalan yang dalam. Kehadiran "bunga" ini seolah menjadi perwakilan dari niat baik dan ketulusan hati yang ingin disampaikan.
Setiap bait yang tertulis di sini berusaha menggambarkan gradasi emosi, mulai dari kesepian dan penyesalan di awal, hingga harapan dan permohonan tulus di akhir. "Bunga Maaf" menjadi jembatan emosional, upaya untuk menyembuhkan luka dan membangun kembali kepercayaan. Dengan lirik yang lengkap ini, diharapkan pendengar dapat lebih merasakan kedalaman makna di balik setiap kalimat dan nada yang tersampaikan. Ini adalah sebuah perjalanan emosional yang mengajak kita untuk lebih introspektif dan menghargai pentingnya komunikasi yang jujur dalam setiap hubungan.