Lari adalah salah satu bentuk olahraga kardiovaskular yang paling populer dan bermanfaat. Namun, bagi sebagian pelari, pengalaman ini bisa terganggu oleh rasa sakit yang muncul di area perut bagian bawah. Keluhan ini bisa sangat mengganggu, mengurangi performa, dan bahkan membuat Anda enggan untuk berlari lagi. Mari kita selami lebih dalam mengenai berbagai kemungkinan penyebab sakit perut bagian bawah saat berlari dan cara mengatasinya.
Salah satu penyebab paling umum dari sakit perut bagian bawah saat berlari adalah penumpukan gas atau kembung. Saat kita berlari, tubuh melakukan gerakan yang lebih intens, termasuk pergerakan organ pencernaan. Jika Anda mengonsumsi makanan tertentu sebelum lari, seperti kacang-kacangan, brokoli, kubis, atau minuman bersoda, ini bisa memperparah kondisi kembung. Gerakan berlari dapat mendorong gas yang terperangkap di usus, menyebabkan rasa nyeri yang menusuk atau kram di perut bagian bawah.
Cara Anda bernapas saat berlari juga bisa menjadi faktor. Jika Anda cenderung bernapas melalui mulut dengan cepat dan dangkal, Anda mungkin menelan lebih banyak udara dari yang seharusnya. Udara yang tertelan ini kemudian bisa terperangkap di saluran pencernaan, menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit di perut. Cobalah untuk fokus pada pernapasan yang lebih dalam dan teratur melalui hidung dan mulut secara bersamaan.
Otot inti, termasuk otot perut, punggung, dan panggul, berperan penting dalam menstabilkan tubuh saat berlari. Jika otot-otot ini lemah, tubuh akan lebih bergantung pada otot lain, termasuk otot perut bagian bawah, untuk menjaga keseimbangan. Akibatnya, otot-otot tersebut bisa menjadi tegang dan nyeri karena digunakan secara berlebihan atau tidak dengan cara yang benar. Latihan penguatan otot inti seperti plank, sit-up, dan latihan punggung sangat disarankan.
Dehidrasi dapat memengaruhi seluruh fungsi tubuh, termasuk otot. Ketika tubuh kekurangan cairan, otot bisa menjadi lebih rentan terhadap kram dan nyeri. Selain itu, ketidakseimbangan elektrolit, seperti kekurangan natrium atau kalium, juga dapat memicu kram otot. Pastikan Anda terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berlari, terutama saat cuaca panas.
Melakukan pemanasan yang cukup sebelum berlari dan pendinginan setelahnya sangat penting. Peregangan yang buruk atau tidak ada sama sekali dapat membuat otot-otot, termasuk otot perut dan sekitarnya, menjadi kaku dan kurang siap untuk aktivitas fisik yang intens. Peregangan dinamis sebelum lari (misalnya, lunges, high knees) dan peregangan statis setelah lari (misalnya, peregangan hamstring, peregangan betis) dapat membantu mengurangi risiko nyeri.
Istilah "runner's stomach" merujuk pada berbagai masalah pencernaan yang dapat dialami pelari, termasuk diare, mual, dan sakit perut. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan aliran darah ke usus selama berlari, stres, atau sensitivitas terhadap makanan tertentu. Jika Anda sering mengalami gejala ini, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli gizi.
Dalam beberapa kasus, sakit perut bagian bawah saat berlari bisa menjadi indikasi adanya cedera otot ringan, seperti ketegangan pada otot rektus abdominis (otot perut bagian depan) atau otot oblique (otot perut samping). Hal ini sering terjadi jika intensitas lari ditingkatkan terlalu cepat tanpa adaptasi yang memadai.
Mengatasi sakit perut bagian bawah saat berlari memerlukan pemahaman terhadap penyebabnya dan penerapan strategi yang tepat. Dengan sedikit penyesuaian pada kebiasaan berlari, pola makan, dan rutinitas latihan, Anda bisa kembali menikmati lari tanpa gangguan.