Pertanyaan mengenai bentuk Bumi telah ada sejak peradaban kuno. Banyak yang mungkin bertanya-tanya, "Kenapa Bumi itu bundar?". Jawaban sederhananya terletak pada hukum fisika fundamental yang bekerja di alam semesta, terutama konsep gravitasi. Seiring berjalannya waktu, proses pembentukan planet dan interaksi gaya-gaya alamiah telah membentuk Bumi menjadi bola raksasa yang kita kenal saat ini.
Ketika Bumi pertama kali terbentuk miliaran tahun lalu dari awan gas dan debu yang berputar, materi-materi tersebut mulai saling menarik karena adanya gravitasi. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara objek yang memiliki massa. Semakin besar massa suatu objek, semakin kuat pula tarikan gravitasinya. Dalam skala kosmik yang sangat besar seperti pembentukan planet, gravitasi adalah gaya yang dominan.
Bayangkan miliaran partikel kecil yang saling berjatuhan menuju satu titik pusat. Gaya gravitasi secara alami akan menarik semua materi tersebut ke arah pusat massa. Cara paling efisien bagi sebuah objek untuk menahan sejumlah materi yang banyak dan stabil di bawah tarikan gravitasinya sendiri adalah dengan membentuk sebuah bola. Dalam bentuk bola, setiap titik di permukaan memiliki jarak yang kira-kira sama dari pusatnya. Hal ini meminimalkan energi potensial dan menciptakan konfigurasi yang paling stabil.
Proses pembentukan Bumi melibatkan akresi, yaitu proses tumbukan dan penggabungan partikel-partikel kecil menjadi objek yang lebih besar. Selama miliaran tahun, debu dan gas di piringan protoplanet yang mengelilingi Matahari saling bertabrakan dan menyatu. Objek yang semakin besar ini menarik lebih banyak materi, dan proses ini berlanjut hingga membentuk planet-planet.
Pada tahap awal pembentukannya, Bumi kemungkinan besar berada dalam keadaan cair atau semi-cair karena panas yang dihasilkan dari tumbukan dan peluruhan radioaktif. Dalam kondisi inilah gravitasi dapat bekerja dengan leluasa untuk menarik materi secara merata dari segala arah, membentuknya menjadi bentuk yang paling seimbang, yaitu bola. Bahkan sedikit ketidakrataan yang ada akan ditarik dan diratakan oleh gravitasi.
Meskipun kita sering menyebut Bumi sebagai bola, bentuknya sebenarnya sedikit lebih kompleks. Bumi tidak benar-benar bulat sempurna, melainkan lebih tepat disebut sebagai oblate spheroid atau bola pepat di kutub dan menggembung di khatulistiwa. Penyebabnya adalah rotasi Bumi.
Saat Bumi berputar, gaya sentrifugal yang dihasilkan dari rotasi ini lebih kuat di bagian khatulistiwa dibandingkan di kutub. Gaya ini cenderung mendorong materi keluar dari pusat rotasi, menyebabkan bagian khatulistiwa sedikit "menggembung". Perbedaan diameter antara khatulistiwa dan kutub Bumi memang tidak terlalu besar jika dilihat dari luar angkasa, tetapi cukup signifikan secara ilmiah.
Perbedaan sekitar 42 kilometer ini menunjukkan bahwa Bumi adalah bola yang sedikit pepat, bukan bola yang sempurna.
Sejak zaman dahulu, manusia telah mengamati fenomena yang membuktikan bahwa Bumi itu bundar:
Jadi, jawaban mengapa Bumi bundar sangatlah mendasar. Ini adalah hasil dari kekuatan gravitasi yang menarik semua massa menuju pusatnya, menciptakan bentuk paling stabil dan efisien. Ditambah dengan proses pembentukan alam semesta yang dinamis dan rotasi Bumi yang memberikan sentuhan akhir pada bentuknya, kita memiliki planet bulat yang indah ini. Pemahaman tentang bentuk Bumi bukan hanya sekadar keingintahuan, tetapi juga membuka jendela untuk memahami hukum-hukum fisika yang mengatur alam semesta kita.