Ilustrasi organ tenggorokan dan dada
Rasa sakit saat menelan, yang dalam istilah medis disebut disfagia, adalah keluhan yang umum terjadi dan dapat memengaruhi siapa saja. Sensasi tidak nyaman ini bisa bervariasi mulai dari rasa gatal ringan hingga nyeri tajam yang terasa di tenggorokan, dada, atau keduanya. Penting untuk tidak mengabaikan gejala ini karena bisa menjadi indikasi dari berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga yang serius.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan dada terasa sakit saat menelan. Pemahaman mengenai penyebab-penyebab ini dapat membantu Anda mengenali kemungkinan kondisi yang sedang dialami dan mencari penanganan yang tepat.
Salah satu penyebab paling umum adalah peradangan pada tenggorokan. Faringitis (radang tenggorokan) atau tonsilitis (radang amandel) biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Saat menelan, makanan atau cairan melewati area yang meradang, menimbulkan rasa sakit yang menjalar hingga ke area dada.
Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi kronis di mana asam lambung sering kali naik kembali ke kerongkongan. Kerongkongan adalah tabung yang menghubungkan tenggorokan ke lambung. Paparan asam lambung yang terus-menerus dapat mengiritasi lapisan kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar (heartburn) yang seringkali terasa di dada. Saat menelan, terutama makanan atau minuman tertentu, iritasi ini bisa semakin terasa sakit.
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan. Penyebabnya bisa bermacam-macam, termasuk GERD, infeksi (jamur, bakteri, virus), alergi, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Gejala esofagitis seringkali berupa nyeri saat menelan yang bisa terasa di dada, kesulitan menelan, dan sensasi makanan tersangkut di tenggorokan.
Penyumbatan pada kerongkongan bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti tumor, benda asing yang tertelan, atau penyempitan kerongkongan (striktur) akibat jaringan parut. Obstruksi ini dapat membuat proses menelan menjadi sulit dan menyakitkan, karena makanan atau cairan tidak dapat melewati area yang tersumbat dengan lancar.
Motilitas kerongkongan merujuk pada gerakan otot yang mendorong makanan dari mulut ke lambung. Jika otot-otot ini tidak bekerja dengan baik (misalnya pada kondisi seperti achalasia), makanan bisa tertahan di kerongkongan, menyebabkan rasa sakit dan kesulitan menelan.
Dalam beberapa kasus, infeksi yang lebih dalam di area dada, seperti pneumonia atau infeksi pada selaput paru-paru (pleuritis), dapat menimbulkan rasa sakit yang menjalar ke area menelan. Namun, ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti batuk, sesak napas, dan demam.
Beberapa kondisi yang memengaruhi otot atau saraf yang terlibat dalam proses menelan juga dapat menyebabkan rasa sakit. Ini termasuk kondisi neurologis seperti stroke, multiple sclerosis, atau penyakit Parkinson, yang dapat mengganggu koordinasi otot menelan.
Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kerusakan fisik, stres dan kecemasan dapat memengaruhi persepsi rasa sakit dan menyebabkan ketegangan otot. Beberapa orang melaporkan peningkatan rasa sakit atau ketidaknyamanan di dada dan tenggorokan saat sedang cemas, yang bisa diperparah saat menelan.
Sebagian besar kasus sakit saat menelan bersifat sementara dan dapat diatasi dengan perawatan rumahan. Namun, Anda harus segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala berikut:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara mendetail. Tergantung pada kemungkinan penyebabnya, dokter mungkin akan merekomendasikan:
Penanganan akan sangat bergantung pada diagnosis. Ini bisa meliputi obat-obatan untuk asam lambung, antibiotik untuk infeksi, terapi fisik untuk gangguan menelan, atau dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan.
Informasi yang disajikan dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan yang berkualifikasi untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.