Ilustrasi: Gejala dan Pemeriksaan Medis

Perut Bagian Bawah Sakit dan Keputihan: Kenali Penyebabnya

Mengalami nyeri di perut bagian bawah disertai keputihan yang tidak biasa bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Kombinasi gejala ini seringkali menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi kaum wanita. Memahami potensi penyebabnya adalah langkah awal yang penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apa Itu Keputihan?

Sebelum membahas lebih lanjut tentang sakit perut bagian bawah, mari pahami terlebih dahulu apa itu keputihan. Keputihan atau fluor albus adalah cairan normal yang dikeluarkan oleh organ reproduksi wanita. Fungsinya adalah membersihkan, melindungi, dan menjaga kelembaban vagina. Keputihan normal umumnya berwarna bening atau keputihan, tidak berbau menyengat, dan jumlahnya sedikit.

Namun, keputihan bisa menjadi abnormal jika disertai dengan perubahan warna (kekuningan, kehijauan, keabuan), bau yang tidak sedap (amis, busuk), gatal, rasa terbakar, atau meningkatnya jumlah secara drastis. Keputihan abnormal seringkali menjadi indikator adanya infeksi atau peradangan pada saluran reproduksi.

Kenapa Perut Bagian Bawah Sakit dan Keputihan Muncul Bersamaan?

Nyeri perut bagian bawah dan keputihan abnormal yang terjadi bersamaan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Beberapa penyebab yang paling umum meliputi:

1. Infeksi Saluran Reproduksi

Ini adalah salah satu penyebab paling sering. Infeksi pada organ reproduksi wanita dapat berasal dari:

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi bakteri pada kandung kemih, uretra, atau ginjal juga dapat menyebabkan gejala serupa. Meskipun fokus utamanya adalah pada sistem kemih, peradangan yang terjadi terkadang dapat menjalar dan menimbulkan rasa sakit yang dirasakan di perut bagian bawah. Keputihan mungkin tidak selalu menjadi gejala utama ISK, namun beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan keputihan abnormal.

3. Kista Ovarium

Kista adalah kantung berisi cairan yang dapat terbentuk di ovarium. Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jika kista membesar, pecah, atau menyebabkan torsi (terpelintir), dapat menimbulkan nyeri tajam di satu sisi perut bagian bawah. Terkadang, peradangan yang menyertainya bisa memicu keluarnya cairan vagina yang berlebihan atau berubah karakteristiknya.

4. Endometriosis

Kondisi di mana jaringan yang menyerupai lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, tuba falopi, atau bagian panggul lainnya. Endometriosis dapat menyebabkan nyeri panggul kronis, terutama saat menstruasi, serta nyeri saat berhubungan seksual. Perubahan hormonal yang terkait dengan endometriosis terkadang bisa memengaruhi lendir serviks, yang bisa disalahartikan sebagai keputihan.

5. Kehamilan Ektopik

Ini adalah kondisi medis darurat di mana sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, paling sering di tuba falopi. Gejala utamanya adalah nyeri perut bagian bawah yang tajam dan menusuk, serta pendarahan vagina atau keputihan yang tidak normal. Jika Anda aktif secara seksual dan mengalami gejala ini, segera cari pertolongan medis.

6. Fibroid Rahim (Mioma)

Tumor jinak yang tumbuh di dinding otot rahim. Fibroid bisa berukuran bervariasi dan seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun, fibroid yang besar atau terletak di posisi tertentu dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah, pendarahan menstruasi yang berat, dan terkadang keputihan yang lebih banyak.

Kapan Harus ke Dokter?

Penting untuk tidak mengabaikan gejala nyeri perut bagian bawah yang disertai keputihan abnormal. Segera konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan jika Anda mengalami salah satu dari kondisi berikut:

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin melakukan tes seperti pemeriksaan panggul, tes usap vagina, tes urin, atau tes darah untuk menentukan penyebab pasti keluhan Anda. Penanganan akan disesuaikan dengan diagnosisnya, mulai dari antibiotik, antijamur, hingga penanganan bedah untuk kasus tertentu.

Artikel ini bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat medis profesional. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter.

🏠 Homepage