Kerajinan anyaman telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya di banyak negara, termasuk Indonesia. Secara tradisional, bahan seperti rotan, bambu, atau pandan menjadi primadona. Namun, seiring perkembangan zaman dan kebutuhan akan durabilitas serta variasi warna, muncul inovasi menarik: kerajinan anyaman plastik. Bahan sintetis ini tidak hanya menawarkan daya tahan yang superior terhadap cuaca dan kelembaban, tetapi juga membuka palet desain yang jauh lebih luas.
Anyaman plastik sering kali dibuat dari pita atau tali yang berasal dari daur ulang plastik atau bahan polietilen baru. Keunggulan utamanya adalah sifatnya yang ringan namun sangat kuat. Berbeda dengan rotan yang rentan terhadap jamur atau serangan serangga, produk anyaman plastik cenderung lebih higienis dan perawatannya jauh lebih mudah—cukup dilap dengan kain basah. Hal inilah yang mendorong popularitasnya, terutama untuk produk rumah tangga dan aksesoris outdoor.
Fleksibilitas bahan plastik memungkinkan para perajin menciptakan berbagai macam produk fungsional dan estetis. Dari keranjang belanja yang kokoh hingga furnitur taman yang tahan lama, cakupan aplikasi kerajinan anyaman plastik sangat luas.
Di sektor dekorasi rumah, misalnya, kita sering menjumpai:
Selain itu, sektor perabotan luar ruangan sangat diuntungkan. Kursi dan meja yang dianyam dari plastik khusus mampu menahan paparan sinar UV dan hujan tanpa mengalami perubahan bentuk atau warna drastis, menjadikannya investasi jangka panjang dibandingkan material alami yang memerlukan perawatan intensif.
Meskipun bahannya modern, teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan anyaman plastik sebagian besar masih mengacu pada metode tradisional. Perbedaan utamanya terletak pada persiapan bahan baku. Pita plastik dipotong sesuai lebar yang diinginkan, sering kali melalui proses ekstrusi. Setelah siap, proses menganyam dimulai, di mana pita-pita tersebut disilangkan secara sistematis di atas rangka (biasanya terbuat dari besi atau kayu) untuk membentuk pola tertentu.
Tingkat kesulitan kerajinan ini sangat bergantung pada pola yang dipilih. Pola seperti pola mata ikan, anyaman silang sederhana, atau pola geometris yang kompleks memerlukan ketelitian tinggi serta pemahaman mendalam tentang tegangan yang harus diberikan pada setiap helai plastik agar hasil akhirnya padat dan tidak kendur. Keterampilan ini merupakan warisan turun-temurun yang kini diadaptasi untuk media baru.
Isu lingkungan selalu melekat pada produk berbasis plastik. Oleh karena itu, banyak produsen kerajinan anyaman plastik kini berfokus pada keberlanjutan. Mereka aktif menggunakan plastik daur ulang (recycled plastic) sebagai bahan baku utama. Ini tidak hanya mengurangi sampah plastik yang berakhir di TPA, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi komunitas pengumpul limbah plastik.
Inovasi juga terlihat pada kualitas plastik itu sendiri. Produsen terus mencari formulasi plastik yang lebih ramah lingkungan, mudah terurai secara hayati dalam jangka waktu tertentu (bio-degradable plastics), atau setidaknya memiliki sertifikasi keamanan untuk penggunaan jangka panjang. Dengan kombinasi antara teknik anyaman kuno dan material masa depan, kerajinan anyaman plastik membuktikan dirinya sebagai tren yang kuat, berkelanjutan, dan sangat fungsional. Ini adalah perpaduan sempurna antara tradisi seni dan kebutuhan praktis modernitas.
— Artikel ini membahas kerajinan anyaman plastik dan relevansinya di era modern.