Ilustrasi: Menjelajahi sumber kelelahan dan nyeri tubuh.
Perasaan badan sakit dan lemas adalah keluhan umum yang dialami oleh banyak orang. Kondisi ini bisa datang tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, mengganggu aktivitas sehari-hari, mengurangi produktivitas, dan menurunkan kualitas hidup. Ketika tubuh mengirimkan sinyal seperti ini, penting untuk tidak mengabaikannya. Memahami apa saja yang bisa menjadi penyebab badan terasa sakit dan lemas adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat.
Seringkali, akar masalah dari rasa sakit dan lemas terkait erat dengan kebiasaan dan gaya hidup kita sehari-hari. Berikut beberapa faktor yang paling umum:
Tidur adalah waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri, memulihkan energi, dan mengkonsolidasikan memori. Kurang tidur, atau kualitas tidur yang buruk (misalnya, sering terbangun, mendengkur parah, atau apnea tidur), dapat menyebabkan kelelahan kronis, nyeri otot, dan perasaan lemas secara keseluruhan. Kebutuhan tidur setiap orang bervariasi, namun rata-rata orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur per malam.
Makanan yang kita konsumsi adalah bahan bakar bagi tubuh. Diet yang kekurangan nutrisi penting seperti vitamin (terutama vitamin B12, D, dan zat besi), mineral, protein, atau karbohidrat kompleks dapat menyebabkan tubuh tidak memiliki cukup energi. Kekurangan zat besi, misalnya, adalah penyebab umum anemia yang mengakibatkan kelelahan dan rasa lemas.
Paradoksnya, baik kurang bergerak maupun berolahraga terlalu keras dapat menyebabkan badan terasa sakit dan lemas. Gaya hidup sedenter dapat membuat otot menjadi lemah dan kaku, sehingga aktivitas ringan pun terasa memberatkan. Di sisi lain, melakukan olahraga yang terlalu intens tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan kelelahan otot, cedera, dan kelelahan sistemik.
Stres kronis dapat menguras energi fisik dan mental. Hormon stres seperti kortisol yang terus-menerus dilepaskan dapat mengganggu siklus tidur, meningkatkan ketegangan otot, dan menyebabkan kelelahan. Kondisi mental seperti depresi dan kecemasan juga seringkali bermanifestasi sebagai gejala fisik berupa kelelahan dan nyeri yang tidak jelas penyebabnya.
Selain faktor gaya hidup, beberapa kondisi medis dapat menjadi penyebab badan terasa sakit dan lemas. Jika gejala ini berlangsung lama atau parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter:
Infeksi virus atau bakteri, seperti flu, mononukleosis, atau COVID-19, seringkali menyebabkan gejala badan pegal-pegal, demam, dan kelelahan yang signifikan. Tubuh bekerja keras untuk melawan infeksi, yang menguras energi.
Kelenjar tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh. Hipotiroidisme (tiroid yang kurang aktif) dapat memperlambat metabolisme, menyebabkan kelelahan, penambahan berat badan, dan rasa nyeri otot.
Kondisi seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau fibromyalgia dapat menyebabkan peradangan kronis yang mengakibatkan nyeri sendi dan otot, serta kelelahan yang ekstrem.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf seiring waktu, berkontribusi pada rasa sakit dan lemas.
Gangguan pada jantung atau paru-paru dapat mengurangi suplai oksigen ke seluruh tubuh, yang berujung pada rasa lemas dan sesak napas.
Setelah memahami potensi penyebabnya, berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ambil:
Badan yang terasa sakit dan lemas adalah sinyal dari tubuh yang perlu diperhatikan. Dengan memahami berbagai faktor penyebabnya, baik dari gaya hidup maupun kondisi medis, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk memulihkan kesehatan dan vitalitas Anda.