Ilustrasi: Berbagai faktor dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil.
Merasa lebih sering ingin buang air kecil dan volumenya pun terasa lebih banyak dari biasanya? Kondisi ini, yang dikenal sebagai poliuria, bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi kesehatan, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian medis serius. Memahami akar penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ada banyak faktor yang bisa membuat Anda bolak-balik ke toilet. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling umum:
Ini adalah penyebab paling sederhana dan logis. Jika Anda minum lebih banyak cairan dari biasanya, tubuh Anda akan memprosesnya dan membuangnya melalui urine. Peningkatan asupan cairan ini bisa disebabkan oleh:
Salah satu gejala klasik dari diabetes yang tidak terkontrol adalah sering buang air kecil, terutama di malam hari (nokturia), dan volume urine yang banyak. Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan gula tersebut. Gula yang disaring ini kemudian menarik lebih banyak air dari tubuh, sehingga meningkatkan produksi urine.
Jika Anda mengalami gejala lain seperti sering haus, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, luka yang sulit sembuh, atau pandangan kabur, segera konsultasikan dengan dokter.
Meskipun namanya mirip dengan diabetes mellitus, diabetes insipidus adalah kondisi yang berbeda. Penyakit ini berkaitan dengan masalah pada hormon antidiuretik (ADH) atau cara ginjal merespons ADH. Akibatnya, ginjal tidak dapat menahan cukup air, menyebabkan produksi urine yang sangat banyak dan encer, serta rasa haus yang ekstrem.
ISK dapat menyebabkan iritasi pada kandung kemih, sehingga Anda merasa ingin buang air kecil lebih sering, bahkan ketika kandung kemih tidak penuh. Seringkali, frekuensi ini meningkat, namun volume urine yang keluar mungkin tidak terlalu banyak. Gejala ISK lain meliputi rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri di perut bagian bawah, dan urine yang keruh atau berbau.
Selama kehamilan, rahim yang membesar menekan kandung kemih, menyebabkan rasa ingin buang air kecil lebih sering. Selain itu, perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke ginjal juga dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil.
Beberapa jenis obat memiliki efek samping yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. Obat diuretik, yang sering diresepkan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau edema (pembengkakan), bekerja dengan cara merangsang ginjal untuk mengeluarkan kelebihan garam dan air. Obat lain seperti litium atau beberapa obat antidepresan juga bisa memiliki efek serupa.
Kafein dan alkohol adalah diuretik alami. Keduanya dapat meningkatkan produksi urine dengan mengganggu kemampuan ginjal untuk menyerap kembali air. Jika Anda mengonsumsi minuman yang mengandung kafein atau alkohol dalam jumlah banyak, jangan heran jika Anda lebih sering ke kamar mandi.
Pada pria, pembesaran prostat (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) adalah penyebab umum dari sering buang air kecil, terutama di malam hari. Prostat yang membesar dapat menekan uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih keluar tubuh), menyebabkan aliran urine tersumbat dan membuat kandung kemih sulit dikosongkan sepenuhnya. Ini bisa memicu rasa ingin buang air kecil lebih sering.
Beberapa kondisi medis lain yang kurang umum namun bisa menyebabkan sering buang air kecil antara lain:
Meskipun sering buang air kecil bisa disebabkan oleh hal-hal sederhana, ada baiknya untuk tetap waspada. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kondisi berikut:
Sering buang air kecil dan dalam jumlah banyak bisa menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan dalam tubuh Anda. Mulai dari peningkatan konsumsi cairan, diabetes, hingga infeksi, penyebabnya beragam. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat agar kesehatan Anda tetap terjaga.