Cegukan adalah refleks tubuh yang umum terjadi, ditandai dengan suara "hik" yang khas akibat kontraksi diafragma yang tiba-tiba dan tidak disengaja, diikuti oleh penutupan pita suara. Sebagian besar cegukan bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya dalam hitungan menit atau jam. Namun, bagaimana jika cegukan terjadi terus menerus dan bahkan bisa berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan? Fenomena ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran.
Cegukan yang berlangsung lama, atau dikenal sebagai cegukan persisten (persistent hiccups) jika berlangsung lebih dari 48 jam, dan cegukan kronis (intractable hiccups) jika berlangsung lebih dari sebulan, bisa menjadi indikasi adanya kondisi medis yang mendasarinya. Beberapa penyebab umum yang dapat memicu cegukan berulang antara lain:
Kerusakan atau iritasi pada bagian otak yang mengontrol refleks cegukan, seperti batang otak, dapat menyebabkan episode cegukan yang berkepanjangan. Kondisi seperti stroke, tumor otak, aneurisma, atau cedera kepala bisa menjadi pemicunya.
Saraf vagus dan saraf frenikus berperan penting dalam mengontrol fungsi diafragma. Iritasi atau kerusakan pada saraf-saraf ini, baik akibat peradangan, infeksi, penekanan oleh tumor, atau bahkan prosedur bedah di area leher, dada, atau perut, dapat memicu cegukan yang sulit berhenti.
Beberapa penyakit yang memengaruhi organ-organ di sekitar diafragma atau sistem saraf dapat menyebabkan cegukan kronis. Contohnya meliputi:
Beberapa jenis obat-obatan memiliki efek samping yang dapat memicu cegukan. Obat-obatan ini meliputi kortikosteroid, obat penenang, obat kemoterapi, dan beberapa obat untuk Parkinson. Jika Anda baru saja memulai pengobatan baru dan mengalami cegukan persisten, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda.
Dalam beberapa kasus, stres, kecemasan, kegembiraan yang berlebihan, atau bahkan histeria dapat memicu atau memperburuk episode cegukan. Stimulasi emosional yang kuat dapat memengaruhi pola pernapasan dan memicu kontraksi diafragma yang tidak disengaja.
Prosedur seperti anestesi umum, intubasi, atau operasi di area perut atau dada terkadang dapat menyebabkan iritasi saraf yang berujung pada cegukan.
Penting untuk diingat bahwa cegukan yang berlangsung lama jarang terjadi dan seringkali merupakan gejala dari kondisi yang lebih serius. Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika cegukan Anda tidak kunjung hilang.
Meskipun cegukan biasanya tidak berbahaya, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami salah satu kondisi berikut:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes lebih lanjut seperti tes darah, rontgen dada, CT scan, atau MRI untuk mengidentifikasi penyebab pasti cegukan Anda. Penanganan akan sangat bergantung pada akar masalahnya.
Meskipun terkadang mengganggu, cegukan persisten harus dilihat sebagai sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, sebagian besar kasus cegukan kronis dapat diatasi.