Ilustrasi menunjukkan area umum nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke daerah dubur.
Sensasi nyeri di perut bagian bawah yang menjalar hingga ke area dubur dapat menjadi pengalaman yang sangat tidak nyaman dan mengkhawatirkan. Rasa sakit ini bisa bervariasi dari ringan hingga parah, muncul secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, dan seringkali disertai dengan gejala lain yang spesifik. Karena area perut bagian bawah dan panggul merupakan rumah bagi berbagai organ vital dari sistem pencernaan, reproduksi, dan kemih, mengidentifikasi penyebab pasti dari nyeri semacam ini memerlukan pemahaman yang komprehensif tentang anatomi dan potensi masalah kesehatan yang mungkin terjadi. Penting untuk tidak mengabaikan nyeri ini, terutama jika disertai gejala serius lainnya, karena dapat mengindikasikan kondisi medis yang memerlukan perhatian segera.
Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai kemungkinan penyebab mengapa seseorang mungkin mengalami nyeri perut bagian bawah yang menjalar hingga ke dubur. Kami akan menguraikan kondisi-kondisi ini berdasarkan sistem organ yang terlibat, mulai dari masalah pencernaan, gangguan pada sistem kemih, isu-isu reproduksi (baik pada pria maupun wanita), hingga masalah muskuloskeletal dan saraf. Pemahaman yang lebih baik tentang gejala, faktor risiko, dan kapan harus mencari bantuan medis dapat membantu individu mengambil langkah yang tepat untuk diagnosis dan penanganan yang efektif.
Sebelum menyelami berbagai penyebab, ada baiknya kita memahami sedikit tentang anatomi area yang terlibat. Perut bagian bawah mencakup area di bawah pusar hingga panggul. Di dalamnya terdapat:
Nyeri yang menjalar ke dubur bisa berasal langsung dari organ-organ di dekat dubur (seperti rektum, anus, atau prostat pada pria) atau bisa juga merupakan nyeri rujukan (referred pain), yaitu nyeri yang berasal dari organ yang letaknya lebih jauh namun dirasakan di area lain karena berbagi jalur saraf yang sama. Karena kompleksitas ini, menentukan akar masalah seringkali membutuhkan evaluasi medis yang menyeluruh. Nyeri yang menjalar ke dubur, atau proctalgia, bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi di panggul atau perut, dan lokasinya yang spesifik seringkali dapat memberikan petunjuk penting bagi dokter untuk mendiagnosis penyebabnya.
Banyak kondisi yang memengaruhi saluran pencernaan dapat menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan menjalar ke area rektum atau dubur. Ini adalah salah satu kategori penyebab yang paling umum dan seringkali disertai dengan perubahan pola buang air besar atau gejala pencernaan lainnya.
IBS adalah gangguan kronis yang memengaruhi usus besar. Ini bukan penyakit radang dan tidak merusak usus, tetapi lebih merupakan masalah fungsional yang berkaitan dengan cara otak dan usus berkomunikasi. Gejala utamanya meliputi nyeri perut yang berulang, kram, kembung, gas, dan perubahan kebiasaan buang air besar (diare, sembelit, atau keduanya secara bergantian). Nyeri perut pada IBS seringkali berlokasi di perut bagian bawah dan dapat menjalar ke daerah panggul atau rektum, sering digambarkan sebagai sensasi tekanan atau kram. Sensasi ini dapat diperparah setelah makan dan biasanya mereda setelah buang air besar. Intensitas nyeri dapat bervariasi dari ringan hingga parah dan dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderita. Penyebab pasti IBS tidak diketahui, namun diperkirakan melibatkan sensitivitas usus yang meningkat terhadap rangsangan normal, gangguan motilitas usus, stres psikologis, serta perubahan dalam mikrobiota usus. Diagnosis IBS biasanya dilakukan berdasarkan kriteria gejala (misalnya, kriteria Roma IV) setelah menyingkirkan kondisi lain yang lebih serius melalui pemeriksaan fisik dan tes diagnostik. Penanganan meliputi perubahan diet (misalnya, diet rendah FODMAP), pengelolaan stres (seperti terapi kognitif perilaku atau meditasi), dan obat-obatan untuk meredakan gejala seperti antispasmodik, obat anti-diare, atau pencahar, tergantung pada jenis IBS yang dialami.
IBD adalah istilah umum untuk kondisi yang menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Tidak seperti IBS, IBD adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada usus. Dua jenis utama IBD adalah Penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif. Keduanya dapat menyebabkan nyeri perut yang signifikan, seringkali di perut bagian bawah, dan dapat menjalar ke rektum. Gejala lain termasuk diare berdarah (terutama pada kolitis ulseratif), penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, demam, dan anemia. IBD adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang saluran pencernaan.
IBD adalah kondisi serius yang memerlukan diagnosis dini dan penanganan medis yang berkelanjutan dengan obat-obatan anti-inflamasi, imunosupresif, atau biologis untuk mengelola peradangan, mencegah kekambuhan, dan menghindari komplikasi yang mengancam jiwa. Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian usus yang rusak.
Divertikulitis terjadi ketika divertikula, yaitu kantong-kantong kecil yang menonjol keluar dari dinding usus besar (terutama kolon sigmoid yang terletak di perut bagian bawah sebelah kiri), menjadi meradang atau terinfeksi. Kondisi ini sering disebabkan oleh feses yang tersangkut di dalam kantong tersebut, menyebabkan peradangan dan infeksi bakteri. Nyeri akibat divertikulitis biasanya parah, terlokalisasi di perut bagian bawah (seringkali kiri bawah), dan dapat menjalar ke daerah panggul atau dubur, terutama jika peradangan parah atau menyebabkan pembentukan abses di dekat rektum. Nyeri ini sering digambarkan sebagai nyeri kram atau tekanan yang terus-menerus dan tajam. Gejala lain termasuk demam, mual, muntah, sembelit atau diare, dan perubahan kebiasaan buang air besar. Divertikulitis akut memerlukan penanganan segera; kasus ringan dapat diobati dengan istirahat usus (diet cair) dan antibiotik, sementara kasus yang parah dengan abses, perforasi, atau fistula mungkin memerlukan drainase atau pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang terkena.
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks (usus buntu), kantong kecil berbentuk jari yang menonjol dari usus besar. Ini adalah salah satu penyebab nyeri perut akut yang paling umum dan memerlukan intervensi bedah. Nyeri apendisitis biasanya dimulai secara samar di sekitar pusar atau perut bagian atas, kemudian dalam beberapa jam bergeser dan terlokalisasi ke perut bagian bawah kanan (titik McBurney). Meskipun seringkali terlokalisasi di kanan bawah, nyeri yang parah atau apendiks yang terletak di posisi yang tidak biasa (misalnya, retrocaecal atau panggul) dapat menyebabkan nyeri yang menjalar dan dirasakan hingga ke daerah panggul dan kadang-kadang ke dubur atau rektum, seringkali dengan sensasi tekanan. Gejala lain meliputi mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam ringan, dan konstipasi atau diare. Apendisitis yang tidak diobati dapat pecah, menyebabkan peritonitis (peradangan pada lapisan perut) yang mengancam jiwa. Apendisitis adalah kondisi darurat medis yang memerlukan intervensi bedah segera (apendektomi).
Konstipasi kronis, atau sembelit yang berlangsung lama dan persisten, dapat menyebabkan penumpukan feses yang keras dan padat di usus besar dan rektum. Hal ini dapat menimbulkan tekanan signifikan dan nyeri di perut bagian bawah, serta sensasi penuh, kembung, atau nyeri di daerah dubur dan rektum. Rasa sakit dapat berupa kram, nyeri tumpul yang terus-menerus, atau sensasi tekanan yang kuat. Penumpukan feses yang berlebihan (fecal impaction) dapat menyebabkan nyeri yang sangat parah dan bahkan menyumbat usus. Ketegangan berlebihan saat buang air besar akibat feses yang keras juga dapat memperburuk nyeri dan berpotensi menyebabkan kondisi lain seperti wasir, fisura ani, atau prolaps rektum. Penanganan melibatkan peningkatan asupan serat (dari buah, sayur, biji-bijian), cairan yang cukup (minimal 8 gelas air per hari), olahraga teratur, dan kadang-kadang obat pencahar atau pelembut feses. Mengabaikan konstipasi kronis dapat menyebabkan masalah yang lebih serius.
Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah di anus atau rektum bagian bawah. Wasir dapat bersifat internal (di dalam rektum) atau eksternal (di bawah kulit sekitar anus). Meskipun nyeri utamanya terlokalisasi di anus, wasir yang parah, meradang, atau terombosis (mengandung bekuan darah) dapat menyebabkan nyeri yang intens, berdenyut, dan rasa tekanan yang menjalar ke perut bagian bawah atau panggul. Wasir trombotik eksternal sangat menyakitkan. Gejala lain termasuk pendarahan terang saat buang air besar, gatal di anus, iritasi, dan benjolan yang dapat dirasakan atau terlihat di sekitar anus. Nyeri akibat wasir dapat diperburuk saat duduk lama, buang air besar, atau saat batuk/bersin. Wasir biasanya diobati dengan perubahan gaya hidup (diet serat tinggi, banyak minum air), krim topikal pereda nyeri dan peradangan, sitz bath (mandi rendam air hangat), atau prosedur medis minimal invasif seperti ligasi pita karet, skleroterapi, atau koagulasi infra merah. Pada kasus yang sangat parah, pembedahan (hemoroidektomi) mungkin diperlukan.
Fisura ani adalah robekan kecil atau luka pada lapisan tipis dan lembap di sekitar anus. Ini seringkali disebabkan oleh trauma saat buang air besar, seperti feses yang keras dan besar yang melewati anus, atau diare yang parah dan sering. Nyeri akibat fisura ani sangat tajam, terasa seperti "tercabik," "teriris," atau "terbakar," dan diperparah saat dan setelah buang air besar, kadang berlangsung selama berjam-jam. Meskipun nyeri utamanya lokal di anus, ketegangan otot dasar panggul yang menyertainya dan spasme sfingter ani yang nyeri dapat menyebabkan nyeri menjalar ke perut bagian bawah atau panggul. Pendarahan terang saat buang air besar (darah menetes atau di tisu) juga merupakan gejala umum. Nyeri yang parah dapat menyebabkan seseorang menahan buang air besar, yang justru memperburuk konstipasi dan siklus nyeri. Penanganan meliputi pelembut feses, diet serat tinggi, banyak minum air, sitz bath, dan krim topikal (misalnya, yang mengandung nitrogliserin atau anestesi lokal) untuk mengurangi spasme sfingter dan mempercepat penyembuhan. Dalam kasus kronis, pembedahan (sfingterotomi lateral internal) mungkin diperlukan.
Abses perianal adalah kumpulan nanah yang menyakitkan yang terbentuk di dekat anus, biasanya akibat infeksi kelenjar kecil di area tersebut. Ini menyebabkan nyeri parah, berdenyut, bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan di sekitar anus, seringkali disertai demam dan menggigil. Nyeri ini dapat menjalar dari area anus ke perut bagian bawah atau panggul karena peradangan dan tekanan pada jaringan sekitarnya. Abses perianal adalah kondisi yang sangat tidak nyaman dan memerlukan drainase bedah segera untuk meredakan nyeri dan mencegah penyebaran infeksi. Jika abses tidak diobati atau tidak sembuh sempurna setelah drainase, dapat berkembang menjadi fistula ani, yaitu saluran abnormal yang menghubungkan kelenjar terinfeksi di dalam anus dengan kulit di sekitar anus. Fistula ani juga menyebabkan nyeri kronis, drainase nanah atau darah, gatal, iritasi kulit, dan kekambuhan abses, dengan kemungkinan nyeri yang menjalar. Penanganan fistula ani seringkali memerlukan pembedahan yang lebih kompleks (fistulotomi atau prosedur lain) untuk menutup saluran tersebut.
Proktitis adalah peradangan pada lapisan rektum, bagian terakhir dari usus besar sebelum anus. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk IBD (Kolitis Ulseratif), infeksi (misalnya, infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia, atau infeksi lainnya), terapi radiasi ke area panggul (proktitis radiasi), atau penggunaan antibiotik tertentu (kolitis pseudomembranosa). Gejala utamanya adalah nyeri rektal, sensasi tenesmus (rasa ingin buang air besar yang terus-menerus dan mendesak, seringkali tidak produktif), pendarahan rektal (darah terang), diare, dan keluarnya lendir. Nyeri rektal ini dapat dirasakan sebagai tekanan, kram, atau nyeri tumpul yang menjalar ke perut bagian bawah. Terkadang, nyeri dapat memburuk saat buang air besar atau saat duduk. Penanganan tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan mungkin melibatkan antibiotik untuk infeksi, obat anti-inflamasi (misalnya, mesalamin supositoria atau enema) untuk peradangan non-infeksius, atau obat imunosupresif untuk proktitis terkait IBD.
Kolitis iskemik terjadi ketika aliran darah ke sebagian usus besar berkurang, menyebabkan peradangan dan kerusakan sel. Kondisi ini lebih sering terjadi pada lansia atau individu dengan penyakit pembuluh darah. Nyeri perut bagian bawah (seringkali kiri bawah) adalah gejala umum, yang bisa tiba-tiba dan parah, seringkali disertai dengan keinginan mendesak untuk buang air besar dan diare yang terkadang berdarah. Karena area yang paling sering terkena adalah kolon sigmoid dan rektum, nyeri dapat menjalar ke daerah dubur. Gejala lain mungkin termasuk mual dan demam ringan. Penanganan biasanya melibatkan manajemen suportif, istirahat usus, dan cairan intravena. Dalam kasus yang parah, jika ada nekrosis (kematian jaringan), pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian usus yang rusak.
Meskipun kurang umum sebagai penyebab nyeri akut yang tiba-tiba pada tahap awal, kanker kolorektal (terutama yang terletak di kolon sigmoid atau rektum) dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah yang kronis dan menjalar ke dubur seiring pertumbuhan tumor. Nyeri biasanya merupakan tanda penyakit yang lebih lanjut atau tumor yang menyebabkan penyumbatan. Gejala lain yang mengkhawatirkan meliputi perubahan kebiasaan buang air besar yang tidak dapat dijelaskan (diare atau sembelit yang baru timbul atau bergantian), pendarahan rektal atau darah dalam tinja, penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, dan anemia. Sensasi adanya massa di rektum atau tenesmus juga dapat terjadi jika tumor terletak di rektum. Skrining rutin melalui kolonoskopi sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan, terutama bagi individu di atas usia 50 atau mereka dengan riwayat keluarga kanker kolorektal.
Organ-organ kemih juga terletak di area perut bagian bawah dan panggul, sehingga gangguan pada sistem ini dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke dubur, baik melalui iritasi langsung atau nyeri rujukan.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang paling sering menyerang kandung kemih (sistitis) atau uretra, namun bisa juga melibatkan ginjal (pielonefritis). Sistitis (radang kandung kemih) menyebabkan nyeri di perut bagian bawah, terutama di atas tulang kemaluan atau daerah suprapubik. Nyeri ini seringkali disertai dengan rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil (disuria), sering buang air kecil (frekuensi), dorongan kuat untuk buang air kecil (urgensi), dan urine yang keruh atau berbau menyengat. Pada beberapa individu, terutama jika infeksi parah, peradangan memengaruhi dasar kandung kemih yang berdekatan dengan rektum, atau jika ada spasme kandung kemih, nyeri ini dapat menjalar dan dirasakan sebagai tekanan atau ketidaknyamanan di daerah rektum atau dubur. Antibiotik adalah pengobatan standar untuk ISK, dan sangat penting untuk menyelesaikan seluruh dosis untuk mencegah resistensi dan kekambuhan.
Batu ginjal adalah endapan mineral keras yang terbentuk di ginjal. Batu yang terbentuk di ginjal dan kemudian bergerak turun ke ureter (saluran sempit yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih) dapat menyebabkan nyeri yang sangat parah, dikenal sebagai kolik ginjal. Nyeri ini seringkali dimulai di punggung atau samping, namun saat batu bergerak ke bagian bawah ureter mendekati kandung kemih, nyeri dapat menjalar ke perut bagian bawah, selangkangan, dan pada pria, ke testis. Pada beberapa kasus, nyeri juga dapat dirasakan di daerah dubur atau rektum karena iritasi saraf dan kedekatan anatomi antara ureter distal dan organ panggul. Gejala lain termasuk darah dalam urine (hematuria), mual, muntah, dan sensasi sering buang air kecil. Nyeri kolik ginjal sering digambarkan sebagai nyeri yang bergelombang dan sangat intens. Penanganan bervariasi dari manajemen nyeri dan menunggu batu keluar sendiri hingga prosedur untuk memecah batu (litotripsi) atau mengangkat batu (ureteroskopi).
Sindrom nyeri kandung kemih (Bladder Pain Syndrome - BPS), atau yang sebelumnya dikenal sebagai sistitis interstisial, adalah kondisi nyeri kronis yang memengaruhi kandung kemih dan panggul tanpa adanya infeksi atau penyebab lain yang jelas. Gejalanya meliputi nyeri panggul yang persisten, tekanan atau nyeri kandung kemih (seringkali memburuk saat kandung kemih penuh dan membaik setelah buang air kecil), frekuensi buang air kecil yang tinggi, dan urgensi. Nyeri dapat sangat bervariasi pada setiap individu, seringkali dirasakan di perut bagian bawah, dan dapat menjalar ke daerah vagina, skrotum, perineum, atau dubur. Rasa tidak nyaman di rektum atau nyeri saat buang air besar juga bisa menjadi bagian dari gejala BPS. Kondisi ini sulit didiagnosis dan diobati, sering memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan perubahan gaya hidup, diet, obat-obatan oral atau intravesikal, fisioterapi, dan prosedur invasif minimal. Tujuannya adalah untuk mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Bagi wanita, banyak kondisi ginekologi yang dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur atau rektum karena kedekatan organ reproduksi dengan usus besar bagian akhir dan adanya jalur saraf yang tumpang tindih.
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat menempel pada ovarium, saluran tuba, ligamen di panggul, permukaan usus, kandung kemih, atau bahkan di rektum. Jaringan ektopik ini merespons siklus hormonal bulanan seperti endometrium normal, menyebabkan pendarahan, peradangan, nyeri, dan pembentukan kista (endometrioma) atau jaringan parut. Nyeri panggul kronis adalah gejala utama, yang seringkali memburuk selama menstruasi (dismenore berat). Jika endometriosis tumbuh di rektum (endometriosis rektal) atau ligamen uterosakral (ligamen yang menghubungkan rahim ke sakrum dan dekat dengan rektum), dapat menyebabkan nyeri yang sangat parah saat buang air besar (diskezia), nyeri dubur, dan sensasi tekanan atau nyeri yang menjalar dari perut bagian bawah ke dubur. Nyeri saat berhubungan seks (dispareunia dalam) juga sangat umum. Diagnosis sering memerlukan laparoskopi (pembedahan minimal invasif) untuk melihat dan mengonfirmasi keberadaan implan endometriosis. Penanganan meliputi obat-obatan pereda nyeri, terapi hormonal untuk menekan pertumbuhan jaringan, atau pembedahan untuk mengangkat implan endometriosis.
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di dalam atau di permukaan ovarium. Sebagian besar kista fungsional (yang terbentuk selama siklus menstruasi normal) tidak menimbulkan gejala dan hilang dengan sendirinya. Namun, kista yang besar, pecah, atau mengalami torsi (terpelintir) dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah yang akut dan parah. Nyeri ini seringkali dirasakan di satu sisi perut (sisi ovarium yang terkena) dan kadang-kadang menjalar ke daerah panggul, punggung bawah, atau dubur, terutama jika kista menekan saraf di dekatnya. Nyeri akibat kista ovarium bisa disertai mual, muntah, atau rasa penuh. Torsi ovarium, di mana ovarium terpelintir pada ligamennya, adalah kondisi darurat medis yang memerlukan pembedahan segera karena dapat memutus suplai darah ke ovarium. Diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan USG panggul. Penanganan tergantung pada jenis dan ukuran kista serta gejala yang ditimbulkan, mulai dari observasi hingga pembedahan.
Penyakit Radang Panggul (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita bagian atas, meliputi rahim, saluran tuba (salpingitis), dan ovarium (ooforitis). PID paling sering disebabkan oleh bakteri menular seksual yang tidak diobati, seperti klamidia atau gonore, yang naik dari vagina atau leher rahim. Gejala umum meliputi nyeri panggul atau perut bagian bawah, yang dapat ringan hingga parah dan menjalar ke daerah dubur atau punggung bawah. Gejala lain termasuk demam, keputihan yang tidak biasa dengan bau busuk, nyeri saat berhubungan seks (dispareunia), nyeri saat buang air kecil, dan pendarahan vagina yang tidak normal (terutama setelah berhubungan seks). PID adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba, meningkatkan risiko infertilitas, kehamilan ektopik, dan nyeri panggul kronis. Penanganan dengan antibiotik sangat penting dan harus dimulai sesegera mungkin untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rahim, paling sering di saluran tuba. Ini adalah kondisi darurat medis yang berpotensi mengancam jiwa. Gejalanya meliputi nyeri perut bagian bawah yang tajam dan satu sisi (seringkali menjalar ke panggul, bahu, atau punggung), pendarahan vagina yang tidak normal (berbeda dengan menstruasi), pusing, dan pingsan. Jika kehamilan ektopik pecah, dapat menyebabkan pendarahan internal yang masif dan nyeri hebat yang dapat menjalar ke dubur karena iritasi peritoneum oleh darah. Deteksi dini melalui tes kehamilan positif diikuti dengan pemeriksaan USG transvaginal sangat penting. Penanganan kehamilan ektopik seringkali melibatkan obat-obatan (metotreksat) untuk menghentikan pertumbuhan sel atau pembedahan untuk mengangkat kehamilan ektopik, terutama jika sudah terjadi ruptur.
Beberapa wanita mengalami nyeri ringan hingga tajam di satu sisi perut bagian bawah saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium), yang dikenal sebagai mittelschmerz (istilah Jerman untuk "nyeri tengah"). Nyeri ini biasanya berlangsung singkat, dari beberapa menit hingga beberapa jam, dan terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi. Meskipun nyeri ini umumnya terlokalisasi, pada beberapa individu, nyeri yang lebih intens atau peradangan lokal dari cairan folikel yang dilepaskan dapat menyebabkan sensasi yang menjalar ringan ke daerah dubur atau punggung bawah. Mittelschmerz adalah kondisi fisiologis yang umumnya tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan pereda nyeri yang dijual bebas. Namun, penting untuk membedakannya dari penyebab nyeri panggul yang lebih serius.
Fibroid uterus (leiomioma) adalah pertumbuhan non-kanker (benign) yang umum pada rahim. Banyak wanita memiliki fibroid tanpa menimbulkan gejala. Namun, fibroid yang besar, tumbuh di lokasi tertentu (misalnya, menekan organ lain), atau mengalami degenerasi dapat menyebabkan berbagai gejala. Gejala umum meliputi nyeri panggul, tekanan di perut bagian bawah (rasa berat atau penuh), periode menstruasi yang sangat berat dan berkepanjangan (menorrhagia), dan nyeri saat berhubungan seks (dispareunia). Jika fibroid tumbuh di bagian belakang rahim dan menekan rektum, dapat menyebabkan nyeri rektal, konstipasi, atau kesulitan buang air besar. Nyeri ini dapat dirasakan menjalar dari perut ke dubur karena tekanan langsung. Diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan panggul dan USG. Penanganan fibroid bervariasi dari observasi, obat-obatan untuk mengelola gejala (misalnya, pereda nyeri atau terapi hormonal), hingga prosedur minimal invasif atau pembedahan (miomektomi untuk mengangkat fibroid atau histerektomi untuk mengangkat rahim).
Dismenore Primer: Adalah nyeri haid yang umum terjadi dan tidak disebabkan oleh kondisi medis lain. Nyeri kram di perut bagian bawah adalah ciri khas, seringkali dimulai sebelum atau saat menstruasi dan berlangsung selama 1-3 hari. Pada beberapa wanita, nyeri ini bisa sangat parah dan menjalar ke punggung bawah, paha bagian dalam, atau bahkan ke daerah dubur. Hal ini disebabkan oleh kontraksi rahim yang kuat dan pelepasan prostaglandin (zat kimia yang memicu kontraksi). Nyeri ini dapat diatasi dengan pereda nyeri non-steroid (NSAID) dan kompres hangat. Dismenore Sekunder: Adalah nyeri haid yang disebabkan oleh kondisi medis lain yang mendasarinya, seperti endometriosis, adenomyosis, fibroid, atau penyakit radang panggul (PID). Nyeri ini cenderung lebih parah, dimulai lebih awal dalam siklus (tidak hanya saat menstruasi), dan dapat berlangsung lebih lama daripada dismenore primer. Karakteristik nyeri yang menjalar ke dubur atau rektum seringkali lebih menonjol pada dismenore sekunder, terutama jika penyebabnya adalah endometriosis atau adenomyosis yang memengaruhi area panggul bagian belakang. Diagnosis dan penanganan dismenore sekunder memerlukan identifikasi dan pengobatan kondisi penyebab.
Adenomyosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium (lapisan rahim) yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim, justru tumbuh dan menyusup ke dalam dinding otot rahim (miometrium). Kondisi ini dapat menyebabkan rahim membesar dan menebal. Gejala utamanya meliputi periode menstruasi yang sangat berat dan menyakitkan (dismenore parah), nyeri panggul kronis yang bisa terjadi sepanjang siklus tetapi memburuk saat menstruasi, dan nyeri saat berhubungan seks (dispareunia). Nyeri kram yang parah seringkali dirasakan di perut bagian bawah dan dapat menjalar secara signifikan ke punggung bawah dan daerah dubur atau rektum, terutama selama menstruasi, menciptakan sensasi tekanan yang kuat. Diagnosis seringkali sulit dan dapat memerlukan MRI atau konfirmasi setelah histerektomi. Penanganan meliputi pereda nyeri, terapi hormonal, atau dalam kasus yang parah dan jika wanita sudah tidak berencana memiliki anak, histerektomi (pengangkatan rahim) adalah satu-satunya penyembuhan definitif.
Pria juga dapat mengalami nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur karena kondisi yang memengaruhi organ reproduksi atau kemih mereka.
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat, kelenjar seukuran kenari yang terletak di bawah kandung kemih pria dan mengelilingi uretra. Prostatitis dapat bersifat akut (muncul tiba-tiba dan parah) atau kronis (berlangsung lebih dari tiga bulan). Prostatitis akut sering disebabkan oleh infeksi bakteri, sedangkan prostatitis kronis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri berulang atau kondisi non-bakteri yang kurang jelas penyebabnya. Gejala umumnya meliputi nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, urgensi buang air kecil, nyeri di panggul, selangkangan, punggung bawah, dan seringkali nyeri di daerah perineum (area antara skrotum dan anus) atau dubur. Nyeri ini bisa menjalar dari perut bagian bawah ke dubur, terasa seperti tekanan atau rasa tidak nyaman yang dalam. Demam, menggigil, dan nyeri otot dapat menyertai prostatitis akut. Diagnosis melibatkan pemeriksaan rektal digital (PRD) untuk memeriksa prostat dan tes urine atau kultur cairan prostat. Penanganan meliputi antibiotik untuk infeksi bakteri, obat anti-inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan peradangan, dan kadang-kadang alpha-blocker untuk meredakan gejala kemih.
Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, saluran melingkar di belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Orkitis adalah peradangan pada testis. Keduanya sering terjadi bersamaan (epididimo-orkitis) dan paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri (termasuk infeksi menular seksual seperti klamidia atau gonore) atau virus (misalnya, virus gondongan). Gejala meliputi nyeri dan pembengkakan pada testis atau skrotum yang biasanya di satu sisi, demam, dan rasa sakit yang dapat menjalar ke selangkangan, perut bagian bawah (terutama sisi yang terkena), atau bahkan ke daerah dubur. Nyeri skrotum bisa sangat parah dan membuat jalan terasa sakit. Kondisi ini memerlukan diagnosis dan penanganan medis segera (biasanya antibiotik) untuk mencegah komplikasi seperti pembentukan abses, kerusakan testis, atau infertilitas. Penting untuk membedakannya dari torsi testis, yang merupakan kondisi darurat bedah.
Hernia terjadi ketika sebagian organ (biasanya usus atau lemak perut) menonjol melalui titik lemah di dinding otot, paling sering di daerah selangkangan. Hernia inguinalis (di selangkangan, lebih umum pada pria) atau hernia femoralis (di paha bagian atas, lebih umum pada wanita) dapat menyebabkan nyeri atau tekanan di selangkangan dan perut bagian bawah, terutama saat batuk, membungkuk, mengangkat beban, atau mengejan. Pada beberapa kasus, terutama jika hernia besar, terperangkap, atau menjepit saraf di sekitarnya, nyeri dapat menjalar ke daerah panggul, skrotum (pada pria), atau bahkan dubur, menciptakan sensasi tekanan atau ketidaknyamanan yang persisten. Hernia yang terjepit (incarcerated), di mana isi hernia tidak dapat didorong kembali, atau hernia yang tercekik (strangulated), di mana suplai darah ke jaringan yang menonjol terputus, adalah kondisi darurat medis yang memerlukan pembedahan segera karena dapat menyebabkan kematian jaringan dan komplikasi serius.
Nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur juga bisa berasal dari otot, ligamen, tulang, atau saraf di daerah panggul dan punggung bawah, bukan dari organ internal.
Otot-otot dasar panggul adalah sekelompok otot yang membentuk "tempat tidur gantung" di bagian bawah panggul, mendukung organ-organ panggul (kandung kemih, usus, rahim/prostat) dan berperan penting dalam fungsi buang air kecil, buang air besar, dan fungsi seksual. Jika otot-otot ini terlalu tegang (hipertonus), kejang (spasme), atau tidak berfungsi dengan baik (disfungsi), dapat menyebabkan nyeri panggul kronis. Nyeri ini seringkali dirasakan di perut bagian bawah, perineum (area antara alat kelamin dan anus), dan menjalar ke dubur, vagina/skrotum, atau panggul bagian dalam. Sensasi seperti adanya benda asing di rektum, nyeri saat buang air besar (diskezia), atau kesulitan mengosongkan usus/kandung kemih juga bisa terjadi. Disfungsi otot dasar panggul dapat dipicu oleh cedera, persalinan, operasi panggul, atau stres kronis. Diagnosis sering dilakukan melalui pemeriksaan fisik yang terfokus pada otot panggul. Fisioterapi dasar panggul, termasuk teknik relaksasi, peregangan, dan biofeedback, adalah penanganan yang umum dan efektif.
Neuralgia pudendal adalah kondisi nyeri kronis yang disebabkan oleh iritasi, kompresi, atau kerusakan pada saraf pudendal. Saraf pudendal adalah saraf utama di daerah panggul yang mempersarafi kulit dan otot di perineum, alat kelamin eksternal, dan area dubur/rektum. Nyeri ini seringkali digambarkan sebagai sensasi terbakar, menusuk, tertusuk, mati rasa, atau nyeri seperti "shock" listrik. Nyeri biasanya memburuk saat duduk dan mereda saat berdiri atau berbaring. Nyeri dapat dirasakan di perineum, anus, rektum, skrotum atau vulva, dan dapat menjalar ke perut bagian bawah. Penyebabnya bisa trauma (misalnya, persalinan sulit, cedera jatuh), operasi panggul, bersepeda berlebihan, atau kompresi saraf. Diagnosis seringkali sulit dan memerlukan penyingkiran kondisi lain. Penanganan melibatkan terapi fisik, obat-obatan pereda nyeri saraf (misalnya, amitriptyline, gabapentin), suntikan blok saraf, atau dalam kasus tertentu, dekompresi bedah saraf pudendal.
Meskipun linu panggul (skiatika) klasik biasanya menyebabkan nyeri yang menjalar dari punggung bawah ke bokong dan ke bawah kaki, pada beberapa kasus, iritasi atau kompresi saraf di bagian paling bawah tulang belakang (lumbar sacral) atau sacrum (tulang berbentuk segitiga di dasar tulang belakang) dapat menyebabkan nyeri yang tidak biasa yang menjalar ke panggul, perineum, atau bahkan ke daerah dubur. Nyeri ini dapat disebabkan oleh herniasi diskus, stenosis spinal, spondilolistesis, atau masalah lain yang menekan saraf. Nyeri biasanya memburuk dengan gerakan tertentu, posisi duduk lama, batuk, atau mengejan. Diagnosis memerlukan pemeriksaan neurologis, pencitraan seperti MRI tulang belakang, dan kadang-kadang studi konduksi saraf. Penanganan meliputi terapi fisik, obat pereda nyeri, suntikan epidural, atau pembedahan.
Sakroiliitis adalah peradangan pada satu atau kedua sendi sakroiliaka (SI), yang menghubungkan tulang belakang bagian bawah (sakrum) ke tulang panggul (ilium). Nyeri yang terkait dengan sakroiliitis seringkali dirasakan di punggung bawah dan bokong, dan dapat menjalar ke paha, selangkangan, dan terkadang ke daerah dubur. Nyeri dapat memburuk saat berdiri lama, berjalan, berlari, atau duduk dalam waktu lama, dan seringkali lebih terasa pada satu sisi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera traumatis, radang sendi (misalnya, ankylosing spondylitis, arthritis psoriatik), infeksi, atau perubahan hormon dan beban pada sendi selama kehamilan. Diagnosis melibatkan pemeriksaan fisik, tes provokasi nyeri, dan pencitraan (X-ray, MRI). Penanganan meliputi terapi fisik, obat anti-inflamasi, suntikan steroid ke sendi SI, atau dalam kasus yang jarang, pembedahan.
Selain kategori di atas, ada beberapa penyebab lain yang mungkin, meskipun beberapa di antaranya lebih jarang terjadi atau spesifik pada kondisi tertentu.
Seperti kanker kolorektal, kanker anus atau rektum dapat menyebabkan nyeri lokal yang parah, terutama seiring pertumbuhan tumor. Gejala lain meliputi pendarahan rektal, perubahan kebiasaan buang air besar, sensasi massa atau penuh di rektum, gatal, atau keluarnya cairan dari anus. Nyeri ini secara langsung akan dirasakan di area dubur dan dapat menjalar ke daerah perut bagian bawah, panggul, atau selangkangan seiring perkembangan penyakit. Diagnosis dini sangat penting untuk prognosis yang lebih baik, melibatkan pemeriksaan rektal digital, anuskopi/proktoskopi, biopsi, dan pencitraan. Penanganan bervariasi tergantung stadium, meliputi pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.
Ini adalah kondisi yang sangat serius dan mengancam jiwa. Aneurisma adalah pelebaran abnormal pada pembuluh darah arteri utama (aorta) yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Jika aneurisma aorta abdominalis (yang terletak di perut) pecah, dapat menyebabkan nyeri perut yang tiba-tiba, parah, dan menusuk, seringkali menjalar ke punggung, panggul, atau bahkan ke area dubur. Nyeri ini sering digambarkan sebagai nyeri "terparah yang pernah dialami". Gejala lain meliputi pusing, pingsan, denyut nadi cepat, tekanan darah rendah, dan kulit yang lembap atau pucat. Ini adalah keadaan darurat medis absolut yang memerlukan intervensi bedah segera untuk menyelamatkan nyawa.
Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat menyebabkan peradangan di daerah panggul, rektum, atau anus, yang mengakibatkan nyeri di perut bagian bawah dan menjalar ke dubur. Misalnya:
Diagnosis PMS memerlukan tes laboratorium spesifik. Penanganan umumnya melibatkan antibiotik atau antivirus.
Kadang-kadang, setelah pemeriksaan menyeluruh, tidak ada penyebab fisik yang jelas yang ditemukan untuk nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur. Stres dan kecemasan dapat memperburuk sensitivitas nyeri, terutama pada saluran pencernaan (misalnya, pada IBS atau gangguan fungsional usus lainnya) atau otot dasar panggul. Otak dan usus memiliki koneksi yang kuat (sumbu otak-usus), dan stres psikologis dapat memanifestasikan dirinya sebagai nyeri fisik yang nyata, termasuk nyeri di perut bagian bawah dan panggul, yang bisa menjalar. Ini bukan berarti nyeri itu "hanya di kepala," tetapi respons tubuh terhadap stres dapat menyebabkan sensasi nyeri yang nyata. Penanganan melibatkan teknik manajemen stres, terapi kognitif perilaku (CBT), atau obat-obatan untuk mengatasi kecemasan atau depresi.
Setelah operasi di daerah perut bagian bawah atau panggul (misalnya, histerektomi, apendektomi, bedah kolorektal, atau bedah prostat), nyeri di area bedah dapat berlanjut atau menjalar. Proses penyembuhan, pembentukan jaringan parut, atau iritasi saraf selama operasi dapat menyebabkan nyeri yang persisten, termasuk nyeri yang menjalar ke dubur. Penting untuk memantau nyeri pascabedah dan melaporkannya kepada dokter.
Mengingat beragamnya penyebab nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur, penting untuk mengetahui kapan nyeri tersebut merupakan tanda dari kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Anda harus segera mencari bantuan medis atau pergi ke unit gawat darurat jika mengalami salah satu dari gejala berikut:
Bahkan jika gejalanya tidak parah, konsultasikan dengan dokter jika nyeri berlangsung lebih dari beberapa hari, mengganggu aktivitas sehari-hari, berulang, atau Anda memiliki kekhawatiran lainnya. Deteksi dini dan diagnosis yang tepat adalah kunci untuk penanganan yang efektif dan pencegahan komplikasi yang lebih serius.
Untuk mendiagnosis penyebab nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang sistematis. Proses ini seringkali melibatkan langkah-langkah berikut:
Melalui kombinasi pemeriksaan ini, dokter dapat menyusun gambaran lengkap untuk mencapai diagnosis yang akurat dan merencanakan penanganan yang paling sesuai.
Penanganan untuk nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur akan sepenuhnya tergantung pada penyebab yang mendasari yang telah didiagnosis. Tidak ada satu pun "obat" untuk semua jenis nyeri ini, melainkan pendekatan yang disesuaikan. Beberapa contoh umum penanganan meliputi:
Penting untuk bekerja sama dengan dokter Anda untuk memahami diagnosis Anda dan mengembangkan rencana perawatan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu Anda.
Meskipun tidak semua penyebab nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur dapat dicegah, ada beberapa langkah proaktif yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko beberapa kondisi, serta membantu mengelola gejala jika nyeri sudah muncul:
Mengadopsi kebiasaan hidup sehat ini tidak hanya dapat membantu mencegah nyeri perut bagian bawah yang menjalar ke dubur, tetapi juga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Nyeri perut bagian bawah yang menjalar hingga ke dubur adalah gejala yang kompleks dengan berbagai kemungkinan penyebab, mulai dari yang relatif tidak berbahaya hingga kondisi yang mengancam jiwa. Karena area panggul adalah rumah bagi banyak organ vital dari berbagai sistem tubuh – pencernaan, kemih, reproduksi, serta muskuloskeletal dan saraf – nyeri ini memerlukan evaluasi yang cermat dan komprehensif oleh profesional medis. Memahami berbagai potensi penyebab, mulai dari kondisi umum seperti Sindrom Iritasi Usus Besar dan Wasir hingga penyakit yang lebih serius seperti Penyakit Radang Usus, Endometriosis, atau bahkan Aneurisma Aorta Abdominalis yang pecah, adalah langkah pertama dalam mencari penanganan yang tepat.
Penting untuk tidak pernah mengabaikan nyeri persisten atau parah, terutama jika disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan seperti demam, pendarahan, mual dan muntah yang tidak terkontrol, perubahan signifikan pada fungsi buang air besar atau kecil, atau tanda-tanda syok. Pencarian bantuan medis yang tepat waktu untuk diagnosis yang akurat adalah langkah paling penting menuju penanganan yang efektif dan pemulihan kesehatan Anda. Diagnosis dapat melibatkan riwayat medis yang cermat, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, serta berbagai prosedur pencitraan atau endoskopi untuk mengidentifikasi akar masalah.
Meskipun tidak semua penyebab nyeri dapat dicegah, mengadopsi gaya hidup sehat yang mencakup diet seimbang kaya serat, hidrasi yang cukup, olahraga teratur, praktik seks aman, dan manajemen stres yang efektif dapat secara signifikan mengurangi risiko banyak kondisi yang menyebabkan nyeri ini. Ingatlah bahwa informasi yang disajikan dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda untuk diagnosis dan rencana perawatan yang personal dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.