Simbol Huruf X

Mengapa Huruf X Dibaca 'Eks' atau Kadang 'Z'?

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa huruf 'X' dalam bahasa Indonesia sering kali diucapkan sebagai 'eks', sementara dalam beberapa konteks lain atau bahasa asing bisa terdengar seperti 'z'? Fenomena ini bukan tanpa alasan dan melibatkan sejarah bahasa, fonetik, serta pengaruh dari bahasa lain.

Secara umum, dalam sistem ejaan dan pelafalan bahasa Indonesia, huruf 'X' memang dibaca 'eks'. Ini adalah aturan yang diajarkan di sekolah dan digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Misalnya, pada kata "xilofon" dibaca "si-lo-fon", atau "xenofobia" dibaca "se-no-fo-bi-a". Namun, di sinilah letak keunikan dan terkadang kebingungan itu bermula. Pengucapan 'eks' merujuk pada nama hurufnya, bukan pada suara yang dihasilkannya dalam setiap kata.

Pengaruh Fonetik dan Sejarah

Sejarah huruf 'X' dimulai dari aksara Yunani Kuno (Chi, χ) dan Latin (X). Dalam bahasa Latin, huruf 'X' pada mulanya diucapkan sebagai bunyi /ks/. Pengucapan inilah yang kemudian banyak diwariskan ke bahasa-bahasa Eropa. Ketika bahasa-bahasa ini berkembang dan saling memengaruhi, pengucapan huruf 'X' pun mengalami evolusi di masing-masing bahasa.

Di bahasa Inggris misalnya, 'X' bisa dibaca /ks/ (seperti pada 'fox'), /gz/ (seperti pada 'example'), atau bahkan suara /z/ pada beberapa kata pinjaman, meskipun kasus terakhir ini lebih jarang terjadi dan sering kali merupakan adaptasi dari bahasa asalnya.

Lalu, bagaimana dengan bunyi 'z' yang kadang diasosiasikan dengan 'X'? Ini lebih sering terjadi pada bahasa-bahasa yang memiliki pengaruh kuat dari bahasa Yunani atau Latin yang memiliki adaptasi pengucapan yang berbeda. Misalnya, dalam bahasa Spanyol, huruf 'X' di awal kata sering kali diucapkan seperti 'j' atau suara desis yang mirip dengan 'h' dalam bahasa Inggris, tetapi dalam beberapa kasus, di posisi tertentu bisa menyerupai bunyi 'z' atau gabungan bunyi desis.

Peran Bahasa Asing dalam Pengucapan di Indonesia

Bahasa Indonesia, sebagai bahasa yang dinamis, banyak menyerap kosakata dari bahasa asing. Ketika kata-kata yang mengandung 'X' dari bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia, sering kali ada dua cara penyerapan yang terjadi:

  1. Adaptasi Fonetik: Bunyi asli dari kata asing tersebut diadaptasi agar sesuai dengan sistem bunyi bahasa Indonesia. Jika 'X' dalam bahasa aslinya berbunyi /ks/, maka di Indonesia akan tetap dibaca 'eks' saat diucapkan sebagai hurufnya, namun dalam kata bisa jadi tetap /ks/ atau disesuaikan. Jika kata aslinya memiliki bunyi yang mirip 'z' atau desis, ada kemungkinan diserap dengan bunyi tersebut.
  2. Pelafalan Huruf: Seringkali, terutama dalam konteks pendidikan atau pengenalan alfabet, pengucapan nama huruf 'X' tetap dipertahankan sebagai 'eks'. Hal ini bertujuan untuk standarisasi dan kemudahan pengajaran.

Fenomena pengucapan 'X' sebagai 'eks' adalah cara yang paling umum dan diterima dalam bahasa Indonesia. Namun, ada kalanya, terutama ketika seseorang mencoba melafalkan kata asing secara otentik atau ketika kata tersebut sangat jarang digunakan dan pengucapannya belum terstandarisasi dalam pergaulan, mungkin terdengar variasi. Misalnya, pada nama orang atau tempat asing yang tidak umum, bisa saja pelafalannya sedikit menyimpang dari aturan baku.

Penting untuk dicatat bahwa kebanyakan kata yang menggunakan 'X' dalam bahasa Indonesia adalah kata serapan. Contohnya:

Dalam banyak kasus di atas, pengucapan di Indonesia cenderung mendekati bunyi /ks/ atau menyesuaikannya agar mudah diucapkan dalam bahasa Indonesia.

Kesimpulan

Jadi, ketika Anda mendengar huruf 'X' dibaca 'eks', itu adalah pengucapan standar nama hurufnya dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, kemungkinan mendengar variasi lain seperti bunyi yang mendekati 'z' biasanya disebabkan oleh pengaruh pelafalan dari bahasa aslinya, terutama jika kata tersebut adalah kata serapan yang belum sepenuhnya terstandarisasi pengucapannya dalam bahasa Indonesia, atau merupakan bagian dari fonem kompleks dalam bahasa asing.

Perkembangan bahasa terus berjalan, dan bagaimana suatu huruf atau kata diucapkan bisa saja berubah seiring waktu. Namun, untuk saat ini, pelafalan 'eks' adalah pedoman yang paling tepat saat merujuk pada huruf 'X' itu sendiri.

🏠 Homepage