Benjolan di Leher Terasa Sakit: Mengenali Penyebab Umumnya
Kehadiran benjolan di leher yang disertai rasa sakit tentu menimbulkan kekhawatiran. Leher merupakan area yang kaya akan struktur penting, termasuk kelenjar getah bening, pembuluh darah, otot, saraf, dan kelenjar tiroid. Setiap kelainan pada struktur-struktur ini dapat bermanifestasi sebagai benjolan.
Meskipun benjolan di leher bisa tampak menakutkan, tidak semua benjolan bersifat berbahaya. Seringkali, benjolan tersebut adalah respons tubuh terhadap infeksi atau peradangan ringan. Namun, penting untuk memahami berbagai kemungkinan penyebab agar dapat menentukan langkah penanganan yang tepat.
Penyebab Umum Benjolan di Leher yang Terasa Sakit
Ada beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan munculnya benjolan di leher yang terasa nyeri:
Ini adalah penyebab paling umum dari benjolan di leher yang terasa sakit. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyaring patogen seperti bakteri dan virus. Ketika tubuh sedang melawan infeksi, kelenjar getah bening bisa membesar dan meradang, menyebabkan benjolan yang terasa lunak dan nyeri saat ditekan.
Infeksi Virus: Seperti pilek biasa, flu, mononukleosis (penyakit ciuman), atau infeksi virus lainnya yang menyerang saluran pernapasan atas.
Infeksi Bakteri: Termasuk radang tenggorokan (strep throat), infeksi telinga, infeksi gigi, atau infeksi kulit di sekitar leher.
Infeksi Lain: Seperti campak, gondongan, atau tuberkulosis (TB) yang juga dapat memengaruhi kelenjar getah bening.
2. Infeksi pada Struktur Lain
Selain kelenjar getah bening, infeksi pada struktur lain di leher juga bisa menyebabkan benjolan yang nyeri:
Abses: Penumpukan nanah akibat infeksi bakteri. Abses bisa terbentuk di berbagai jaringan, termasuk di bawah kulit leher atau di dalam otot.
Radang Amandel (Tonsillitis): Amandel yang membengkak dan terinfeksi dapat menyebabkan pembengkakan yang terasa hingga ke area leher, disertai rasa nyeri saat menelan.
Faringitis: Peradangan pada faring (tenggorokan) yang juga bisa memicu pembesaran kelenjar getah bening di leher.
3. Cedera atau Trauma
Benjolan di leher juga bisa disebabkan oleh cedera pada otot atau jaringan lunak leher. Misalnya, terkilir pada otot leher akibat gerakan mendadak atau benturan.
Otot Leher Terkilir: Dapat menyebabkan peradangan lokal, pembengkakan, dan rasa nyeri yang terkadang terasa seperti benjolan.
Hematoma: Penumpukan darah di bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah, yang bisa terjadi setelah benturan.
4. Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher. Gangguan pada kelenjar ini terkadang bisa menimbulkan benjolan:
Tiroiditis: Peradangan pada kelenjar tiroid, yang bisa disebabkan oleh infeksi atau penyakit autoimun. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan tiroid (gondok) yang terasa nyeri.
Nodul Tiroid yang Meradang: Nodul tiroid adalah benjolan di kelenjar tiroid. Jika nodul ini mengalami peradangan atau perdarahan, ia bisa menjadi nyeri.
5. Tumor (Jarang, tetapi Perlu Diperhatikan)
Meskipun jarang terjadi, benjolan di leher yang tidak kunjung hilang, terus membesar, atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, bisa jadi merupakan tanda adanya tumor. Tumor bisa bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker).
Tumor Jinak: Seperti lipoma (tumor lemak) atau kista yang bisa tumbuh perlahan dan umumnya tidak berbahaya, namun bisa menimbulkan rasa tidak nyaman jika membesar.
Tumor Ganas: Kanker kelenjar getah bening (limfoma), kanker tiroid, atau kanker metastasis dari organ lain ke kelenjar getah bening leher. Benjolan akibat kanker biasanya tidak nyeri pada awalnya, namun bisa menjadi nyeri seiring perkembangannya.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar benjolan di leher yang terasa sakit akan sembuh dengan sendirinya seiring dengan membaiknya infeksi yang mendasarinya. Namun, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami hal berikut:
Benjolan yang ukurannya terus membesar.
Benjolan terasa keras, tidak bergerak saat ditekan, dan tidak nyeri.
Benjolan bertahan lebih dari dua minggu tanpa perbaikan.
Disertai gejala lain seperti penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, demam tinggi yang persisten, kesulitan bernapas atau menelan, suara serak yang berkelanjutan, atau luka yang tidak kunjung sembuh di mulut atau tenggorokan.
Benjolan terasa sangat nyeri dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes lanjutan seperti tes darah, USG, CT scan, MRI, atau biopsi untuk menentukan penyebab pasti benjolan dan memberikan penanganan yang paling sesuai.
Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan kondisi kesehatan Anda dengan dokter.