Kehamilan adalah periode yang luar biasa penuh dengan perubahan pada tubuh wanita. Seiring perkembangan janin di dalam rahim, berbagai struktur pun ikut menyesuaikan diri untuk mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup bayi. Salah satu area yang seringkali mengalami perubahan dan menimbulkan sensasi yang berbeda adalah di sekitar ari-ari (plasenta). Terkadang, ibu hamil merasakan sakit atau ketidaknyamanan di area ini. Lantas, kenapa ari-ari sakit saat hamil?
Ari-ari, atau plasenta, adalah organ penting yang menghubungkan ibu dan janin. Organ ini bertugas menyuplai oksigen dan nutrisi kepada janin, serta membuang produk sisa metabolisme janin. Plasenta akan terus tumbuh dan berkembang seiring usia kehamilan, melekat pada dinding rahim. Peningkatan ukuran dan perubahan pada plasenta inilah yang seringkali menjadi penyebab utama rasa sakit atau tidak nyaman.
Selama kehamilan, tubuh ibu mengalami berbagai penyesuaian untuk mengakomodasi pertumbuhan janin. Rahim mengalami peregangan luar biasa, otot-otot panggul berubah, dan ligamen menjadi lebih elastis. Ari-ari sendiri juga terus berkembang, menjadi lebih besar dan lebih tebal dari waktu ke waktu. Peningkatan volume ini dapat memberikan tekanan pada jaringan di sekitarnya, termasuk dinding rahim dan area perut bagian bawah.
Rasa sakit atau pegal di area ari-ari bisa jadi merupakan respons alami tubuh terhadap peregangan ini. Ligamen bundar (round ligaments) yang menopang rahim juga akan meregang. Ketika rahim membesar, ligamen ini ikut tertarik, terkadang menimbulkan rasa nyeri tajam atau seperti ditarik di sisi perut bawah, yang bisa dirasakan mendekati area ari-ari.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, janin akan semakin aktif bergerak. Tendangan, cegukan, atau perubahan posisi janin di dalam rahim dapat terasa hingga ke permukaan perut, termasuk area di mana plasenta berada. Terkadang, gerakan janin ini bisa sangat kuat dan spontan, menyebabkan rasa kaget atau nyeri sesaat yang bisa disalahartikan sebagai rasa sakit pada ari-ari.
Jika plasenta Anda terletak di bagian depan rahim (plasenta anterior), Anda mungkin merasakan gerakan janin secara lebih teredam. Namun, bahkan dengan plasenta anterior, tendangan yang kuat di waktu-waktu tertentu tetap bisa menimbulkan sensasi yang cukup intens di area perut.
Lokasi perlekatan plasenta di dinding rahim juga bisa memengaruhi persepsi rasa sakit. Plasenta dapat menempel di bagian depan (anterior), belakang (posterior), samping (lateral), atas (fundus), atau bahkan menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (plasenta previa). Jika plasenta menempel di area yang lebih sensitif atau tertekan oleh gerakan janin atau perubahan postur tubuh, rasa tidak nyaman bisa lebih terasa.
Pada beberapa kasus, terutama di akhir kehamilan, plasenta yang menempel di bagian bawah rahim atau dekat dengan serviks dapat memberikan sensasi yang berbeda.
Saat kehamilan semakin tua, berat janin dan cairan ketuban meningkat. Ini memberikan tekanan tambahan pada semua struktur di perut bagian bawah, termasuk area di mana ari-ari terpasang. Peregangan kulit perut, jaringan ikat, dan otot-otot perut dapat menimbulkan rasa pegal, kencang, atau bahkan sedikit nyeri.
Perubahan postur tubuh, seperti saat berdiri, duduk, atau berbaring, juga dapat memengaruhi tekanan pada area ari-ari. Kadang-kadang, rasa sakit bisa muncul atau memburuk saat ibu mengubah posisi.
Meskipun rasa sakit ringan hingga sedang di area ari-ari seringkali merupakan bagian normal dari kehamilan, ada beberapa kondisi medis yang juga dapat menyebabkan nyeri di area tersebut dan memerlukan perhatian medis segera. Penting untuk mengenali perbedaannya:
Jika Anda mengalami rasa sakit yang sangat kuat, tiba-tiba, disertai pendarahan vagina, demam, mual, muntah, atau penurunan gerakan janin, segera hubungi dokter atau bidan Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab rasa sakit dan memberikan penanganan yang tepat untuk memastikan kesehatan Anda dan bayi.
Pada kebanyakan kasus, rasa pegal atau nyeri ringan di area ari-ari saat hamil adalah hal yang wajar. Namun, kewaspadaan dan komunikasi terbuka dengan tenaga medis adalah kunci untuk menjalani kehamilan yang aman dan sehat.