Aktivitas mengangkat beban, baik itu di gym maupun dalam kehidupan sehari-hari, seringkali dikaitkan dengan berbagai sensasi fisik. Salah satu keluhan yang cukup umum adalah timbulnya rasa sakit di area dada saat atau setelah mengangkat beban. Sensasi ini bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari nyeri tumpul yang mengganggu, rasa pegal, hingga nyeri tajam yang membuat khawatir. Memahami penyebab di balik rasa sakit ini sangat penting agar Anda dapat menanganinya dengan tepat dan melanjutkan rutinitas latihan atau aktivitas fisik Anda dengan aman.
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu rasa sakit di dada saat mengangkat beban. Penting untuk diingat bahwa tidak semua rasa sakit dada adalah kondisi darurat medis, namun jika rasa sakit tersebut parah, disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, atau berlanjut, segera konsultasikan dengan profesional medis.
Ini adalah penyebab paling umum dari rasa sakit dada saat mengangkat beban. Otot-otot di dada, seperti otot pektoralis mayor dan minor, bisa mengalami peregangan berlebihan atau bahkan robekan kecil ketika Anda mengangkat beban yang terlalu berat, menggunakan teknik yang salah, atau tidak melakukan pemanasan yang memadai. Nyeri akibat cedera otot biasanya terasa lokal pada area yang terkena, memburuk saat gerakan dada atau tekanan, dan mungkin disertai rasa pegal atau kaku.
Teknik yang salah adalah 'musuh' bagi otot dan persendian. Saat melakukan gerakan seperti bench press, push-up, atau gerakan mendorong lainnya, postur tubuh yang buruk, gerakan yang terlalu cepat, atau penggunaan momentum yang berlebihan dapat memberi tekanan yang tidak semestinya pada otot dada, tulang rusuk, atau bahkan ligamen di area tersebut. Kesalahan teknik dapat menyebabkan ketegangan otot yang tidak perlu dan akhirnya menimbulkan rasa sakit.
Otot yang tidak dipersiapkan untuk bekerja keras cenderung lebih rentan terhadap cedera. Pemanasan yang tepat membantu meningkatkan aliran darah ke otot, membuatnya lebih elastis dan siap untuk meregang. Begitu pula, pendinginan membantu otot kembali ke kondisi istirahat secara bertahap dan mengurangi risiko nyeri otot tertunda (DOMS). Melewatkan kedua tahap penting ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera ringan yang bermanifestasi sebagai rasa sakit.
Costochondritis adalah peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada (sternum). Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri tajam di dada yang sering kali memburuk saat bernapas dalam, batuk, atau menekan area yang terkena. Mengangkat beban, terutama yang melibatkan gerakan dada, dapat memperparah peradangan ini dan menimbulkan sensasi sakit.
Dalam beberapa kasus, rasa sakit di dada yang terasa seperti berasal dari otot bisa jadi sebenarnya adalah akibat dari saraf yang terjepit atau teriritasi di area punggung atas atau leher. Gerakan mengangkat beban yang melibatkan rotasi atau penekanan pada tulang belakang bisa memperburuk kondisi ini dan memancarkan rasa sakit ke area dada.
Meskipun jarang terjadi pada orang yang sehat saat mengangkat beban ringan, rasa sakit di dada yang disertai gejala lain seperti sesak napas, keringat dingin, nyeri yang menjalar ke lengan kiri, leher, atau rahang, mual, atau pusing, bisa menjadi tanda masalah jantung. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis darurat. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa.
Ketika tubuh mengalami dehidrasi atau kelelahan, otot-otot kita menjadi lebih rentan terhadap kram dan ketegangan. Mengangkat beban dalam kondisi seperti ini dapat memicu rasa sakit yang lebih intens. Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik dan mendapatkan istirahat yang cukup sangat penting untuk performa dan pencegahan cedera.
Untuk mengatasi dan mencegah timbulnya rasa sakit di dada saat mengangkat beban, perhatikan langkah-langkah berikut: