Kenapa Ari-ari Sakit Saat Hamil? Ini Jawabannya

Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan, namun tidak jarang disertai dengan berbagai keluhan fisik. Salah satu keluhan yang mungkin dirasakan oleh ibu hamil adalah nyeri pada area ari-ari atau plasenta. Pertanyaannya, kenapa ari-ari sakit ketika hamil?

Ari-ari, atau plasenta, adalah organ vital yang berkembang di rahim selama kehamilan. Fungsinya adalah menyediakan oksigen dan nutrisi bagi janin serta membuang produk limbah dari tubuh bayi. Plasenta terhubung ke bayi melalui tali pusat. Meskipun plasenta sendiri tidak memiliki saraf yang sensitif terhadap rasa sakit, namun rasa sakit yang dirasakan di area tersebut seringkali merupakan gejala dari kondisi lain yang memengaruhi area plasenta atau struktur di sekitarnya.

Perubahan Anatomi dan Fisiologis Selama Kehamilan

Selama kehamilan, tubuh ibu mengalami perubahan luar biasa untuk menampung dan mendukung pertumbuhan janin. Rahim membesar secara signifikan, mendorong organ-organ lain ke atas dan ke samping. Pertambahan berat badan janin dan cairan ketuban juga menambah tekanan pada struktur di sekitarnya.

Perubahan ini dapat menyebabkan:

Kondisi Medis yang Menyebabkan Nyeri Ari-ari

Meskipun rasa tidak nyaman ringan bisa jadi normal, nyeri yang lebih parah atau persisten pada area ari-ari bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang memerlukan perhatian. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebabnya:

1. Solusio Plasenta (Plasenta Prematur)

Ini adalah kondisi serius di mana plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum bayi lahir. Gejala solusio plasenta meliputi nyeri perut atau punggung yang tiba-tiba dan parah, pendarahan vagina (meskipun kadang tidak ada pendarahan), kram, dan rahim yang terasa tegang atau nyeri saat disentuh. Karena plasenta menempel pada dinding rahim, pelepasan dari dinding ini bisa menyebabkan rasa sakit yang signifikan di area tersebut.

2. Plasenta Previa

Plasenta previa terjadi ketika plasenta sebagian atau seluruhnya menutupi jalan keluar rahim (serviks). Biasanya, plasenta previa tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi dapat menyebabkan pendarahan tanpa rasa sakit di trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus, pergeseran plasenta di awal atau adanya kontraksi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di area plasenta.

3. Infeksi pada Membran Ketuban (Korioamnionitis)

Infeksi pada kantung ketuban dan cairan ketuban dapat menyebabkan nyeri di perut bagian bawah atau panggul, yang bisa dirasakan di area di mana plasenta berada. Gejala lain mungkin termasuk demam, denyut jantung janin yang cepat, dan keluarnya cairan dari vagina.

4. Ketegangan pada Otot Perut dan Panggul

Seperti yang disebutkan sebelumnya, rahim yang membesar meregangkan otot dan ligamen. Nyeri yang dirasakan di perut bagian bawah atau samping terkadang disalahartikan sebagai nyeri ari-ari. Nyeri ini seringkali bersifat tumpul, pegal, atau seperti kram, dan bisa memburuk saat bergerak, batuk, atau bersin.

5. Masalah pada Organ Lain

Kadang-kadang, nyeri yang dirasakan di area perut bagian bawah bisa berasal dari organ lain, seperti kandung kemih (infeksi saluran kemih), usus buntu, atau masalah pencernaan yang diperparah oleh tekanan rahim. Lokasinya bisa tumpang tindih dengan area tempat plasenta berada.

Kapan Harus Khawatir dan Segera ke Dokter?

Penting untuk membedakan antara rasa tidak nyaman ringan yang umum terjadi pada kehamilan dengan nyeri yang mengkhawatirkan. Segera hubungi dokter atau bidan jika Anda mengalami:

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab nyeri dan memberikan penanganan yang tepat demi kesehatan ibu dan bayi.

🏠 Homepage