Merasa kepala berdenyut atau pusing saat malam hari bisa sangat mengganggu, terutama ketika Anda seharusnya bersantai dan bersiap untuk tidur. Fenomena ini umum terjadi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi medis tertentu. Memahami akar penyebabnya adalah langkah awal yang penting untuk menemukan solusi yang tepat.
Salah satu penyebab paling sederhana namun sering diabaikan adalah dehidrasi. Sepanjang hari, tubuh kita kehilangan cairan melalui keringat, napas, dan fungsi tubuh lainnya. Jika asupan cairan tidak mencukupi, terutama di siang hari, tubuh bisa mengalami kekurangan cairan saat malam tiba. Dehidrasi dapat menyebabkan penurunan volume darah, yang pada gilirannya mengurangi aliran darah ke otak, memicu rasa pusing.
Sistem saraf kita sangat bergantung pada istirahat yang cukup. Kurang tidur atau tidur yang terfragmentasi dapat mengganggu keseimbangan kimiawi di otak dan memicu peradangan, yang keduanya berkontribusi pada sakit kepala. Ketika Anda kurang tidur, tubuh mungkin bereaksi dengan melepaskan zat-zat yang dapat menyebabkan pembuluh darah melebar, yang dikenal sebagai vasodilatasi, dan menyebabkan sensasi berdenyut atau pusing.
Malam hari seringkali menjadi waktu ketika pikiran mulai berpacu. Stres dan kecemasan yang menumpuk sepanjang hari dapat memuncak saat Anda mencoba untuk rileks. Pelepasan hormon stres seperti kortisol dapat memengaruhi tekanan darah dan menyebabkan ketegangan otot, terutama di leher dan bahu, yang kemudian dapat menjalar ke kepala dan menimbulkan rasa pusing atau sakit kepala tegang.
Apa yang Anda makan dan kapan Anda makan juga berperan penting. Melewatkan makan, atau mengonsumsi makanan tinggi gula di sore atau malam hari, dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, dan berkeringat. Sebaliknya, lonjakan gula darah diikuti oleh penurunan drastis juga bisa memicu sakit kepala.
Menatap layar ponsel, tablet, atau komputer terlalu lama, terutama sebelum tidur, dapat menyebabkan mata lelah dan ketegangan visual. Cahaya biru yang dipancarkan oleh perangkat ini juga dapat mengganggu produksi melatonin, hormon tidur, dan memengaruhi ritme sirkadian tubuh. Kelelahan mata dan gangguan pola tidur ini bisa menjadi pemicu pusing di malam hari.
Posisi tidur yang buruk atau menggunakan bantal yang tidak tepat dapat menyebabkan ketegangan pada otot leher dan punggung atas. Ketegangan ini dapat membatasi aliran darah ke kepala atau menekan saraf, yang pada akhirnya menyebabkan sakit kepala atau pusing saat terbangun di malam hari atau di pagi hari.
Bagi wanita, fluktuasi hormon, terutama selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause, dapat memicu sakit kepala. Migrain yang berhubungan dengan siklus menstruasi seringkali memburuk di malam hari atau saat tidur.
Meskipun jarang, pusing di malam hari bisa menjadi indikasi kondisi medis yang lebih serius. Beberapa kondisi yang perlu diwaspadai meliputi:
Jika Anda sering mengalami pusing di malam hari, cobalah beberapa langkah berikut:
Jika pusing terjadi secara terus-menerus, sangat parah, atau disertai gejala lain seperti gangguan penglihatan, mati rasa, atau kesulitan bicara, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis yang tepat akan membantu Anda mendapatkan penanganan yang sesuai dan kembali menikmati malam yang tenang.