Obat antasida adalah salah satu jenis obat yang paling umum digunakan untuk meredakan gejala gangguan pencernaan, terutama nyeri ulu hati (heartburn) dan gangguan asam lambung lainnya. Antasida bekerja dengan cara menetralkan kelebihan asam klorida (HCl) yang diproduksi oleh lambung. Meskipun banyak tersedia bebas di pasaran, penting untuk mengetahui jenis-jenisnya karena komposisi dan kecepatan kerjanya bisa berbeda.
Asam lambung yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung atau kerongkongan, menimbulkan rasa perih atau panas. Antasida bertindak sebagai basa lemah yang bereaksi secara kimia dengan asam lambung, menghasilkan air dan garam yang relatif tidak berbahaya. Reaksi ini dengan cepat menurunkan kadar keasaman (pH) di dalam lambung, sehingga mengurangi iritasi dan memberikan kelegaan sesaat.
Secara umum, antasida dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan mineral aktifnya. Beberapa jenis utama yang sering ditemukan meliputi:
Obat ini bekerja relatif lambat namun memberikan efek penetralan yang tahan lama. Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan adalah kecenderungan menyebabkan konstipasi atau sembelit pada beberapa pengguna.
Magnesium hidroksida (sering dikenal sebagai Milk of Magnesia) dikenal memiliki efek netralisasi yang cepat dan kuat. Namun, efek samping utamanya adalah dapat menyebabkan diare karena sifat laksatif ringan dari magnesium.
Kalsium karbonat adalah salah satu antasida yang paling populer karena cepat bekerja dan memberikan rasa lega segera. Kelemahannya, ia dapat menyebabkan produksi asam lambung kembali meningkat setelah efeknya habis (acid rebound). Selain itu, penyerapan kalsium berlebihan perlu diwaspadai bagi penderita masalah ginjal.
Mengingat bahwa antasida tunggal sering kali memiliki efek samping yang berlawanan (misalnya, aluminium menyebabkan konstipasi, sementara magnesium menyebabkan diare), banyak produk antasida modern dijual dalam bentuk kombinasi.
Kombinasi yang paling umum adalah menggabungkan senyawa aluminium dan magnesium. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan efek sampingnya; efek laksatif dari magnesium akan diimbangi oleh efek astringen (pengikat) dari aluminium, menghasilkan efek pencernaan yang lebih seimbang dan nyaman bagi pengguna.
Selain komposisi kimianya, antasida juga bervariasi dalam bentuk sediaannya, yang mempengaruhi kecepatan onset kerjanya:
Antasida sangat efektif untuk penanganan gejala sesekali akibat makan berlebihan, makanan pedas, atau stres. Namun, antasida hanya mengatasi gejala, bukan penyebab utama masalah asam lambung. Jika Anda mengalami nyeri ulu hati lebih dari dua kali seminggu, atau jika gejala tidak membaik setelah penggunaan antasida rutin selama dua minggu, ini bisa menjadi indikasi adanya kondisi medis yang lebih serius seperti GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau tukak lambung. Dalam situasi tersebut, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang mungkin akan meresepkan obat yang bekerja lebih dalam seperti penghambat pompa proton (PPI) atau antagonis reseptor H2. Penggunaan antasida berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan beberapa obat lain, jadi selalu baca petunjuk penggunaan.