Sariawan, atau dalam istilah medis disebut stomatitis aftosa, adalah luka kecil yang muncul di dalam mulut, termasuk di area bibir bagian dalam. Umumnya, sariawan dikenal dengan rasa perih dan mengganggu saat makan atau berbicara. Namun, banyak orang juga merasakan sensasi bibir yang kering dan tidak nyaman ketika sariawan menyerang. Pertanyaannya, mengapa fenomena ini terjadi? Apakah sariawan memang menyebabkan bibir menjadi kering, atau ada faktor lain yang berperan?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kekeringan bibir, penting untuk memahami apa itu sariawan. Sariawan umumnya terbentuk sebagai luka bulat atau oval dengan bagian tengah berwarna putih atau kekuningan, serta dikelilingi area kemerahan. Penyebab pasti sariawan belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diduga berperan meliputi:
Kekeringan pada bibir yang menyertai sariawan di area bibir bisa disebabkan oleh beberapa mekanisme yang saling terkait:
Sariawan adalah kondisi peradangan. Ketika tubuh merespons luka sariawan, terjadi pelepasan berbagai mediator inflamasi. Proses peradangan ini bisa mempengaruhi jaringan di sekitarnya, termasuk lapisan bibir. Peningkatan aliran darah ke area yang meradang bisa menyebabkan sensasi hangat atau bahkan sedikit bengkak, namun secara bersamaan, respons imun tubuh bisa mengubah keseimbangan kelembaban alami pada bibir.
Meskipun sariawan tidak secara langsung menyerang kelenjar air liur, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh sariawan di bibir bisa membuat seseorang cenderung mengurangi gerakan mengunyah dan menelan. Hal ini bisa berakibat pada berkurangnya stimulasi produksi air liur. Air liur berperan penting dalam menjaga kelembaban rongga mulut, termasuk bibir. Ketika produksi air liur berkurang, mulut bisa terasa lebih kering, dan efek ini bisa menjalar ke area bibir.
Saat merasakan ketidaknyamanan atau kekeringan di bibir akibat sariawan, banyak orang secara reflek akan menjilat bibir mereka. Kebiasaan ini, meskipun terasa melegakan sesaat, justru memperburuk kondisi. Air liur yang menguap dari permukaan bibir justru akan membawa serta kelembaban alami kulit bibir, sehingga membuat bibir terasa semakin kering dan pecah-pecah dalam jangka panjang. Ini adalah siklus yang merugikan.
Beberapa orang mungkin menggunakan obat kumur antiseptik atau salep tertentu untuk membantu meredakan rasa sakit sariawan. Namun, beberapa jenis obat kumur, terutama yang mengandung alkohol, bisa bersifat mengeringkan. Jika obat kumur ini mengenai area bibir, bisa menambah rasa kering pada bibir yang sudah rentan.
Seringkali, kekeringan bibir yang dirasakan bersama sariawan bisa menjadi indikasi adanya dehidrasi umum pada tubuh. Jika asupan cairan tidak mencukupi, seluruh jaringan tubuh, termasuk bibir dan mukosa mulut, akan cenderung kering. Sariawan yang muncul bisa menjadi momen ketika tubuh kita lebih merasakan efek dehidrasi ini.
Untuk mengatasi bibir kering yang menyertai sariawan, beberapa langkah sederhana bisa diambil:
Jika sariawan terasa sangat mengganggu, tidak kunjung sembuh, atau kekeringan bibir semakin parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau dokter gigi. Mereka dapat memberikan diagnosis yang tepat dan rekomendasi pengobatan yang sesuai.