Ilustrasi: Simbol kesehatan dan keseimbangan
Merasa lemas disertai keringat berlebih bisa menjadi pengalaman yang tidak nyaman dan terkadang mengkhawatirkan. Fenomena ini umum terjadi dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari yang sederhana hingga kondisi medis yang memerlukan perhatian serius. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk menemukan solusi yang tepat.
Tubuh kita adalah sistem yang kompleks, dan kombinasi rasa lemas dan keringat bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak seimbang. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
Ini adalah salah satu penyebab paling mendasar dan sering terabaikan. Ketika tubuh kekurangan cairan, metabolisme melambat, menyebabkan rasa lemas. Keringat, meskipun terdengar kontradiktif, adalah mekanisme tubuh untuk mencoba mengatur suhu internal yang bisa meningkat akibat dehidrasi.
Tidur yang berkualitas sangat penting untuk pemulihan tubuh dan energi. Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon, termasuk hormon stres seperti kortisol, yang dapat memicu rasa lemas dan respons tubuh seperti berkeringat.
Reaksi "lawan atau lari" (fight or flight) yang dipicu oleh stres dan kecemasan dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan cepat, dan pelepasan adrenalin. Hormon-hormon ini juga dapat memicu kelenjar keringat untuk bekerja lebih aktif, serta menguras energi tubuh sehingga terasa lemas.
Bagi penderita diabetes atau orang yang sensitif terhadap perubahan kadar gula darah, hipoglikemia bisa menjadi penyebab utama. Ketika kadar gula darah turun drastis, otak tidak mendapatkan energi yang cukup, menyebabkan rasa pusing, gemetar, lemas, dan berkeringat dingin.
Saat tubuh melawan infeksi, sistem kekebalan tubuh bekerja keras. Proses ini seringkali meningkatkan suhu tubuh, yang memicu mekanisme pendinginan alami tubuh, yaitu keringat. Demam itu sendiri juga menyebabkan rasa lemas dan ketidaknyamanan.
Melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang terlalu berat tanpa persiapan atau pemulihan yang cukup dapat membuat otot lelah dan tubuh dehidrasi, yang keduanya berkontribusi pada rasa lemas dan keringat berlebih.
Beberapa jenis obat, seperti antidepresan, obat penurun tekanan darah, atau obat pengganti hormon, memiliki efek samping yang dapat menyebabkan rasa lemas dan peningkatan produksi keringat.
Meskipun lemas dan berkeringat bisa jadi hal yang wajar, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera mencari pertolongan medis:
Jika Anda mengalami gejala ringan, beberapa langkah sederhana mungkin bisa membantu:
Mengenali tubuh Anda adalah kunci. Jika rasa lemas dan keringat terus mengganggu aktivitas sehari-hari atau disertai gejala yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Mereka dapat membantu mendiagnosis penyebab pastinya dan memberikan penanganan yang sesuai untuk mengembalikan vitalitas Anda.