Gusi berdarah saat menyikat gigi atau menggunakan benang gigi (flossing) adalah pengalaman yang sangat umum, namun sering kali diabaikan. Banyak orang menganggapnya sebagai "hal biasa" dan hanya perlu menyikat lebih lembut. Padahal, pendarahan gusi hampir selalu merupakan indikator utama dari adanya peradangan. Kondisi ini, jika dibiarkan, dapat berkembang menjadi penyakit yang jauh lebih serius, berpotensi menyebabkan kerusakan tulang penyangga gigi, bahkan hingga kehilangan gigi. Artikel ini akan mengupas tuntas setiap aspek mengapa gusi Anda berdarah, bagaimana mendiagnosisnya, dan langkah-langkah detail untuk mengatasinya.
Lebih dari 90% kasus gusi berdarah disebabkan oleh respons tubuh terhadap iritasi bakteri yang terakumulasi pada garis gusi. Proses ini dikenal sebagai gingivitis.
Gingivitis adalah tahap awal penyakit periodontal. Ini terjadi ketika plak, lapisan lengket tak berwarna yang terdiri dari bakteri, terus menumpuk di sekitar gigi dan gusi. Bakteri melepaskan racun (endotoksin) yang memicu respons inflamasi dari sistem kekebalan tubuh.
Ketika plak menumpuk, sistem kekebalan mengirimkan sel darah putih (neutrofil dan makrofag) ke area tersebut. Proses peradangan ini melibatkan:
Jika plak tidak dibersihkan dalam waktu 48 hingga 72 jam, ia mulai mengeras karena mineralisasi oleh kalsium dan fosfat yang ada dalam air liur. Bahan keras ini disebut kalkulus atau karang gigi. Kalkulus sangat kasar dan berpori, menciptakan permukaan ideal bagi lebih banyak bakteri untuk berkoloni dan berkembang biak.
Kalkulus tidak dapat dihilangkan hanya dengan sikat gigi atau benang gigi. Kehadirannya menjamin peradangan kronis dan hanya dapat dihilangkan melalui prosedur scaling profesional oleh dokter gigi atau ahli kesehatan gigi.
Gingivitis adalah penyebab utama pendarahan gusi. Pembengkakan dan perubahan warna menunjukkan respons inflamasi terhadap plak.
Periodontitis adalah perkembangan dari gingivitis yang tidak diobati. Pada tahap ini, infeksi dan peradangan sudah menjalar lebih dalam, melewati batas gusi dan mulai merusak jaringan penyangga gigi (tulang alveolar, ligamen periodontal, dan sementum).
Meskipun plak adalah biang keladi utama, ada faktor lokal lain yang memperburuk kondisi atau menyebabkan pendarahan bahkan jika kebersihan mulut relatif baik.
Restorasi gigi (tambalan) atau mahkota (crown) yang memiliki tepi berlebihan atau tidak pas (overhang margin) menciptakan ceruk tempat plak mudah menumpuk dan sulit dibersihkan. Tepi yang tajam atau menonjol ini juga dapat mengiritasi gusi secara kronis, menyebabkan peradangan lokal dan pendarahan yang terisolasi hanya pada satu area gigi.
Gigi yang bertumpuk atau tumpang tindih (crowded) sangat sulit dibersihkan secara efektif. Area tersebut menjadi perangkap plak, meningkatkan risiko gingivitis dan pendarahan di lokasi tersebut.
Air liur memainkan peran penting dalam membersihkan partikel makanan dan menetralkan asam, membantu mengendalikan populasi bakteri. Kondisi kering mulut, sering disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu (antihistamin, antidepresan) atau kondisi medis (Sindrom Sjogren), mempercepat akumulasi plak, yang kemudian menyebabkan peradangan gusi dan pendarahan.
Gusi berdarah sering kali menjadi manifestasi oral dari kondisi kesehatan yang lebih luas di dalam tubuh. Faktor-faktor ini mengubah cara jaringan gusi merespons plak, sering kali memperburuk peradangan secara signifikan.
Peningkatan kadar hormon tertentu (estrogen dan progesteron) meningkatkan aliran darah ke jaringan gusi dan mengubah respons gusi terhadap iritasi plak, bahkan plak dalam jumlah kecil.
Diabetes, terutama yang tidak terkontrol, adalah faktor risiko kuat untuk penyakit periodontal. Hubungan ini bersifat dua arah:
Gusi berdarah pada pasien diabetes sering kali lebih parah dan lebih sulit disembuhkan tanpa kontrol gula darah yang ketat.
Beberapa vitamin sangat penting untuk integritas jaringan ikat dan penyembuhan luka:
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan pembesaran gusi (gingival overgrowth atau hiperplasia gingiva), yang membuat gusi lebih sulit dibersihkan dan lebih rentan terhadap pendarahan dan peradangan.
Pembesaran gusi akibat obat ini memerlukan kontrol plak yang ekstrem dan, kadang-kadang, prosedur bedah untuk menghilangkan kelebihan jaringan.
Dalam kasus yang jarang namun serius, gusi berdarah dapat menjadi tanda awal gangguan sistemik yang memengaruhi kemampuan pembekuan darah atau produksi sel darah:
Untuk membedakan antara gingivitis sederhana, periodontitis lanjut, atau masalah sistemik, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan komprehensif yang melibatkan beberapa langkah kunci.
Dokter gigi menilai empat karakteristik utama jaringan gingiva:
Ini adalah langkah diagnostik terpenting untuk periodontitis. Dokter gigi menggunakan alat ukur kecil berskala yang disebut probe periodontal untuk mengukur kedalaman sulkus (ruang antara gigi dan gusi).
Pengukuran kedalaman kantung (probing) menentukan seberapa parah penyakit periodontal yang diderita.
Rontgen gigi (biasanya rontgen periapikal atau bitewing) sangat penting untuk menilai kerusakan tulang. Karena gusi dan jaringan lunak lainnya tidak terlihat pada rontgen, kerusakan tulang alveolar adalah satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi diagnosis periodontitis. Dokter mencari:
Inti dari menghentikan gusi berdarah terletak pada kontrol plak harian yang konsisten dan menyeluruh. Ini membutuhkan waktu, teknik yang benar, dan alat yang tepat.
Penyebab utama kegagalan kebersihan mulut adalah teknik menyikat yang salah—terlalu cepat, terlalu keras, atau hanya fokus pada permukaan luar gigi.
Teknik menyikat yang benar (sudut 45 derajat) adalah krusial untuk menghilangkan plak di garis gusi.
Benang gigi (floss) atau alat interdental lainnya sangat penting karena sikat gigi, bahkan yang terbaik sekalipun, hanya mampu mencapai sekitar 60% permukaan gigi. Plak di antara gigi adalah penyebab utama gingivitis di area papila gusi.
Bagi mereka yang memiliki celah gigi lebar, atau menderita periodontitis dengan resesi gusi, sikat interdental (mirip sikat botol mini) sering kali lebih efektif daripada floss. Sikat ini harus dipilih berdasarkan ukuran celah gigi Anda (perlu panduan profesional).
Jika gusi berdarah disebabkan oleh gingivitis atau periodontitis ringan hingga sedang, perawatan profesional standar yang diperlukan adalah Scaling dan Root Planing (SRP), sering disebut juga pembersihan dalam.
Scaling adalah proses menghilangkan plak dan kalkulus (karang gigi) yang menempel pada permukaan gigi, baik di atas garis gusi (supragingiva) maupun di bawah garis gusi (subgingiva).
Alat yang digunakan bisa berupa instrumen tangan (scaler dan kuret) atau alat ultrasonik yang menggunakan getaran frekuensi tinggi untuk memecah kalkulus dengan irigasi air. Scaling subgingiva sangat penting karena kalkulus di bawah gusi adalah sumber iritasi kronis dan penyebab langsung pendarahan gusi yang persisten.
Root planing adalah langkah selanjutnya setelah scaling subgingiva. Tujuannya adalah menghaluskan permukaan akar gigi yang terbuka (di dalam kantung periodontal). Permukaan akar pada pasien periodontitis sering kali kasar, terkontaminasi oleh endotoksin bakteri, dan berfungsi sebagai tempat perlekatan plak yang ideal.
Dengan menghaluskan permukaan akar, ahli kesehatan gigi menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi bakteri dan memungkinkan gusi untuk menempel kembali (reattachment) ke permukaan akar yang bersih dan sehat. Proses ini sering dilakukan menggunakan anestesi lokal untuk memastikan kenyamanan pasien.
Setelah SRP, gusi mungkin terasa sensitif atau nyeri sementara. Yang paling penting, pendarahan gusi harus berkurang secara signifikan dalam beberapa hari hingga minggu, asalkan pasien mempertahankan kebersihan mulut yang teliti di rumah. Dokter gigi akan menjadwalkan kunjungan tindak lanjut (re-evaluasi) untuk menilai penyembuhan dan mengukur kembali kedalaman kantung.
Jika kedalaman kantung periodontal masih 5 mm atau lebih setelah SRP, atau jika terjadi kehilangan tulang yang signifikan, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mengendalikan infeksi dan pendarahan.
Prosedur ini melibatkan pengangkatan jaringan gusi (flap) sementara untuk mendapatkan akses langsung dan visual ke akar gigi dan tulang yang mendasarinya. Dengan akses langsung, ahli bedah dapat menghilangkan kalkulus yang sangat dalam yang tidak dapat dijangkau oleh SRP non-bedah, serta membersihkan jaringan granulasi yang terinfeksi.
Setelah kalkulus dihilangkan dan permukaan akar dihaluskan, tulang mungkin juga dibentuk ulang (osseous surgery) jika pola kehilangan tulang tidak beraturan. Kemudian, flap gusi dijahit kembali pada posisi yang lebih rendah untuk mengurangi kedalaman kantung, sehingga memudahkan pasien untuk membersihkan di rumah dan mengurangi potensi pendarahan.
Dalam kasus kehilangan tulang vertikal yang menguntungkan, beberapa prosedur bertujuan untuk menumbuhkan kembali tulang yang hilang:
Laser Nd:YAG atau Diode terkadang digunakan sebagai pelengkap atau alternatif bedah. Laser dapat membantu menghilangkan jaringan yang terinfeksi secara minimal invasif dan mensterilkan kantung periodontal, yang dapat mengurangi peradangan dan pendarahan. Namun, keberhasilan terapi laser sering kali bergantung pada seberapa efektif plak dan kalkulus telah dihilangkan secara mekanis terlebih dahulu.
Perawatan gusi bukanlah hanya tentang menyikat gigi; itu juga merupakan refleksi dari kesehatan sistemik dan pilihan gaya hidup Anda.
Merokok adalah faktor risiko paling signifikan dan yang paling dapat diubah untuk periodontitis. Nikotin dan bahan kimia lain dalam asap rokok memiliki dampak ganda:
Jika Anda perokok dengan gusi berdarah, menghentikan kebiasaan ini adalah salah satu langkah paling efektif untuk penyembuhan periodontal.
Stres kronis dapat memengaruhi kesehatan gusi melalui beberapa cara. Peningkatan hormon stres (kortisol) dapat meningkatkan peradangan di seluruh tubuh. Selain itu, orang yang stres cenderung mengabaikan kebiasaan kebersihan mulut yang baik atau mengalami kebiasaan parafungsi seperti menggertakkan gigi (bruxism), yang dapat memberikan tekanan berlebihan pada jaringan penyangga gigi yang sudah lemah.
Pola makan yang kaya antioksidan dan rendah gula dapat mengurangi peradangan sistemik dan mendukung penyembuhan gusi:
Beberapa kelompok individu memerlukan perhatian dan protokol perawatan yang dimodifikasi karena kerentanan gusi mereka yang meningkat.
Kontrol plak adalah hal yang sangat penting. Karena gusi sangat sensitif terhadap iritasi plak selama kehamilan, pembersihan profesional (scaling) rutin dan pembersihan di rumah yang ketat dapat mencegah gingivitis kehamilan berkembang menjadi parah. Banyak prosedur gigi dianggap aman selama trimester kedua.
Jika pendarahan gusi disebabkan oleh obat pengencer darah (misalnya warfarin atau aspirin dosis tinggi) dan bukan oleh plak, dokter gigi akan bekerja sama dengan dokter umum/spesialis jantung Anda. Penting untuk TIDAK menghentikan pengobatan tanpa izin medis. Pembersihan profesional tetap dapat dilakukan, tetapi dokter gigi mungkin menggunakan teknik hemostasis lokal, seperti penggunaan spons gelatin atau agen hemostatik, untuk mengontrol pendarahan selama prosedur scaling.
Lansia sering memiliki tantangan unik: resesi gusi (akar gigi yang terbuka), penurunan fungsi motorik (menyulitkan menyikat yang efektif), dan mulut kering akibat obat-obatan. Perawatan harus mencakup instruksi yang disederhanakan, penggunaan sikat gigi elektrik, dan penekanan pada alat pembersih interdental yang mudah digunakan.
Beberapa reaksi spontan terhadap gusi berdarah justru memperburuk kondisi:
Reaksi paling umum saat gusi berdarah adalah menghentikan sikat atau benang gigi di area tersebut. Ini adalah kesalahan fatal. Pendarahan terjadi karena peradangan, dan peradangan disebabkan oleh plak. Jika Anda berhenti membersihkan, plak akan menumpuk lebih banyak, dan peradangan akan memburuk, menyebabkan pendarahan menjadi lebih sering dan parah.
Solusi: Teruslah menyikat dan flossing dengan lembut dan benar. Pendarahan harus berhenti dalam waktu seminggu jika penyebabnya hanya gingivitis.
Obat kumur yang mengandung alkohol tinggi dapat mengiritasi gusi yang sudah meradang dan memperburuk kondisi kering mulut (xerostomia), yang pada akhirnya dapat meningkatkan penumpukan plak.
Menunggu gusi berdarah "sembuh sendiri" hanya akan memberikan waktu bagi gingivitis untuk bertransisi menjadi periodontitis. Begitu tulang hilang, jaringan tersebut tidak dapat dikembalikan tanpa intervensi bedah yang kompleks.
Meskipun sebagian besar kasus pendarahan gusi dapat diatasi dengan scaling dan perbaikan kebersihan mulut, ada situasi tertentu yang memerlukan perhatian medis atau gigi segera:
Gusi berdarah adalah bendera merah yang jelas untuk peradangan. Dalam banyak kasus, penyebabnya adalah kebersihan mulut yang buruk dan akumulasi plak, yang dapat diperbaiki dengan komitmen terhadap teknik menyikat dan flossing yang benar, ditambah dengan pembersihan profesional rutin.
Mengatasi gusi berdarah memerlukan pendekatan terpadu: diagnosis akurat dari dokter gigi, penghilangan kalkulus dan infeksi secara profesional, dan yang terpenting, dedikasi harian Anda terhadap kesehatan oral. Jangan pernah mengabaikan pendarahan gusi; jagalah senyum Anda dengan memprioritaskan kesehatan jaringan penyangga gigi Anda.