Kenapa Badan Terasa Lemas Setelah Infus? Memahami Penyebabnya

Infus seringkali menjadi solusi medis yang krusial untuk berbagai kondisi, mulai dari dehidrasi parah, kekurangan nutrisi, hingga pemberian obat-obatan tertentu. Namun, tidak jarang pasien merasakan badan lemas, tidak bertenaga, atau bahkan sedikit pusing setelah menjalani proses infus. Fenomena ini bisa menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi mereka yang belum terbiasa. Sebenarnya, ada beberapa alasan mengapa badan bisa terasa lemas pasca-infus, dan memahami hal ini dapat membantu mengurangi kecemasan Anda.

Perubahan Cepat Tingkat Gula Darah

Salah satu penyebab paling umum rasa lemas setelah infus adalah perubahan drastis pada kadar gula darah. Jika infus yang diberikan mengandung larutan gula (seperti Dextrose), tubuh akan mengalami peningkatan kadar gula darah yang cukup signifikan dalam waktu singkat. Setelah tubuh menyerap gula tersebut, kadar gula darah bisa kembali menurun, terkadang lebih cepat dari biasanya, yang memicu perasaan lemas dan lesu. Kondisi ini sering disebut sebagai 'reaktif hipoglikemia', meskipun tidak selalu separah hipoglikemia sebenarnya.

Efek Samping Cairan Infus

Berbagai jenis cairan infus memiliki komposisi yang berbeda-beda. Beberapa cairan, terutama yang mengandung elektrolit dalam jumlah besar, dapat memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tubuh mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan keseimbangan ini, yang bisa bermanifestasi sebagai rasa lemas atau ketidaknyamanan. Selain itu, beberapa jenis obat yang diberikan melalui infus juga dapat memiliki efek samping berupa kelelahan atau kantuk, yang akan terasa setelah proses infus selesai.

Reaksi Tubuh Terhadap Jarum dan Proses Infus

Tidak dapat dipungkiri, proses penusukan jarum untuk memulai infus, meskipun dilakukan oleh profesional medis, tetap bisa menimbulkan sedikit rasa sakit atau ketidaknyamanan. Bagi sebagian orang, hal ini dapat memicu respons stres pada tubuh, yang kemudian menyebabkan pelepasan hormon stres seperti kortisol. Peningkatan kadar kortisol dalam jangka pendek dapat membuat seseorang merasa lemas atau lelah. Selain itu, posisi tubuh yang statis selama beberapa waktu saat infus juga bisa mengurangi sirkulasi darah dan membuat otot terasa kaku atau lemas.

Dehidrasi dan Kondisi Awal Pasien

Terkadang, infus dilakukan justru karena pasien mengalami dehidrasi. Meskipun infus bertujuan untuk mengembalikan cairan tubuh, proses pemulihan tidak selalu instan. Tubuh membutuhkan waktu untuk sepenuhnya terhidrasi dan kembali berfungsi optimal. Jika kondisi awal pasien sangat lemah atau mengalami dehidrasi berat, wajar jika rasa lemas masih terasa bahkan setelah infus selesai. Infus mungkin baru permulaan dari proses pemulihan yang lebih panjang.

Kehilangan Cairan Seiring Waktu

Meskipun infus memasukkan cairan, proses ekskresi normal tubuh tetap berjalan. Seiring waktu, tubuh terus mengeluarkan cairan melalui urine dan keringat. Jika asupan cairan setelah infus tidak mencukupi, atau jika kondisi yang mendasari mengapa infus diberikan masih ada, tubuh bisa kembali mengalami dehidrasi ringan yang menyebabkan perasaan lemas. Penting untuk tetap menjaga hidrasi yang cukup setelah infus.

Faktor Psikologis

Perasaan cemas atau khawatir tentang kondisi kesehatan juga dapat berkontribusi pada rasa lemas. Jika seseorang sudah merasa tidak enak badan, kemudian menjalani prosedur medis seperti infus, perasaan lemah bisa diperkuat oleh faktor psikologis. Pikiran tentang rasa sakit, ketidaknyamanan, atau durasi proses infus juga bisa membuat seseorang merasa lebih rentan dan lemas.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Jika Anda merasakan lemas setelah infus, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan:

Memahami berbagai kemungkinan penyebab rasa lemas setelah infus dapat membantu Anda menghadapi kondisi ini dengan lebih tenang dan proaktif dalam menjaga pemulihan Anda.

🏠 Homepage