Munculnya benjolan di area leher, khususnya di bagian belakang sebelah kanan, bisa menimbulkan kekhawatiran bagi siapa saja. Fenomena ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi yang ringan dan sementara hingga kondisi medis yang memerlukan perhatian lebih serius. Memahami potensi penyebabnya adalah langkah awal yang penting untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Benjolan di leher bisa berasal dari berbagai struktur yang ada di area tersebut, seperti kelenjar getah bening, otot, jaringan lemak, folikel rambut, atau bahkan masalah pada tulang belakang. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum:
Ini adalah salah satu penyebab paling sering ditemui. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas menyaring patogen seperti bakteri dan virus. Ketika tubuh melawan infeksi, kelenjar getah bening di area yang terinfeksi bisa membengkak, terasa nyeri, dan muncul sebagai benjolan. Infeksi yang umum menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher antara lain:
Benjolan akibat pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terasa lunak dan bisa digerakkan, meskipun terkadang bisa terasa lebih keras jika peradangan sudah berlangsung lama.
Lipoma adalah tumor jinak yang terdiri dari jaringan lemak. Benjolan ini tumbuh sangat lambat dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Lipoma umumnya terasa lunak, elastis, dan mudah digerakkan di bawah kulit. Lipoma bisa muncul di mana saja di tubuh, termasuk di leher.
Kista adalah kantung tertutup di bawah kulit yang berisi cairan, nanah, atau materi lainnya. Kista bisa terbentuk akibat penyumbatan kelenjar minyak, folikel rambut, atau faktor lainnya. Kista sebaceous (kistaepidermoid) adalah jenis kista yang umum muncul di leher. Kista biasanya terasa bulat, halus, dan bisa terasa kenyal atau keras.
Peradangan pada folikel rambut (folikulitis) atau jerawat yang meradang bisa menimbulkan benjolan merah yang terasa nyeri dan terkadang mengandung nanah di leher. Kondisi ini biasanya bersifat sementara dan akan mereda setelah infeksi teratasi.
Pada bayi, tortikolis seringkali disebabkan oleh pemendekan otot sternocleidomastoid (otot besar di leher). Hal ini bisa menyebabkan adanya benjolan di otot tersebut. Pada orang dewasa, tortikolis bisa disebabkan oleh kejang otot, cedera, atau kondisi neurologis, yang terkadang dapat terasa seperti benjolan.
Selain lipoma, ada beberapa jenis tumor jinak lain yang bisa tumbuh di leher, seperti fibroma (tumor jaringan ikat) atau neuroma (tumor pada saraf). Tumor ini umumnya tumbuh lambat dan tidak menyebar.
Meskipun jarang, benjolan di leher juga bisa menjadi indikasi adanya keganasan, seperti limfoma (kanker kelenjar getah bening), kanker tiroid, atau kanker yang menyebar dari area lain (metastasis). Benjolan akibat kanker seringkali terasa keras, tidak nyeri, dan tidak mudah digerakkan. Namun, penting untuk diingat bahwa benjolan yang tidak nyeri belum tentu jinak, dan benjolan yang nyeri belum tentu ganas.
Sebagian besar benjolan di leher bersifat jinak dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami benjolan yang:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi benjolan tersebut, termasuk menanyakan riwayat kesehatan Anda. Tergantung pada temuan awal, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
Penanganan benjolan di leher akan sangat bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi, antibiotik atau antivirus mungkin diperlukan. Benjolan jinak seperti lipoma atau kista mungkin hanya perlu dipantau atau diangkat melalui prosedur bedah minor jika mengganggu atau menyebabkan ketidaknyamanan. Untuk kasus keganasan, penanganan akan melibatkan kemoterapi, radioterapi, atau operasi, sesuai dengan jenis dan stadium kanker.
Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang benjolan di leher Anda, selalu konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan yang berkualifikasi.