Munculnya rasa gatal pada tubuh, terutama saat atau setelah berkeringat, adalah keluhan yang umum dialami banyak orang. Sensasi ini bisa sangat mengganggu, mulai dari rasa geli ringan hingga gatal yang tak tertahankan. Ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebabnya, dan memahaminya adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang tepat. Artikel ini akan mengulas secara mendalam kenapa badan terasa gatal saat berkeringat.
Salah satu penyebab paling umum dari gatal saat berkeringat adalah kondisi yang dikenal sebagai kolinergik urtikaria. Kondisi ini sering kali disalahartikan sebagai biang keringat biasa. Kolinergik urtikaria adalah reaksi alergi terhadap pelepasan asetilkolin, sebuah neurotransmitter yang dilepaskan tubuh sebagai respons terhadap peningkatan suhu, stres emosional, atau aktivitas fisik yang intens.
Ketika tubuh Anda mulai memproduksi keringat sebagai mekanisme pendinginan, pelepasan asetilkolin dapat memicu sel mast di kulit untuk melepaskan histamin. Histamin inilah yang menyebabkan rasa gatal, kemerahan, dan terkadang muncul bintik-bintik kecil kemerahan yang sedikit menonjol (mirip biduran). Rasa gatal ini biasanya muncul dalam beberapa menit setelah tubuh mulai memanas dan berkeringat, dan bisa berlangsung selama satu hingga dua jam.
Faktor pemicu kolinergik urtikaria bisa sangat beragam, antara lain:
Kulit yang kering cenderung lebih rentan terhadap iritasi. Saat Anda berkeringat, keringat yang menguap dari permukaan kulit dapat menarik kelembaban alami dari lapisan kulit yang lebih dalam, memperburuk kekeringan. Selain itu, komponen garam dalam keringat juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sudah sensitif atau kering.
Produk perawatan kulit yang tidak cocok, seperti sabun yang terlalu keras, deterjen pakaian, atau pelembut kain, juga bisa meninggalkan residu pada kulit yang bereaksi negatif saat bercampur dengan keringat. Hal ini bisa menimbulkan reaksi gatal yang signifikan.
Mengenakan pakaian yang terlalu ketat atau terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat dengan baik dapat menyebabkan gesekan berlebih pada kulit, terutama saat Anda bergerak dan berkeringat. Gesekan ini, dikombinasikan dengan kelembaban dari keringat, dapat mengiritasi folikel rambut dan permukaan kulit, memicu rasa gatal.
Bahan sintetis seperti poliester atau nilon cenderung memerangkap panas dan kelembaban di kulit, sehingga lebih mungkin menyebabkan iritasi dibandingkan bahan alami seperti katun atau linen yang memiliki sirkulasi udara lebih baik.
Lingkungan yang lembap dan hangat, seperti yang tercipta saat berkeringat, adalah tempat ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Jika kulit Anda memiliki luka kecil, goresan, atau area yang teriritasi, jamur atau bakteri dapat masuk dan menyebabkan infeksi. Infeksi jamur, seperti kurap atau panu, seringkali disertai rasa gatal yang memburuk saat area tersebut lembap atau berkeringat.
Bakteri pada kulit juga bisa berkembang biak, terutama di area lipatan tubuh seperti ketiak, selangkangan, atau di bawah payudara. Keringat yang bercampur dengan bakteri ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang pada akhirnya menimbulkan rasa gatal.
Beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap bahan kimia tertentu yang terkandung dalam produk perawatan tubuh, seperti deodoran, losion, parfum, atau bahkan bahan aktif dalam tabir surya. Saat keringat bercampur dengan bahan-bahan ini di permukaan kulit, reaksi alergi atau iritasi dapat terjadi, memanifestasikan diri sebagai rasa gatal.
Selain itu, residu deterjen atau pelembut pada pakaian juga bisa menjadi pemicu bagi sebagian individu yang memiliki kulit sensitif.
Untuk mengatasi dan mencegah rasa gatal saat berkeringat, ada beberapa langkah yang bisa Anda coba:
Memahami penyebab gatal saat berkeringat adalah kunci untuk mendapatkan kelegaan. Dengan sedikit perhatian pada kebiasaan sehari-hari dan perawatan kulit, Anda dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan ketidaknyamanan ini.